Udang Laut Pedas
Udang Laut Pedas
Murong Mingyue sangat malu dan canggung sekali. Dia segera mengambil serbuk pemulihan luka dari ruang sihirnya, lalu mengoleskannya ke wajahnya yang bengkak.
Kemudian, diam-diam Murong Mingyue melirik pria berbaju hitam yang acuh tak acuh di ujung kereta kuda. Jantungnya masih saja bergetar dan berdebar-debar. Pria ini sangat berbeda dengan yang lain. Cih, semakin sulit menaklukkannya, aku malah jadi semakin menyukainya! Xuanyuan Pofan, aku sudah bertekad hanya mau kamu! batinnya.
***
Kediaman Raja Chao An,
Di dalam kamar dengan fasilitas mewah, ada sebongkah tembok yang saat ini sudah tidak proporsional, yang gayanya sudah tidak terlihat seperti tembok lagi. Di tembok itu, tergantung seorang pemuda berbaju hijau yang kurus. Kemudian, ada empat pelayan yang berdiri di depan tembok itu.
Empat pelayan itu mengelilingi pemuda berbaju hijau sambil sibuk melaksanakan pekerjaan mereka. Satu pelayan memegangi sebuah piring berisi udang laut lezat di tangannya, dan dia berdiri tepat di samping. Lalu, satu pelayan yang lain bertugas mengupas udang untuk pemuda berbaju hijau itu.
Setelah mengupasnya, pelayan tersebut langsung menyuapi pemuda berbaju hijau itu. Sedangkan dua pelayan lainnya, yang satu bertanggung jawab memberi minum untuk pemuda berbaju hijau, dan yang lainnya bertanggung jawab untuk menyeka keringat pemuda berbaju hijau.
"Lebih cepat mengupasnya! Aku tidak puas sekali makan satu!!" teriak Murong Mingtao saat mengomeli pelayannya yang bertugas mengupas udang dengan mengerutkan kening. Jika bukan karena tidak bisa bergerak, mungkin dia benar-benar akan menendang pelayan yang sedang mengupas udang itu.
"Mengupas udang saja kok lama sekali, sih?! Benar-benar tidak berguna! Kalau tidak cepat, aku akan menyuruh orang menyeretmu turun ke bawah agar dipukuli dengan balok kayu sebanyak lima puluh kali!" seru Murong Mingtao dengan kejam.
"Laksanakan, laksanakan!" jawab pelayan itu karena ketakutan dengan omelan keras pemuda berbaju hijau. Dia pun langsung mempercepat kecepatannya mengupas udang.
Kedua tangan kecil pelayan itu sudah penuh minyak dan tampak sangat merah sekali. Wajah kecilnya menunjukkan kegugupannya, yang dalam sekejap langsung berkeringat tidak karuan karena takut dan gugup.
Murong Mingtao adalah pecinta makanan laut, terutama udang laut pedas ini. Semakin pedas, maka dia semakin gila-gilaan memakannya. Dia yang sudah terjebak di dinding ini, sepanjang siang dan malam sudah sangat marah sekali.
Sebab, adik ketujuhnya ini, entah sedang menunda apa. Namun dia sudah lama pergi untuk memberikan tulisan tangan kaisar, kepada Raja Huayou yang berdarah dingin itu, tapi dia masih belum juga kembali. Kesal sekali aku! Sialan! batinnya.
Faktanya, bukan karena Murong Mingyue dengan sengaja menunda-nunda, tapi dia sepanjang malam sedang sibuk untuk mencoba-coba pakaiannya. Karena akan pergi menemui Raja Huayou, jadi dia sangat gugup sekali. Dia merasa harus memakai pakaian yang indah, dan merias diri secantik mungkin.
"Pang, pangeran, hamba, hamba sudah mendapatkan kabar," ucap seorang pengawal yang datang untuk melaporkan tugasnya, ketika Murong Mingtao sedang makan udang laut yang pedas.
Hati Murong Mingtao seketika langsung diliputi kegembiraan. Dia langsung mengangkat alis setinggi-tingginya dan berkata, "Cepat katakan! Nona si gadis berbaju merah muda itu berasal dari keluarga mana?"
Pengawal itu menggigil, dan tidak tahu harus mengatakannya atau tidak. Setelah perang batin sejenak, namun dia masih saja memutuskan untuk mengatakannya. Kemudian dia berkata dengan suara gemetar, "Pangeran, dia si gadis berbaju merah muda itu... Bukan ... Bukan seorang Nona dari keluarga terpandang manapun. Dia… Dia adalah ... Istri kecil Raja Huayou dari Kerajaan Dong Xuan."
"Apa?!" seru Murong Mingtao sambil membelalakkan matanya, sehingga tampak seperti bel ring.
Bruakkk!
Tiba-tiba suara keras terdengar.
"Awwww!!!"
Murong Mingtao yang masih larut dalam keterkejutannya, dan masih belum sadar sepenuhnya. Tiba-tiba dia melihat cahaya angin kencang yang melintasi ke dalam kamarnya. Angin itu lalu mengangkat piring udang laut di tangan pelayan, yang menyajikan piring dari keempat pelayan tersebut.
Selanjutnya, sepiring udang laut pedas langsung menghantam wajah Murong Mingtao yang sedang terkurung di tembok.
Semua orang terkejut dan langsung berteriak, "Pangeran!!"
Segera setelah itu, terdengar teriakan keras yang mengguncang kediaman Raja Chao An. Benar-benar teriakan yang sangat memekakkan telinga.
"Awwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww! Tolong aku! Pedas, panas sekali! Awwwwww!!"
"Ini..."