Si Kubis Putih yang Tak Bisa Apa-Apa (1)
Si Kubis Putih yang Tak Bisa Apa-Apa (1)
"Mulai sekarang, kelas di paviliun Yao Guang di kampus Hun dihentikan. Tugas kalian adalah memanfaatkan dengan baik dua hari tanpa pelajaran ini. Perbanyak latihan dan juga berlatih menggunakan gelang ruang sihir. Pelajari lagi pelajaran selama sebulan ini, lalu istirahat baik-baik dan kemasi tas kalian."
"Besok lusa, kita semua berkumpul di gerbang perguruan tinggi Xing Yun dan pergi bersama-sama ke lembah ribuah makhluk buas!"
"Dalam perjalanan melewati ujian pengalaman di lembah ribuan makhluk buas, semoga lancar dan bisa melewati ujian pertama ini, serta mendapatkan hasil yang memuaskan!"
Upacara sumpah sudah terlaksana dengan tertib. Ketika acara ini akan segera berakhir, guru besar Wen Shuo dengan singkat menggabungkan beberapa kata-kata yang baru saja disebutkan dalam pidatonya ini, untuk diberitahukan lagi kepada para murid baru. Lemak di tubuh gemuknya tampak bergetar, seiring dengan suaranya yang begitu keras dan nyaring.
***
Setelah upacara sumpah ini selesai, Liuli Guoguo lalu melirik ke singgasana permata yang ada di panggung puncak menara Xing Yun. Tapi, dia masih saja tidak melihat sosok berjubah hitam itu. Mata anggurnya yang besar pun menggelap, dan dia agak kecewa.
Lie Nieduo menyentuh gelangnya dengan sangat bersemangat, lalu merangkul lengan Liuli Guoguo dan berkata padanya. "Xiao Guo, ayo kita kembali ke asrama," ajaknya.
"Oh, iya, ayo," jawab Liuli Guoguo kepada Lie Nieduo. Dia pun membiarkan sahabat baiknya itu menarik tubuhnya dan berjalan ke depan. Namun, mata anggurnya yang besar masih saja tidak bisa menahan diri untuk melirik lagi ke arah panggung yang tinggi itu. Dia lalu membatin, Kakak Po apa masih ada urusan yang mendesak? Kenapa pergi secepat ini?!
Ketika sedang memikirkan semua ini, tiba-tiba kepala kecilnya ditepuk oleh telapak tangan besar. Liuli Guoguo pun menoleh, dan ternyata yang memukulnya adalah Wu Yunfu.
Setelah Liuli Guoguo menoleh, Wu Yunfu pun menggantungkan senyum menyeringai di wajah tampannya. Lalu mengejek Liuli Guoguo dengan berkata, "Hei gadis jelek berwajah bopeng. Trikmu banyak sekali ya. Jangan melihat ke sana lagi, Raja Huayou itu sama seperti Dewa. Kamu ini hanyalah cacing kecil biasa, jadi tidak akan mungkin bisa mendapatkan hatinya."
Liuli Guoguo merasa agak tidak enak. Sebab, dirinya yang melihat ke arah panggung demi kakak Po ini, ternyata malah ketahuan oleh Wu Yunfu.
"Apa, apa urusannya denganmu?! Cih!" kata Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya. Karena takut dicurigai, dia agak tertegun, lalu menjulurkan lidahnya untuk mengejek Wu Yunfu. Setelah itu dia menarik lengan gemuk Lie Nieduo sambil berkata, "Duo gemuk, ayo cepat pergi. Aku tidak mau melihat orang menyebalkan ini lagi."
"Em em!" jawab Lie Nieduo kepada Liuli Guoguo, lalu bergegas mempercepat langkah kaki gemuknya.
Mata indah Wu Yunfu menggelap ketika melihat punggung merah muda yang dengan cepat menjauh darinya itu. Dia lalu membatin, Dasar gadis sialan. Begitu berhadapan dengan Raja Huayou, dia langsung jadi gadis bodoh begitu. Tapi begitu menghadapi aku, malah...
Setelah memikirkan hal ini, entah kenapa selalu ada rasa tidak nyaman di dalam hati Wu Yunfu.
***
Setelah Liuli Guoguo membawa Lie Nieduo turun dari menara Xing Yun. Lie Nieduo kemudian menarik pakaian Liuli Guoguo dan berkata padanya. Namun, suaranya terdengar agak ragu-ragu, "Xiao Guo, itu… Em… Aku… Aku ingin mengatakan hal serius padamu."
"Em? Ada apa?" tanya Liuli Guoguo saat melihat ekspresi Lie Nieduo yang agak aneh, jadi dia pun bingung.
"Aku… Aku mungkin harus pulang," kata Lie Nieduo sambil menggaruk kepalanya, dan melanjutkan ucapannya dengan agak malu, "Xiao Guo, sejak kecil sampai sekarang, ini adalah pertama kalinya aku pergi dari rumah selama ini. Aku sudah tinggal di dalam kampus sebulanan. Besok lusa, kita juga harus pergi ujian di lembah ribuan makhluk buas."
"Aku merasa akan ada banyak hal buruk daripada hal baiknya. Apalagi, ibu dan kakak-kakakku pasti sangat merindukanku. Aku juga merindukan mereka," kata Lie Nieduo dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Liuli Guoguo kemudian tersenyum hangat saat melihat Lie Nieduo yang begitu serius. Padahal dia mengira kalau Lie Nieduo ada hal yang sangat serius untuk dikatakan padanya. "Oke. Duo gemuk, aku kira kamu mau mengatakan hal besar apa. Kalau begitu, ayo cepat kita pergi, lebih cepat kembali ke asrama, maka kamu bisa lebih cepat berkemas dan segera pulang ke rumah," ucapnya.