Aroma Wangi yang Khas
Aroma Wangi yang Khas
Hanya saja, begitu pemuda itu selesai bicara, hatinya tiba-tiba bergetar. Karena ketika dia mencondongkan tubuhnya ke meja, aroma wangi yang khas seketika masuk ke dalam ujung hidungnya. Seperti aroma permen manis, tapi juga sangat lembut.
Wu Yunfu tidak bisa menebak jelas aroma apa itu. Tapi dia hanya merasa sangat nyaman saja ketika aroma itu menyeruak lewat ujung hidungnya. Membuatnya sangat nyaman sekali dan wangi.
Wu Yunfu tiba-tiba merasa otaknya kembali gila lagi, jadi dia bergegas sadar dari lamunannya. Setelah mundur dengan cepat, kemudian dia menjauh dari Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo menggembungkan pipinya yang penuh bopeng itu ketika mendengar kata-kata pemuda tersebut. Dia tidak ingin memedulikan lagi pemuda gila di belakangnya itu. Setelah itu dia mengupas satu permen lagi dan memasukkannya ke dalam mulut kecilnya.
Lie Nieduo membantu mengelap tetesan air di rambut Liuli Guoguo dengan matanya yang berkaca-kaca. Kemudian dia berkata kepada Liuli Guoguo dengan perasaan sangat bersalah, "Xiao Guo, maaf. Aku, aku merasa aku tidak berguna sama sekali. Dia telah mengganggumu sampai seperti ini, tapi aku tidak bisa membantumu."
Di dalam hatinya, sebenarnya Lie Nideuo sangat marah sekali. Sangat marah kepada para bajingan yang mengganggu Liuli Guoguo seperti ini. Namun, emosi terbesar yang dirasakannya adalah takut dan cemas. Raja iblis masih saja Raja iblis. Telah mencari masalah dengan mereka, maka Liuli Guoguo kedepannya pasti masih akan bertemu banyak masalah lainnya yang lebih banyak. Lie Nieduo memikirkan ini semua, tapi karena takut, rasanya dia ingin menangis saja.
Liuli Guoguo menarik sudut bibirnya, tersenyum dan berusaha menghibur Lie Nieduo dengan berkata, "Duo gemuk, tidak apa-apa kok. Bagus juga seperti ini. Dengan adanya tekanan dan masalah, maka terciptalah motivasi. Kita harus berusaha keras untuk jadi semakin kuat. Dengan begini, tidak akan ada orang yang berani mengganggu kita lagi."
"Rambutku basah sekali. Duo gemuk, bantu aku melepaskan sanggul dan jepitku. Aku ingin menguraikan rambutku untuk mengeringkannya," pinta Liuli Guoguo.
"Em em!"
Lie Nieduo buru-buru mengangguk, menyeka air matanya, maju, lalu mulai membantu Liuli Guoguo menguraikan rambutnya. Kalau rambut basah dan tidak segera dikeringkan, nanti Liuli Guoguo akan kena flu dan itu buruk sekali.
Wu Yunfu kembali meletakkan kedua kakinya di buku di atas meja. Bersantai dan hendak memikirkan cara untuk mengganggu si gadis buruk rupa berwajah bopeng itu. Namun, ketika rambut hitam yang begitu lembut tergerai dengan indah di depannya sekarang. Matanya yang indah menggelap, sampai dia terdiam sejenak.
Setelah Lie Nieduo berhasil membantu Liuli Guoguo menguraikan rambutnya, lalu dia mengelap rambut Liuli Guoguo dengan sapu tangannya. Ketika sudah duduk di bangkunya lagi, dia seperti tidak bisa menahan diri untuk memujinya, "Xiao Guo, rambutmu lembut sekali!"
"Hihihi, tentu saja dong," jawab Liuli Guoguo sambil memperlihatkan lesung pipi, dan menarik rambutnya yang tergerai ke belakang telinganya. Dia lalu mengeluarkan buku catatan perjalanan jiwa dari tasnya. Seolah membuang semua suasana hatinya yang sedang tidak senang, dan mulai membaca buku dengan serius.
Cih, walaupun punya rambut yang sangat terawat dan begitu bagus, apa gunanya kalau mukanya jelek begitu?! batin Si Tulu. Dia lalu memainkan rambutnya sendiri, dan menertawakan Liuli Guoguo di dalam hati. Tapi, tiba-tiba dia mendengar suara anggun di sampingnya, "Si Tulu, uraikanlah rambutmu."
Si Tulu merasa bingung dan segera menoleh kepada Wu Yunfu, "Wu Yunfu, ke, kenapa?"
"Aku suruh uraikan, ya tinggal uraikan saja. Kenapa banyak omong kosong sih?!" teriak Wu Yunfu dengan tidak sabar sambil mengangkat kakinya yang ada di atas meja.
Si Tulu mengedipkan matanya beberapa kali dengan manjanya, dan bergegas berkata, "Oh oh, iya baiklah. Wu Yunfu, kamu jangan marah. Aku sekarang juga akan menguraikan rambutku." Setelah itu dia mulai melepaskan semua jepit rambut giok di kepalanya. Karena tidak ada yang membantunya, dia tampak kesakitan sendiri karena menarik jepit dari rambutnya.
Ketika kuda terbang Cangmo sudah mau meraung, baru Si Tulu selesai melepaskan semua jepit di kepalanya, lalu dia langsung menguraikan rambutnya. Ketika rambutnya terurai jatuh, wajah kecilnya memerah malu.
Si Tulu tampak bersiap-siap untuk mendapatkan pandangan mata kagum dari pemuda di sampingnya. Bukannya narsis, tapi dia sangat percaya diri sekali dengan dirinya sendiri dalam segala aspek. Kalau tidak cantik, ketika hari menikmati lentera waktu itu, mana mungkin Wu Yunfu sampai terpesona dengannya. Bahkan, sekarang membuatnya jadi kekasih barunya.
Sayangnya, detik berikutnya, pemuda di sampingnya malah melontarkan kata-kata yang sungguh mematikan untuk Si Tulu.