Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bisa Bermain Harpa Lagi (2)



Bisa Bermain Harpa Lagi (2)

0Karena telah mengganggu permainan istri kecilnya ini, alis Xuanyuan Pofan langsung terangkat dan keningnya berkerut dengan tidak senang. Dia tidak berdiri untuk membuka pintunya, dan hanya melambaikan jarinya sambil memantulkan batu kecil ke gagang pintu kamar.      

Setelah terkena pantulan keras dari batu kecil itu, pintu kamar pun terbuka. Lalu, masuklah serigala sihir bercorak merah dan putih ke dalam kamar, dengan mengenakan seragam pakaian penjaga.     

"Tuan dan Nyonya, besok adalah pertandingan cabang ahli penangkap jiwa dan pengendali jiwa. Banyak peserta yang sedang istirahat dan ada juga yang sedang belajar untuk pertandingan besok. Jadi, tolong jangan lagi memainkan musik, karena akan mengganggu yang lainnya," kata serigala sihir begitu masuk ke dalam kamar kepada Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan.     

Suara harpa Liuli Guoguo memang sangat merdu dan menyenangkan sekali. Jika didengar oleh sebagian orang di kamar lainnya, mereka pun mungkin juga akan merasa itu sangat merdu.      

Tapi, bagi peserta yang sedang berusaha tidur lebih awal untuk mempersiapkan diri demi pertandingan besok. Suara musik ini adalah suara berisik yang mengganggu mereka. Sehingga, banyak sekali orang yang pergi ke penjaga serigala sihir untuk mengeluh mengenai hal ini.     

"Oh, oh, baiklah. Maaf sekali ya," jawab Liuli Guoguo sambil menganggukkan kepala dan menutup wajah kecilnya dengan malu karena sudah mengganggu yang lain.     

Benar juga ya. Kenapa aku tidak kepikiran kalau di lantai ini, tidak semua orang sama seperti kakak Po yang begitu tenang dan santai dalam menghadapi pertandingan besok? Sangat santainya sampai sebelum pertandingan malah ikut perlombaan balap kuda yang sangat mendebarkan itu, hmm...     

Serigala sihir awalnya mengira kalau tamu ini adalah tamu yang sulit diberitahu. Jadi, awalnya dia mau bicara banyak untuk menasehati dan memperingatinya. Namun, setelah bicara sebentar mengenai hal yang masuk akal itu, gadis kecil yang bernama Liuli Guoguo itu langsung dengan cepat mengiyakan dengan sopan sekali.      

Jadi, serigala sihir itu pun langsung menelan semua kata-kata yang awalnya mau diucapkan tersebut ke dalam perutnya. Dia lalu membungkuk dan memberi hormat kepada gadis kecil berbaju merah muda itu, kemudian pergi dari sana.     

***     

Pada saat yang sama, di kamar nomor dua belas,      

Xuanyuan Poyu yang sedang membaca buku bahasa misterius ratusan simbol dengan serius. Kemudian dia menyadari kalau suara harpa yang merdu itu sudah tidak terdengar lagi. Alisnya yang indah lalu naik, sambil mengerutkan keningnya.      

Xuanyuan Poyu kemudian menaruh gulungan buku di tangannya, karena tiba-tiba apa yang dibacanya tidak masuk ke dalam otaknya. Jika ada kesempatan lain, dia benar-benar ingin mengenal orang yang bermain harpa tadi.     

***     

"Kakak Po, sayang sekali aku tak bisa memainkan harpa ini untukmu lagi," ucap Liuli Guoguo. Apalagi aku juga belum puas bermainnya. Bermain harpa kan sangat menyenangkan sekali, huh, batinnya.     

"Tidak masalah, kamu terus saja memainkannya," kata Xuanyuan Pofan sambil melambaikan lengan bajunya. Lalu, muncullah sebuah formasi simbol yang membentuk lapisan biru di seluruh ruangan kamar itu.     

"Aku sudah membuat penghalang. Sekarang tidak peduli seberapa keras kamu memainkan harpanya, orang-orang di luar tidak akan dapat mendengarnya. Jadi, teruskanlah memainkannya," jelas Xuanyuan Pofan kepada Liuli Guoguo begitu selesai membuat formasi simbol penghalang. Lalu, dia meneguk tehnya.     

Mata besar Liuli Guoguo bersinar dengan penuh kegembiraan, dia lalu menganggukkan kepalanya seperti ayam kecil, kemudian segera meneruskan bermain harpa. Hanya saja, baru saja bermain sebentar, tiba-tiba dia berhenti dan berkata, "Itu, em, kakak Po, aku... Aku ingin pergi ke toilet."     

Setelah Liuli Guoguo berhenti memainkan harpanya secara tiba-tiba dan berbicara seperti itu. Kemudian dia tersenyum dengan bodohnya ke kakak Po, lalu berlari dengan cepat, membuka pintu kamar dan berlari ke toilet di area kamar VIP dengan cepat sekali.      

Xuanyuan Pofan pun langsung tercengang dibuatnya, Kenapa begitu terburu-buru? batinnya.      

Setelah Liuli Guoguo masuk ke dalam toilet, dia tidak melepaskan roknya ataupun kencing dan buang air besar. Tapi, dia malah mengangkat tangan putih dan kecilnya, lalu menaruhnya tepat di dadanya, dan langsung menggaruk 'si putih' di dadanya.      

Hum aneh sekali. Akhir-akhir ini, 'si putih' ini selalu saja terasa gatal. Apalagi si merah kecil di tengah 'si putih' ini, gatal sekali, batin Liuli Guoguo. Dia pun terus menggaruk si putih-nya cukup lama. Baru setelah itu dia kembali lagi ke kamar Xuanyuan Pofan dan memainkan harpanya.     

***     

Matahari sudah terbenam dibalik gunung. Xuanyuan Poxi menyeka keringat di keningnya, lalu berjalan naik ke awan tangga. Dia hendak kembali ke kamarnya untuk makan malam demi mengisi perutnya yang keroncongan. Baru setelah itu, nanti kembali lagi ke tempat latihan untuk berlatih pedang.     

Besok tidak peduli bagaimanapun, aku harus masuk sepuluh besar juara pertandingan Fengyun Sirius. Kalau tidak, bagaimana aku bisa layak dan pantas untuk mendapatkan kakak Dewi yang cantik dan legendaris itu! batin Xuanyuan Poxi.     

Pintu pohon awan tangga terbuka, setelah turun dari awan tangga, Xuanyuan Poxi berjalan menuju kamarnya. Namun, belum sampai ke kamar, dia sudah melihat dari kejauhan seorang gadis muda berbaju putih lusuh dan jelek, duduk di depan pintu kamarnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.