Trik Milik Liuli Guoguo (4)
Trik Milik Liuli Guoguo (4)
Niu Giguang yang sudah berumur enam puluh tahun lebih ini, dia sendiri tidak tahu sudah berapa banyak angkatan mahasiswa yang telah dibimbingnya. Bisa dikatakan dia punya mahasiswa dari seluruh negeri.
Setelah bertemu dengan mahasiswa yang terlambat masuk kelas, atau kadang malah bolos kelas yang akhirnya para mahasiswa itu mulai mengarang banyak sekali alasan agar tidak dihukum. Alasan-alasan yang dibuat mereka mungkin lebih dari ratusan dan sangat beraneka ragam sekali, bahkan alasan apapun juga ada.
Tapi, setiap kali itu juga, Niu Siguang selalu berhasil menguak alasan bohong mereka itu. Tapi kali ini, wajah kecil Liuli Guoguo yang buruk rupa dan banyak bopengnya itu telah dipenuhi dengan tetesan air mata.
Mulut kecilnya yang terus memanyun dan bicara banyak sekali mengatakan setumpuk alasan. Hal itu malah membuat hati Niu Siguang yang curiga jadi goyah, dan perlahan akhirnya dia percaya kepada Liuli Guoguo.
Niu Siguang mengerutkan keningnya, lalu berjalan menghampiri Liuli Guoguo, kemudian melirik ke si kucing kecil di samping Liuli Guoguo yang tampak aneh itu. Dia dengan penuh perhatian setelah itu berkata kepada Liuli Guoguo, "Kakimu baik-baik saja, kan? Sini, biar aku periksa!"
Liuli Guoguo langsung cemberut, dan mengerutkan keningnya semakin erat. Lalu mata besarnya semakin keras meneteskan air mata. "Hiks hiks hiks, tidak perlu guru. Aku tidak enak dan malu sendiri! Aku sudah terlambat, jadi sama sekali tidak berhak mendapatkan perhatian dari anda. Apa yang aku katakan ini semuanya kenyataan."
"Semua ini salahku, aku tidak seharusnya terlambat. Namun, aku tidak menyesal sedikitpun! Jika aku tidak bangun terlambat dan terlambat keluar dari asrama, mungkin aku tidak akan bertemu dengan si kucing kecil yang tertindih batu besar itu. Sehingga tidak melakukan hal baik ini!"
"Walaupun karena hal ini aku jadi sangat terlambat datang ke kelas, tapi aku tidak menyesal sedikitpun! Tolong, hukum aku!" kata Liuli Guoguo kepada Niu Siguang dengan berlinangan air mata. Tampak tanggung jawab besar dan rasa bersalah yang menggantung di wajah kecilnya.
Wu Yunfu dan Bai Yue jadi semakin cemberut. Sedangkan Lie Nieduo, dia benar-benar kagum dengan akting Liuli Guoguo, bahkan dia sampai menelan ludahnya.
Lie Nieduo sangat gugup sekali. Karena sebenarnya Liuli Guoguo telah mengarang kata-kata untuknya. Tapi, begitu merasa gugup seperti ini, dia langsung lupa kata-kata yang telah diajarkan Liuli Guoguo itu. Dia merasa kalau lebih baik dirinya berdiri saja dan diam di sana. Membiarkan Liuli Guoguo yang menampilkan pertunjukan ini dengan baik.
Kalau tidak, begitu Lie Nieduo buka mulut ketika takut, yang ada dia akan gemetaran dan malah menggagalkan rencana ini karena gugup dan tegang. Setelah itu, nanti malah akan dicurigai oleh guru, dan berakhir buruk.
Niu Siguang memandangi mata anggur besar Liuli Guoguo yang berlinangan air mata. Di wajah yang penuh bopeng itu, tampak rasa bersalah dan tanggung jawab. Lalu, dia melirik ke 'kucing' dengan kain kasa putih yang membalut di kaki gemuknya di samping Liuli Guoguo.
Orang tua yang umurnya sudah setengah abad pasti akan lebih mudah melembut hatinya. Niu Siguang percaya kepada Liuli Guoguo, dan tidak lagi mau memeriksa luka Liuli Guoguo. Lalu dia mengelus-elus jenggot putihnya dan berkata, "Baiklah, bisa dibilang alasan ini sangat mengharukan. Apalagi menyelamatkan binatang kecil dengan berani. Kasih sayang seperti ini sungguh berharga, siapa namamu?"
Wu Yunfu dan Bai Yue tercengang mendengar ini. Siapa yang bisa percaya begitu saja? Guru Niu Siguang ini punya masalah dengan IQ-nya, ya! batin mereka.
Liuli Guoguo menarik ingus di hidungnya, lalu menjawab guru Niu Siguang, "Pak guru, namaku Li Guo."
"Li Guo? Kamu ini mahasiswa dari luar daerah ya?" tanya guru Niu Siguang sambil mengelus jenggot putihnya. Dia menanyakan hal ini karena merasa kalau nama itu cukup asing di telinganya.
Liuli Guoguo menjawab, "Em!" Lalu mata besarnya bersinar dengan lugunya.
"Bagaimana denganmu?" tanya guru Niu Siguang sambil mengalihkan pandangannya ke Lie Nieduo yang berdiri diam di dekat pintu masuk, bahkan masih tampak linglung.
Lie Nieduo gemetaran dan langsung menjawab, begitu tiba-tiba ditatap oleh Niu Siguang, "Lie Nieduo! Pak guru, namaku Lie Nieduo, tapi karena wajahku sangat gemuk, anda boleh memanggilku Duo gemuk!"
"Hahahahahaha!" Para mahasiswa lain di kelas itu tiba-tiba tertawa dan merasa terhibur sekali dengan ekspresi konyol dari Lie Nieduo.
Niu Siguang mengerutkan kening, menoleh dan menatap dengan serius ke arah para mahasiswa yang tertawa itu. Setelah itu, mereka dengan cepat langsung menutup mulut mereka dan tidak berani tertawa lagi.