Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kamu Makan Juga!



Kamu Makan Juga!

2Di bawah langit biru dan awan putih yang bertebaran, di samping pohon jeruk mandarin yang sangat besar,      

Seorang pria tampan berjubah hitam sedang menunggangi kuda dengan seorang gadis kecil berbaju merah muda yang ada di depannya. Dua kaki kecil gadis kecil itu berada di perut kuda, dan sedang digoyang-goyangkan dengan riangnya. Mereka berdua tampak sangat santai dan tenang.     

Xuanyuan Pofan mengeluarkan sebuah lemon berwarna hijau dari ruang sihirnya, lalu menyerahkannya kepada gadis kecil imut di dekapannya. "Ini untukmu," ucapnya.     

"Wow! Kakak Po, kapan kamu memetiknya?" tanya Liuli Guoguo dengan heran sambil mengambil buah lezat yang diserahkan Kakak Po kepadanya. Padahal mereka hanya berkuda ke sini dan tidak melihat kakak Po-nya pergi ke pohon besar untuk memetik buah.     

"Aku memetiknya sekalian, saat tadi balapan kuda," jawab Xuanyuan Pofan sambil masih menyentuh dan memainkan telinga putih lembut Liuli Guoguo.     

Hah, sekalian? Em baiklah, aku tahu kakak Po juga sekalian memenangkan juara pertama dalam perlombaan ini, batin Liuli Guoguo. Setelah memikirkan hal ini, dia pun hanya menjawab 'Oh oh' dengan polosnya.      

Kemudian Liuli Guoguo mengusap kulit buah itu dengan baju lengan merah mudanya, lalu menaruh di depan mulutnya dan menggigitnya sekali. Setelah menggigit buah tersebut, setelah itu dia mengusap mulut kecilnya dan sedikit mengernyit.      

"Uh... Buah di awal musim dingin sepertinya memang agak asam, tapi rasanya tetap masih enak," kata Liuli Guoguo kecil sambil mengangkat buah yang telah dia gigit dengan tangannya ke mulut Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, kamu makan juga nih!" lanjutnya dengan manis.     

Xuanyuan Pofan kemudian menatap buah yang digigit itu dan meliriknya. Awalnya dia ingin menolak, tapi dia tidak tega menolak ketika melihat istri kecilnya yang begitu ramah dan baik hati ini. Akhirnya dia mengiyakan dengan hangat, lalu memegang pergelangan tangan Liuli Guoguo yang putih dan lembut itu dengan satu tangannya. Setelah itu dia menundukkan kepalanya sedikit untuk menggigit buah lemon itu.     

Setelah melihat kakak Po-nya makan satu gigitan, Liuli Guoguo mengangkat buah lemon di tangannya dan menempelkannya lagi ke mulutnya sendiri, lalu menggigit dengan satu gigitan besar. Dia mengunyahnya sambil memberikan lagi lemon itu kepada Xuanyuan Pofan sambil menggembungkan pipinya.      

Setelah itu Liuli Guoguo berkata dengan sedikit tidak jelas kepada kakak Po-nya, "Kakak Po, makan lagi ini."      

Xuanyuan Pofan mendengarkan gadis kecil itu, lalu menggigit lagi buah dari tangan putih kecilnya.     

"Kakak Po, kamu bawa aku menunggangi kuda mengelilingi kuda, ya? Aku ingin melihat-lihat pemandangan di sana," kata Liuli Guoguo kepada Xuanyuan Pofan dengan buah lemon kuning yang masih berada di tangannya.     

Xuanyuan Pofan mengiyakan dengan hangat, lalu menendang perut kudanya sambil memeluk istri kecil yang berbaju merah muda di depannya. Sambil memainkan telinga kecil istrinya setelah menaruhnya di punggung kuda, dia lalu melajukan kudanya dengan santai.     

Setelah menunggangi kuda beberapa saat, langit mulai mendung dan gerimis hujan turun dengan perlahan. Xuanyuan Pofan mengeluarkan payung kertas minyak berwarna biru muda dari ruang sihirnya, lalu membukanya dan mengangkatnya untuk memayungi dirinya dan istri kecil di depannya itu. Kemudian dia melanjutkan menikmati pemandangan.     

Kuda kurus yang ditunggangi Xuanyuan Pofan tidak menyangka kalau dalam kehidupannya di dunia ini dia bisa dipandang penting oleh semua orang. Dia bahkan ditunggangi dan berlari dalam perlombaan balap kuda dan memenangkan juara pertama. Ini membuatnya rasa bangga yang tak tertinggi dalam hatinya.      

Kuda tersebut tidak menyangka kalau kuda biasa dan sangat rendah sepertinya ini, ternyata bisa paling bersinar suatu hari. Dirinya yang selalu merasa rendah, akhirnya hari ini bisa bertambah nilainya di mata semua orang. Ini benar-benar sangat bagus sekali baginya.      

Kuda poni kecil kurus memikirkan semua ini dengan gembira. Dia berjalan dengan semakin ceria, menggoyang-goyangkan ekor kuda panjangnya dan bergumam dengan bangganya.     

Sedangkan pria berjubah hitam dan gadis kecil berbaju merah muda yang menunggang di punggung kuda, saat ini terus berjalan semakin menjauh dari keramaian.      

Pepohonan lemon menggerakkan dahan-dahannya, meneteskan beberapa tetes air di sana, serta memercikkan ke danau yang begitu jernih. Pepohonan lemon itu langsung cegukan saat melihat pemandangan romantis di depannya. Hmm, indah dan romantis sekali, batin mereka.     

Pohon lemon kuno menggetarkan dahannya, dan beberapa tetes air memercik ke danau yang jernih.     

***     

Xuanyuan Pofan menunggangi kuda mengelilingi danau dengan membawa Liuli Guoguo yang berbaju merah muda di dekapannya. Ketika mau memeluk Liuli Guoguo dengan erat, tiba-tiba dia merasa jika tubuh di depannya ini berubah jadi lemas dan ada sesuatu yang berat sedang bersandar di lengannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.