Istri Kecilku Sudah Dewasa

Berjalan Lebih Lambat Daripada Semut



Berjalan Lebih Lambat Daripada Semut

2Xuanyuan Pofan mengangkat kepalanya dan melirik beberapa kali ke ruangan VIP di area penonton. Seketika alisnya naik, dan keningnya semakin lama semakin berkerut.      

Ketika tadi gadis kecilnya tidak ada di ruangan itu, Xuanyuan Pofan sudah merasa aneh dan bingung. Tapi sekarang, bahkan Pao Baobao dan dua pengawalnya juga tidak ada di sana. Hal itu membuat keningnya semakin berkerut dengan sangat buruk. Karena dia seperti merasakan firasat yang sangat buruk.     

Oleh karena itu, pria itu segera melambaikan pedang Lingtian di tangannya, disertai dengan kedua matanya yang memerah. Mata itu kemudian menyemburkan api dengan cepat ke arah lawannya. Yaitu setan jiwa bermata tiga yang sangat besar, mengerikan, dan galak sekali.      

Telapak tangannya yang begitu kuat, dengan ototnya yang indah memegang pedang Lingtian yang berharga. Xuanyuan Pofan menggerakkannya dari atas udara menuju ke bawah dengan keras. Lalu, terdengar suara jeritan dari setan jiwa yang memekakkan telinga.     

Semua penonton yang duduk di kursi penonton, serta peserta lainnya langsung terkejut ketika melihat ini. Raja Huayou dari kerajaan Dong Xuan, yang biasanya paling malas untuk bergerak lebih dulu ketika melawan musuh. Bahkan terkadang tanpa bergerak, dan menunggunya musuhnya pergi sendirinya.      

Atau kadang hanya ketika musuhnya berlari ke arahnya, baru Xuanyuan Pofan perlahan-lahan mengangkat pedangnya. Kemudian dia akan menyerang musuh dengan satu gerakan. Tapi kali ini di pertandingan babak final ini, Raja Huayou rasanya seperti sedang sangat terburu-buru untuk segera menghabisi setan jiwa.     

Padahal, jelas-jelas Xuanyuan Pofan bisa melakukan hanya dalam satu gerakan, atau bahkan setengah gerakan untuk mengalahkan musuh. Tapi, sepertinya dia tidak bisa menunggu setan jiwa mati secara perlahan. Matanya saat ini sangat tajam, dan dia melemparkan beberapa gerakan untuk membunuh setan jiwa.      

Detik berikutnya, setan jiwa raksasa yang berada di seberangnya telah jadi potongan-potongan daging dengan jurus mata pisau gelombang dari pedang Lingtian. Benar-benar sebuah pemandangan yang sangat kejam dan mengerikan. Membuat semua penonton merasa kalau ini adalah pertandingan yang sangat luar biasa.     

Sahabatku yang berdarah dingin, kenapa begitu kejam dan meledak-ledak seperti itu? batin Du Heng. Dia yang belum mulai menyerang musuh melihat sikap gila sahabatnya tadi ketika melawan musuh. Hal itu membuatnya cukup bingung saat melihatnya. Baiklah, juara pertama sudah diambil sahabatku itu. Kalau begitu, aku akan mengambil juara yang kedua! batinnya.     

"Hiyaaaa!!!" teriak Du Heng dengan penuh semangat dan bergegas berlari menuju setan jiwa di seberangnya.     

***     

Setelah Liuli Guoguo menghisap darah hijau Pao Baobao, dia melihat pantatnya masih saja berdarah, dan darah itu terus mengalir semakin deras. Bahkan, dia bisa merasakan beberapa bekas darah yang mengalir sampai ke betisnya. Jadi, dia buru-buru meminta Pao Baobao untuk membantunya berjalan kembali ke kamarnya di dalam menara Ming Ying.     

Mungkin dengan berbaring sejenak, darah yang terus mengalir itu bisa sedikit berkurang dan melambat. Dengan begitu, Liuli Guoguo bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini.      

Kakak Po-nya masih bertanding saat ini. Bahkan jika pun harus mati, Liuli Guoguo mau mati dalam pelukan hangat kakak Po-nya. Dia lalu menggigit bibir kecilnya dengan erat, dan tetesan air mata tidak bisa berhenti jatuh dari mata anggurnya yang sudah sembab itu.     

Liuli Guoguo pun dipapah oleh Pao Baobao, dan melangkah satu persatu dengan sangat pelan. Dia menggerakkan kaki kecilnya satu langkah, lalu berhenti, kemudian bergerak lagi, dan berhenti lagi. Dia bahkan berjalan lebih lambat daripada semut.     

Pengawal ketiga yang mengikuti di belakang Liuli Guoguo dan Pao Baobao melihat mereka berdua yang jalannya sangat berusaha keras. Ini, ini kelihatannya besok baru bisa sampai ke kamar di menara Ming Ying deh, batinnya.     

Tapi, karena tahu kalau dirinya ini pria. Jadi pengawal ketiga tidak bisa menyentuh tubuh istri kecil Tuannya ini sembarangan. Hal itu membuatnya tidak bisa menggendong Nyonya kecilnya agar bisa sampai ke menara Ming Ying dengan cepat.      

Pengawal ketiga pun mau tidak mau terpaksa ikut berjalan dengan pelan sekali. Sambil melihat Nyonya kecil dan Nona Pao Baobao yang tampak sangat sedih. Padahal, dia tidak begitu tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya.     

Barusan Nona Pao Baobao menghampiri mereka, lalu meminta pengawal kedua belas untuk memanggil tabib Dewi. Apa jangan-jangan Nyonya kecil sakit? Jangan dong, Nyonya kecil tidak boleh sampai sakit. Tuan cepat kembalilah ke sini, Nyonya kecil sangat membutuhkanmu sekarang ini, batin pengawal ketiga.     

Ketika pengawal ketiga berpikir seperti itu, tidak jauh dari mereka tiba-tiba terdengar suara yang rendah dan begitu berat, disertai dengan kebingungan, "Liuli Guoguo."     

Begitu selesai mengalahkan setan jiwa, Xuanyuan Pofan tidak menunggu hasil pertandingan keluar, dan dia langsung pergi dengan cepat ke area penonton. Begitu sampai di tangga lantai enam, dia melihat gadis kecilnya yang menangis di bagian paling dalam dari koridor.      

Hati dan jiwanya tiba-tiba seperti tengah ditarik oleh sesuatu sampai menjerit. Dengan cepat dia memanggil gadis kecil yang mengenakan baju merah muda, yang ada di dalam koridor bagian paling dalam.     

Liuli Guoguo yang sedang berjalan dengan susah payah mendengar suara itu dan langsung mengangkat kepalanya dalam sekejap. Ketika dia melihat kakak Po menghampirinya dengan cepat, hidungnya kembali terasa masam.      

Liuli Guoguo yang tadinya berusaha begitu kuat dan tenang, pada saat ini sudah tidak bisa tenang lagi. Di depan Xuanyuan Pofan, dia kembali menjadi bayi yang lemah lagi, bahkan menangis dengan kencangnya, "Hiks hiks hiks hiks, kakak Po, pantatku berdarah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.