Istri Kecilku Sudah Dewasa

Sialan! Pengawal Kedua Belas



Sialan! Pengawal Kedua Belas

1Setelah Liuli Guoguo ditinggalkan sendiri di toilet, dia dengan cepat mengangkat rok merah mudanya. Lalu segera melepas celana dalam kecil di dalam rok itu, dan meletakkan pantatnya kembali ke atas toilet.      

Kemudian Liuli Guoguo mengambil permen dari saku lengan bajunya, mengupas kertas pembungkus permen itu. Setelahnya dia langsung memasukkan permen itu ke dalam mulut kecilnya. Mumpung kakak Po tidak ada di sini! Aku harus mengambil kesempatan ini untuk makan satu permen, hehe! Lagi pula, aroma tahiku juga tidak bau, batinnya.     

Namun, mungkin karena ukuran kamar mandi ini terlalu kecil, atau mungkin karena tidak ada ukiran dinding yang indah. Juga daun-daun wewangian di kamar mandi yang kecil ini. Atau mungkin karena Liuli Guoguo sudah duduk berjam-jam di dalam kereta kuda ini. Akhirnya sekarang pun dia berhasil kena sembelit.      

Sebab, tahi di dalam pantatnya tidak juga keluar, walaupun Liuli Guoguo sudah menahan napas dan mengejan cukup lama. Saat ini dia terlihat mengerutkan kening dan menggembungkan pipinya. Karena sudah berusaha keras sekali, tapi masih saja tahinya tidak mau keluar.     

Aduhh, kalau tahu begini, aku tidak akan makan sebanyak itu. Tidak nyaman sekali kalau tahinya tidak mau keluar dan terkurung di dalam perut ini, aduhh! batin Liuli Guoguo. Ingin segera dia mengeluarkan tahi tersebut, namun tetap saja tidak bisa keluar. Hal ini sungguh membuatnya resah dan juga tidak berdaya.     

Perjalanan ini cukup panjang, di dalam kereta kuda, Xuanyuan Poxi tidak berani lagi menggoda dua bola kecil berlemak yang galak itu. Sehingga, dia pun hanya bisa menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan. Jika lelah menyaksikan pemandangan, dia pun makan kuaci lagi.      

Ketika sudah terlalu banyak makan kuaci, Xuanyuan Poxi pun ingin sekali kentut. Akhirnya, terpaksa dia menyerah dengan aktivitas menyenangkan makan kuaci tersebut.     

Xuanyuan Poxi sebenarnya ingin sekali bertanding minum alkohol dengan kakak keenamnya. Namun, begitu ingat kalau di kereta kuda ini ada dua gadis kecil berpantat besar, dia pun tidak jadi melakukannya. Karena jika mereka terlalu banyak minum alkohol, lalu mabuk, dan akhirnya bisa saja akan terjadi hal yang tidak diinginkan, dan itu bisa saja akan menjadi masalah besar.      

Apalagi, kakak keenamnya ini terlalu naif. Xuanyuan Pofan ini memang tidak pernah tertarik dengan apapun juga, selain si persik madu itu. Sekarang, lihat saja kakak keenamnya ini, begitu Liuli Guoguo masuk ke dalam kamar mandi, ekspresi di wajahnya kembali begitu dingin sambil memejamkan matanya.      

Pada akhirnya, Xuanyuan Poxi yang sangat bosan itu pun kemudian mengalihkan pandangan matanya ke arah si kecil tiga Bao yang ada di seberangnya. "Si kecil tiga Bao, apa kamu bosan?" tanyanya.     

Pao Baobao yang menundukkan kepalanya dan sedang memberi makan kedua chinchilla gendut di dalam keranjang bunga. Ketika mendengar seseorang memanggilnya, dia pun segera mengangkat kepalanya dan melihat kalau si jahil dan arogan pangeran kedelapan yang memanggilnya.      

Pao Baobao lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Yang Mulia, aku tidak bosan. Aku sangat senang sekali bisa menjaga dan merawat Tuan Bao dan Yuan Bao."     

Xuanyuan Poxi lalu melirik ke arah bola berlemak yang jelas gendut, tapi tidak mau dihina berlemak yang ada di dalam keranjang bunga. Dia kemudian menepuk keningnya sendiri dan membatin, Sudah begitu gendut, tapi masih saja makan dengan begitu lahapnya. Dasar! Cih!     

Xuanyuan Poxi kemudian hanya bisa membuka tirai jendela kereta kuda, lalu mencari pengawal kedua belas yang seumuran dengannya untuk mengajaknya mengobrol. Tapi, baru saja dia mengulurkan tangan untuk membuka tirai kuning kereta kuda, dan mengeluarkan setengah tubuhnya dari jendela.     

Tiba-tiba di belakang Xuanyuan Poxi mendengar suara panel pintu yang bergerak. Lalu, terdengar suara manis dari seorang gadis kecil yang sedang berteriak, "Kakak Po, sakit sekali! Tahiku tidak mau keluar!"     

Xuanyuan Poxi benar-benar tidak bisa menahan tawanya, namun dia tidak menyadari kalau posenya di jendela kereta kuda ini sangat berbahaya. Karena sekarang kereta kuda tersebut sedang bergerak dan melaju dengan kecepatan tinggi.      

Sesaat kemudian, tubuh Xuanyuan Poxi langsung keluar dari jendela kereta kuda, dan menimpa pengawal kedua belas yang ada di sebelah kiri kereta tersebut, hanya karena gangguan sesaat tadi. "Aduhhh..." rintihnya.     

"Sial!" umpat pengawal kedua belas. Saat itu dia sedang mengendalikan kudanya yang berlari kencang. Namun, tiba-tiba ada beban yang sangat berat menimpa tubuhnya. Lalu, dia dan benda berat itu pun berguling di lahan ilalang yang tinggi.      

Pengawal kedua belas yang ditindih oleh benda berat itu, membuatnya berguling sekali putaran lagi, tapi dirinya lagi-lagi ditindih oleh benda berat itu. Setelah berguling beberapa kali, akhirnya dia berhenti berguling dan tidak lagi berpelukan dengan benda berat tersebut.      

Setelah membuka mata dan mengedipkannya, pengawal kedua belas baru menyadari kalau dia sedang menindih benda berat itu. Ternyata, benda berat yang sedari tadi menindihnya itu adalah Yang Mulia pangeran kedelapan. Kedua tangannya bahkan masih menempel di dada yang tidak ada payudaranya itu.     

"Sialan! Pengawal kedua belas, kamu kenapa diam, cepat turun dari atas tubuhku!" perintah Xuanyuan Poxi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.