Hari Pertama Berpisah Dengannya, Sudah Merindukannya
Hari Pertama Berpisah Dengannya, Sudah Merindukannya
Satu tangan Liuli Guoguo memegang bakpao yang masih hangat itu, dan melihat bubur putih sederhana yang juga masih panas, dan baru saja dia minum. Setelah itu muncul senyum lugu di wajah bopengnya, seolah dia sedang merasa memiliki seluruh dunia.
Lie Nieduo merasa senang dan bahagia sekali begitu dipuji seperti itu oleh Liuli Guoguo. Seketika muncul senyum cerah dan indah dari wajah gemuknya. "Xiao Guo, sebenarnya aku mau membuatkan bakpao daging untukmu. Tapi, sayangnya dagingnya sudah habis digunakan untuk makan malam dua kali kemarin malam. Aku kasih tahu ya, bakpao daging buatanku sangat..."
Belum sempat Lie Nieduo melontarkan kata 'Enak', tiba-tiba dia menyadari sesuatu. Setelah itu dia melihat leher ramping Liuli Guoguo, lalu berkata, "Xiao Guo, nyamuk-nyamuk di kamarmu kenapa bisa sejahat ini?! Menggigitmu sampai bentol-bentol seperti ini!"
"Hah?" gumam Liuli Guoguo yang belum menyadari apa yang sedang dibicarakan.
Setelah makan bakpao kedua puluh lima, Lie Nieduo lalu melanjutkan, "Lehermu banyak bentol-bentol, pasti sangat gatal ya. Kamu tunggu di sini, aku akan mengambilkan obat di kamarku dulu."
"Uhuk uhuk uhuk."
Setelah Liuli Guoguo menyadari apa yang dimaksud, dia langsung tersedak bakpao. Kemudian dia bergegas berdiri dan menghentikan Lie Nieduo yang mau mengambil obat. Bakpao yang tercekat di tenggorokan, dengan susahnya segera ditelan olehnya. Lalu dia berkata kepada Lie Nieduo sambil melambaikan tangannya, "Duo gemuk, tidak gatal kok. Tidak perlu diolesi obat, terima kasih."
Lie Nieduo melepaskan tangan kecil Liuli Guougo yang seputih salju itu, lalu mengerutkan kening dan berkata dengan serius, "Mana boleh seperti ini?! Walaupun tidak gatal, tetap harus diolesi. Banyak sekali bentolnya."
Setelah melepaskan tangan Liuli Guoguo dan selesai bicara dengan serius, Lie Nieduo pun bergegas berlari ke kamarnya sendiri. Sedangkan Liuli Guoguo hanya bisa tertegun. Wajah kecilnya kemudian memerah, seperti ada dua apel merah yang menggantung di wajahnya. Karena dia benar-benar tidak tahu untuk sebaiknya berkata apa.
Pada akhirnya, Liuli Guoguo tidak hanya menurut dan membiarkan Lie Nieduo mengoleskan obat kepadanya. Bahkan, dia juga memberikan obat nyamuk bakar yang punya fungsi sangat hebat kepadanya.
***
Karena Xuanyuan Pofan setelah pergi ke perguruan tinggi Xing Yun untuk menemui si kucing kecilnya lalu mencium dan memeluknya. Dengan cepat dia langsung kembali ke kediaman Raja Huayou, dan dini harinya pergi untuk berlatih pedang. Oleh karena itu, dia tidak tidur dengan baik. Jadi, dua lingkaran hitam yang pekat menggantung di mata elangnya yang tampan, bahkan dia juga terus bersin.
Pengawal kedua belas menaruh mangkuk porselen putih yang ditutup dengan tutup porselen putih juga. Kemudian dia berjalan menuju Xuanyuan Pofan dan berkata, "Tuan, dapur telah mengirimkan sup seratus bunga."
Xuanyuan Pofan menaruh pedangnya, lalu membuka tutup porselen putih itu, dan menyesap sesendok sup bunganya. Matanya tanpa sadar memandang ke sebuah tempat yang tidak jauh di depan bambu hijau. Selama ini, si kucing kecilnya selalu duduk di sana.
Memainkan alat musiknya, memetik senar, meniup seruling, dengan mata anggurnya yang besar dan jernih melengkung untuk menemani Xuanyuan Pofan berlatih pedang. Hari ini, tempat itu kosong. Tidak ada alat musik apapun, apalagi si kucing kecilnya. Hari pertama berpisah, namun sudah merindukannya.
Pada saat ini, pengawal kesatu berjalan ke halaman belakang, lalu melapor kepada Xuanyuan Pofan, "Tuan, Jenderal Wu Yunlie dan Nyonya datang berkunjung. Pengawal kedelapan telah menyambutnya dan membawa mereka untuk duduk di aula utama.
Xuanyuan Pofan menaikkan alis indahnya, menaruh mangkuk porselen putih di tangannya. Lalu mengambil sapu tangan yang diberikan oleh pengawal ketiga untuk menyeka keringat. Setelah itu dia berbalik dan pergi menuju aula utama.
***
Di asrama Taohua, perguruan tinggi Xing Yun,
"Cai Gua, kamu bermain sendiri dulu di asrama Taohua ya. Sepulang sekolah kami akan kembali menemanimu lagi," kata Liuli Guoguo kepada Cai Gua sambil mengelus kepala berbulu kecil chinchillanya.
"Em em! Baik!" gumam Cai Gua yang sangat mengerti. Jadi dia bergegas mengangguk sambil menggoyangkan pantat kecilnya yang gemuk. "Nyonya kecil tidak perlu khawatir. Kalian berdua pergilah. Aku akan tetap di sini menunggu kalian," lanjutnya.
"Cai Gua-ku memang yang paling baik," kata Liuli Guoguo dengan lesung pipi cerah yang muncul di pipinya.