Istri Kecilku Sudah Dewasa

Sarapan Pagi yang Membahagiakan



Sarapan Pagi yang Membahagiakan

1Keesokan harinya, Liuli Guoguo yang masih tidur nyenyak dengan kedua kaki kecil dan kedua lengannya memeluk selimut memanyunkan bibir, hendak mengganti posenya dan melanjutkan tidurnya lagi. Tapi tiba-tiba dia merasa kalau hidungnya sangat geli.     

"Nyonya kecil, bangun! Nyonya kecil, hari ini harus pergi daftar ulang ke paviliun Yao Guang!"      

Ketika Cai Gua melihat Liuli Guoguo yang tidur sangat nyenyak, bahkan tak ada tanda-tanda untuk bangun. Dia pun dengan segera menggerakkan kumis chinchilla kecilnya yang ada di atas mulutnya, ke lubang hidung Liuli Guoguo. Dia berniat membuat Nyonya kecilnya itu geli agar terbangun.     

Cai Gua sangat bingung sekali. Padahal Nyonya kecilnya sudah jarang sekali bermalas-malasan di ranjang, tapi entah kenapa hari ini masih saja tidak bangun juga. Dia lalu memiringkan kepala kecilnya untuk mencoba berpikir lagi dan lagi. Um, pasti Nyonya kecil masih membiasakan diri dengan ranjangnya. Sehingga kemarin malam tidak tidur dengan baik, batinnya.     

Liuli Guoguo mendengar suara cit cit cit, jadi dia langsung menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan segera dia membuka mata anggurnya yang besar dan bulat itu. Namun, hal pertama yang dilakukannya setelah bangun adalah bukan peduli apakah dia terlambat bangun. Tapi dia malah mengeluarkan cermin bunganya, lalu menghadapkannya ke lehernya. Kemudian dia menundukkan kepala dan melihat tubuhnya.     

Ternyata benar saja, lagi-lagi banyak sekali bekas seperti stroberi kecil di tubuhnya. Kakak Po, kamu jahat sekali! batin Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya. Kemudian, setelah melihat hari yang masih terbilang pagi. Dia pun bermain dulu dengan Cai Gua, baru setelah itu turun dari ranjang. Dia mengira kalau Lie Nieduo masih tidur, jadi dia hendak membangunkannya. Hanya saja, begitu membuka pintu kamarnya, bau bakpao yang begitu lezat dan menyengat tiba-tiba langsung tercium di hidungnya.     

Liuli Guoguo menaikkan alisnya, dan langsung mengerti ada apa. Jadi dia langsung berlari ke dapur dengan membawa Cai Gua di pundaknya.     

"Duo gemuk, selamat pagi!"     

Gadis berwajah bopeng berbaju merah muda pun berlari sampai ke dapur dengan senyuman cerah di wajahnya. Karena teman seasramanya telah membuat sarapan pagi, jadi dia tidak perlu masak. Dia sungguh sangat bahagia sekali. Namun, karena tiba-tiba teringat sesuatu, sehingga dia langsung memperhatikan ekspresi Lie Nieduo. Dia benar-benar tidak akan ingat dengan kejadian di kamar mandi kan?! batinnya.     

Lie Nieduo membuka tutup panci kukusan, dan melihat Liuli Guoguo yang sedang berlari menghampirinya. Setelah itu muncul senyum indah di wajah gemuknya, "Xiao Guo, akhirnya kamu bangun. Aku kira kamu belum bangun, aku berniat membangunkanmu."     

"Oh iya, dua bakpao yang sudah ditambah gula ini punyamu. Kemarin aku melihatmu menambahkan gula di nasimu. Jadi, aku tebak kalau kamu suka makanan manis. Ketika memasak hari ini, aku sudah menambahkan gula di dalamnya. Ada juga bubur di sana, tapi karena tidak ada bahan makanan lagi, jadi hanya bubur putih biasa saja," kata Lie Nieduo sambil makan bakpao kesepuluh.     

"Em em! Duo gemuk, kamu benar-benar baik sekali!" ucap Liuli Guoguo dengan sangat lega setelah selesai memperhatikannya. Karena kelihatannya, Lie Nieduo sudah tidak ingat dengan apa yang terjadi kemarin malam di kamar mandi. Duo gemuk, maaf ya. Semoga kamu tidak masalah dengan hal itu, batinnya.     

"Cit cit cit!" Cai Gua langsung bersuara yang berarti 'Duo gemuk, punyaku mana! Punyaku mana!'.     

Lie Nieduo melihat Cai Gua menggoyangkan pantat kecilnya yang seakan sedang meminta makanan, hatinya merasa kalau hal itu sungguh imut sekali. Dia pun dengan cepat memakan bakpao yang kedua belas, lalu menaruh kacang goreng kepada Cai Gua, "Tentu saja kamu juga dapat. Ini baru digoreng, cepat makanlah."     

"Cit cit cit!"'Duo gemuk, kamu sama sekali tidak gemuk. Kamu pokoknya yang paling cantik!'. Cai Gua sangat bahagia sekali, lalu dia menaikkan keempat cakar kecilnya, dan menggoyangkan pantat kecilnya yang gemuk itu.     

Liuli Guoguo memegang bakpao panas itu, lalu menggigitnya. Mulutnya merasa sedikit kepanasan, jadi dia bergegas meniup-niup bakpao itu.      

Duo gemuk tersenyum, lalu menaruh bakpao kedua puluh di tangannya. Dia dengan segera menyerahkan labu botol yang berisi air kepada Liuli Guoguo, "Xiao Guo, kamu jangan seimut ini deh. Kenapa kamu begitu polosnya. Benar-benar berbeda dengan orang yang mengalahkan si Raja iblis kemarin. Hati-hati makannya, masih panas."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.