Acara Akbar Pemilihan Selir (3)
Acara Akbar Pemilihan Selir (3)
Namun, ketika Ratu belum sempat menyelesaikan ucapannya, dia sama sekali tidak menyangka kalau putra kedelapannya yang berdiri di depan menantu kesayangannya itu. Tiba-tiba ekspresi wajahnya langsung berubah. Bahkan suaranya, nada bicaranya, semuanya berubah. Seolah berubah jadi orang lain.
"Mbek mbek mbek! Yeah, si persik madu, akhirnya kamu mau bicara lagi denganku si domba kecil ini. Apalagi, begitu bicara langsung bicara sebanyak ini. Mbek mbek mbek! Apa kamu dengar, si domba kecil sudah berteriak tiga kali karena terlalu bahagia!"
Ratu yang belum sempat menyelesaikan ucapannya, langsung memasukkan lagi kata-kata tegurannya itu ke dalam perutnya. Bahaya sekali, batinnya.
Liuli Guoguo tercengang dengan bodohnya, sampai kue gula yang dipegang oleh tangan seputih saljunya terjatuh. Ketika melihat perubahan Xuanyuan Poxi yang begitu besar ini.
Reaksi Xuanyuan Poxi sangat cepat, dia segera mengambil kue gula yang hampir saja jatuh ke lantai itu, lalu menyerahkan kue gula itu ke depan Liuli Guoguo. "Aduh, si persik madu. Lihat kamu ini, dasar tidak berhati-hati sekali sih. Untung saja ada aku si domba kecil ini, mbek mbek mbek!" ucapnya.
Seluruh pelayan yang ada di dalam aula Wei Yang tercengang. Pangeran mahkota kami yang begitu suka menjaga citra, dan juga emosinya suka meledak-ledak itu pergi ke mana? Istri kecil Raja Huayou memang berbeda sekali dengan yang lain!
Tidak hanya ada Raja Huayou yang sangat mencintai dan memanjakannya, tapi juga ada Ratu yang memanjakannya. Namun tidak hanya Ratu, bahkan sekarang pangeran mahkota juga begitu saja menurunkan harga dirinya untuk menunjukkan kasih sayang padanya. Ini... Begitu menakjubkan sekali, batin mereka.
Xiao Penzi, pelayan pria terdekat yang ada di belakang Xuanyuan Poxi mengangkat pundak dan alisnya ketika melihat ekspresi terkejut dari para pelayan istana kerajaan ini.
Karena Xiao Penzi sudah lama sekali terbiasa dengan cara bergaul dan berkomunikasi yang tidak memandang status sama sekali. Antara Raja Huayou, pangeran mahkota, dan juga istri kecil Raja Huayou ini.
Awalnya, Xiao Penzi juga sangat terkejut. Tapi, setelah sering melihat Tuannya yang selalu berubah jadi si domba kecil di depan Raja Huayou dan istri kecil Raja Huayou. Perlahan, dia pun sudah sangat terbiasa dengan ini.
***
Baiklah, kakak Xuanyuan Poxi kurus memang lebih dramatis daripada aku, batin Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo pun menelan air liurnya lagi dan tak bisa berkata apa-apa. Kemudian dia hendak mengambil kue gula yang ada di tangan Xuanyuan Poxi ke dalam mulutnya. Tapi, belum sampai tangan kecilnya yang seputih salju itu terulur dan menyentuh kue gula di tangan Xuanyuan Poxi. Tiba-tiba tangan kecilnya itu ditarik oleh telapak tangan besar.
"Tangan adik kedelapan kotor," kata Xuanyuan Pofan tanpa perasaan sama sekali. Setelah menarik tangan Liuli Guoguo, lalu dirinya mengambil kue gula yang ada di piring, dan menyerahkan kepada istri kecilnya.
Kemudian Xuanyuan Pofan mencondongkan tubuhnya ke telinga kecil istrinya, lalu berbisik dengan suara dan nada bicara yang begitu arogan, dominan dan berat, tapi begitu memesona, "Apa yang sudah disentuh orang lain, kamu tidak boleh memakannya."
Wajah kecil Liuli Guoguo langsung memerah karena malu. Dia pun dengan patuhnya mengambil kue gula di tangan kakak Po, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
Xuanyuan Poxi tercengang mendengar ini, jadi dia pun membatin, Kakak keenam, tanganmu itu yang kotor. Sih! Tangan seluruh keluargamu yang....
Belum selesai memaki dalam hati, Xuanyuan Poxi kemudian langsung sadar kalau kata-kata di dalam hatinya ini juga menuju ke dirinya. Jadi dia segera berhenti membatin.
Setelah menolak kata-katanya sendiri, Xuanyuan Poxi pun tertawa pahit karena iri melihat kemesraan mereka berdua, dan hanya bisa memasukkan kue gula yang ada di tangannya itu ke dalam mulutnya sendiri. Tapi, saat mulutnya belum sempat menyentuh kue gula, tiba-tiba dia merasakan sepasang mata elang yang menatapnya begitu dingin dan tajam.
Xuanyuan Poxi tidak berani memakannya, lalu segera menyadari sesuatu. Kemudian dia pun bergegas menyerahkan kue gula yang ada di tangannya itu kepada tangan kakak keenamnya dengan sangat hormat, "Ini, kakak keenam, tangan si domba kecil bersih kok. Jangan sampai tidak suka kue ini ya."
Aku tahu, pasti karena kue ini sudah disentuh oleh si persik madu. Oleh karena itu kakak keenam jadi begini. Jadi, mana mungkin aku berani memasukkannya ke dalam mulutku, batin Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya, Bagus sekali. Adik kedelapanku ini ternyata cukup peka, batinnya.
Sehingga, seluruh orang yang masih tercengang itu lagi-lagi melihat adegan selanjutnya yang seperti ini.
Raja Huayou yang tadi jelas-jelas dengan tidak suka dan berkata kalau tangan pangeran mahkota kotor. Sekarang membiarkan tangan pangeran mahkota menyerahkan kue gula itu kepadanya. Bahkan langsung memasukkannya ke dalam bibir tipisnya yang sangat indah itu.