Dewi yang Menyedihkan
Dewi yang Menyedihkan
"Baiklah," jawab Lan Xin sambil melengkungkan bibirnya. Dia lalu menundukkan kepala dan meniup permen itu. Dalam sekejap, permen itu pun langsung berubah menjadi buah delima yang besar, bulat, dan sangat merah.
"Wow!" seru Liuli Guoguo. Setelah dia benar-benar menyaksikan dan membuktikan sendiri hal ajaib ini dari jarak yang sangat dekat. Kemudian dia pun langsung melompat tinggi dengan sangat bersemangat dan gembiranya.
"Siluman seperti kalian ini, apakah semuanya punya kemampuan seperti ini?" tanya Liuli Guoguo. Namun, ketika ucapan itu sudah sampai di bibirnya, dia tidak berani untuk menanyakannya secara langsung. Karena anak laki-laki itu, sepertinya sangat takut orang lain tahu kalau dia ini adalah salah satu klan siluman.
Ketika memikirkan ini, Liuli Guoguo pun kemudian mengangguk dengan senang, dan segera berkata pada anak kecil klan siluman rubah itu, "Terima kasih."
Setelah itu, Liuli Guoguo langsung memeluk buah delima besar itu ke dalam pelukannya. Cih, Kakak Po, aku akan menggunakan buah delima ini untuk menaklukkanmu! Lihat saja, apa kamu masih akan mengabaikanku, cih! batinnya.
Liuli Guoguo melompat dengan senangnya, lalu kembali ke belakang dan merayakan kesenangan ini sebentar dengan Pao Baobao. Setelah itu, dia menarik Pao Baobao ke depan dan menyuruhnya segera merubah barang apa yang dia mau.
***
Bunga tersenyum dan air tinta masih saja gelap.
Setelah Xuanyuan Pofan naik ke kereta yang telah disiapkan oleh Murong Mingyue, wajah tampannya masih saja begitu dingin dan hatinya masih saja kesal. Dia tidak mengerti kenapa dirinya bisa kesal dan ngambek dengan seorang anak kecil. Istrinya itu sudah berumur sepuluh tahun. Setelah beberapa hari lagi, dia sudah berumur sebelas tahun.
Ada beberapa hal di mana dia sudah harus mengerti dan memahaminya. Namun, ketika mengubah pemikirannya sejenak, sayangnya istri kecilnya masih ini tidak mengerti dan memahami semua ini. Namun, sebenarnya itu adalah hal yang wajar. Karena bagaimanapun, istrinya itu dilindungi olehnya dengan sangat baik dan juga terlalu dimanjakan.
Di otak Xuanyuan Pofan hanya dipenuhi oleh gadis berbaju merah muda yang imut dan menggemaskan itu. Sedangkan di otak gadis muda yang lembut dan sangat anggun yang saat ini duduk di hadapannya itu, saat ini malah dipenuhi oleh Xuanyuan Pofan.
Bibir seksi yang bagaikan bunga plum itu sudah beberapa kali ingin membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan dengan Xuanyuan Pofan. Namun, karena malu, jadi dia hanya bisa diam.
Di hati Murong Mingyue saat ini, seperti sedang ada batu kecil yang menghantam lautan, dan membuat riak ombak muncul. Juga seperti ada rumput yang tengah menggaruk telapak kaki hatinya, begitu geli dan membuatnya sangat berdebar-debar.
Jika tidak ada suara gerakan roda kereta yang berputar, dan juga suara kaki kuda yang terus menapaki jalan. Mungkin orang-orang yang ada di dalam kereta kuda ini bisa saja mendengarkan jantung Murong Mingyue yang berdebar dan berdetak dengan kencang, karena sangat senang, namun juga gugup.
Gadis muda itu mengangkat kepalanya dengan malu-malu, dan diam-diam memandangi Xuanyuan Pofan. Wow! Dia kenapa bisa setampan ini?! batinnya. Lalu dia menunduk, dan meliriknya lagi sambil melanjutkan dalam hati, Wow! Benar-benar memikat sekali, sih!
Murong Mingyue semakin bersemangat ketika memikirkan ini. Jadi dia harus mencari kesempatan baik untuk bicara dengan si berbakat dan tampan di daratan Liufeng ini. Dia yang sangat luar biasa hebat ini, dan yang cocok bersanding dengannya di dunia hanyalah Xuanyuan Pofan ini.
Ketika Murong Mingyue berpikir seperti ini. Kelincahan pemikirannya pun langsung menginspirasinya, dan membuatnya tidak ingin malu-malu lagi. Jadi, dia pun kemudian langsung berteriak, "Ahhhhh..."
Murong Mingyue berpura-pura hampir jatuh karena goyangan kereta yang kencang. Lalu, dengan sengaja dia menjatuhkan dirinya ke arah pria berbaju hitam itu. Namun, sayangnya yang menyambutnya bukanlah pelukan hangat pria itu. Tetapi malah papan kereta kuda yang sangat keras.
"Awwww!" teriak Murong Mingyue. Sakit sekali! Sialan, batinnya kemudian.
"Dewi pertandingan Fengyun Sirius, apa kamu baik-baik saja?" tanya pengawal kedua belas sambil menggaruk kepalanya sendiri kepada Murong Mingyue. Yang saat ini sedang berjuang untuk bangkit duduk lagi, sambil memegangi wajahnya yang malu.
Pengawal kedua belas berusaha menahan tawanya. Sebab, dia sama sekali tidak menyangka kalau Dewi pertandingan Fengyun Sirius ini segenit dan selemah ini.
Padahal, kereta kuda hanya bergoyang biasa saja, tapi bisa-bisanya dia terjatuh seperti itu. Apalagi, Dewi ini sepertinya berniat untuk menjatuhkan diri ke arah Tuan mereka ini. Kalau berhasil jatuh ke pelukan Tuannya, mungkin itu tidak masalah.
Pengawal kedua belas dan pengawal ketiga sudah mengira seberapa dingin Tuannya ini. Sebab, dia tidak akan tega melihat dengan mata kepalanya sendiri, ketika dewi pertandingan Fengyun Sirius akan jatuh di lantai papan kereta kuda.
Namun, mereka ini terlalu meremehkan tingkat ketidak berperasaan dari Tuan mereka ini. Karena, ketika tadi Dewi pertandingan Fengyun Sirius mau menimpa Tuan mereka. Tuan mereka dengan sangat cepat malah langsung menghindar dan duduk di tempat paling belakang kereta kuda ini.
Aduh, Tuan. Kami tahu kamu tidak suka menyentuh wanita lain selain Nyonya kecil. Namun, bagaimanapun kamu tidak boleh tidak berperasaan seperti ini dong. Dewi pertandingan Fengyun Sirius ini sampai bahkan jadi Dewi yang menyedihkan, batin mereka.