Saudara Ketigaku, Pergilah Dengan Damai
Saudara Ketigaku, Pergilah Dengan Damai
Wanita itu buru-buru melipat kedua tangannya dengan panik untuk menutupi tubuhnya yang hanya ditutupi kain tipis saja.
"Apa yang kamu tutupi! Seperti aku belum pernah melihatmu saja!" kata Murong Sheng.
Sedangkan Lan Ruo ingin terus mundur, tapi dia menyadari jika tidak ada jalan lagi di belakangnya. Dia hanya bisa menggigit bibirnya dengan erat, mencoba melindungi tubuhnya dan berjongkok untuk menutupi tubuhnya itu.
Murong Sheng lalu memandangi tubuh montok wanita yang ada di balik kain tipis itu, membuat mata hitamnya menyipit, dan jakun di tenggorokannya bergerak. Dia menghampiri wanita itu, lalu menggendong wanita itu ke pundaknya dan pergi menuju ranjang empuk di belakang pintu kayu lipat.
Segera setelah itu, Murong Sheng langsung melemparkan wanita di pundaknya itu ke atas ranjang yang empuk. Mata rubah Lan Ruo benar-benar diselimuti dengan ketakutan, dan dia buru-buru meringkuk di atas ranjang empuk itu.
"Heh wanita cantikku, bukankah kamu ingin lebih banyak harta? Oke, aku akan menambahkannya dan memuaskanmu lagi. Aku akan melakukannya tiga kali lagi, lalu akan menambahkan tiga puluh lagi harta untukmu!" ucap Murong Sheng sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Detik berikutnya, dia melompat ke wanita yang tubuhnya masih gemetaran di atas ranjang.
"Tidak! Tidak! Jangan lakukan ini! Raja, jangan seperti ini!" seru Lan Ruo. Seluruh hatinya benar-benar bingung, sebab Raja yang satu ini kalau melakukan hubungan seks, selalu saja begitu liar dan kasar.
Lan Ruo sudah disiksa tiga kali tadi, tubuhnya ini sudah sangat lelah dan tidak punya tenaga lagi. Jika Raja terus bertindak seperti ini, khawatir kalau tubuhnya sudah tidak kuat lagi.
***
Udara di ruangan ini terasa berguling dengan aroma mesra. Sebab, hubungan seks telah dilakukan sekali. Lalu, saat pria itu hendak melakukannya untuk kedua kalinya, terdengar suara kasim tua di luar kamar mandi. "Raja, ada sesuatu yang besar telah terjadi!!" ucapnya. Membuat alis tampan pria itu naik dan dia langsung mengerutkan keningnya.
***
Aula Bao He, di bangunan istana Qi Yun,
"Raja, putri Chao Yang sakit dan saat ini terbaring di tempat tidurnya. Raja Huayou itu sudah sangat keterlaluan dan melampaui batasnya! Ini adalah kerajaan Lan Hai, bukan kerajaan Dong Xuan! Dia, dia sama sekali tidak memandang negeri kita ini di matanya! Cih! Raja, tolong berikan keadilan untuk pangeran Murong Mingtao kami!"
Li Gang, komandan prajurit kediaman Raja Chao An menaruh kepalanya di lantai. Dia bersujud dan mengutarakan kesedihannya kepada Raja muda yang duduk di kursi singgasananya yang berharga.
Murong Sheng yang duduk di singgasananya menunduk dan berpikir sejenak. Dia lalu menyipitkan matanya sedalam batu hitam, kemudian membuka matanya dan berkata, "Pengawal, kemarilah. Li Gang, komandan prajurit di kediaman Raja Chao An sudah tidak berhasil melindungi Tuannya. Cepat tahan dia di penjara kriminal, lalu eksekusi dia besok siang!"
Li Gang sangat terkejut ketika mendengar ini. Ini, ini, ini... batinnya. Setelah itu dia berteriak dengan membabi buta saat diseret keluar.
Murong Sheng lalu mengalihkan pandangannya ke kasim tua di sampingnya dan berkata, "Kasim Fang, sekarang juga segera suruh seseorang untuk membakar kediaman Raja Chao An. Orang dan benda semuanya harus terbakar habis. Setelah itu, besok beritahu Xue Pan untuk mengumumkan kalau kediaman Raja Chao An tidak sengaja kebakaran. Dan Li Gang, komandan prajurit kediaman itu tidak berhasil menyelamatkan Tuannya."
Kasim tua itu langsung tertegun di dalam hati. Kemudian dia mencondongkan tubuhnya dan membungkuk untuk mengiyakan, serta melaksanakan tugas ini. Dia akhirnya tahu, mengapa pangeran tertua di kerajaan ini tidak bisa mengalahkan raja muda ini, dan malah meninggal dengan mengenaskan di lautan He.
Alasannya adalah, karena pangeran tertua kerajaan ini tidak kejam dan tidak sanggup menduduki posisi sebagai Raja.
Dunia selalu khawatir bahwa Raja baru tidak akan dapat mengguncang ibu kota paling makmur ketiga dalam daftar tertinggi kerajaan. Seperti yang diketahui semua orang, di antara pangeran di kerajaan Lan Hai, Murong Sheng adalah Raja yang paling cocok. Karena dia sangat kejam dan penuh dengan strategi hebat.
Setelah kasim tua membungkuk, dia pun segera menutup pintu aula Bao He. Sedangkan Murong Sheng yang memiliki sepasang mata hitam pekat, dia tampak tersenyum dingin di atas singgasananya.
Bagaimana mungkin pangeran yang sangat menganggur, tidak punya prajurit dan tidak punya kekuasaan kota manapun itu beradu kekuatan dengan Raja Huayou dari kerajaan Dong Xuan, si bakat luar biasa di daratan Liufeng ini. Bisa-bisanya Murong Mingtao itu mau berduel dengannya.
Murong Sheng tidak serakah dengan kota kecil yang diberikan oleh Raja Huayou. Hanya saja, tidak mungkin hanya karena seekor belatung, lalu dia lebih memilih melawan seekor naga. Saudara ketigaku, pergilah dengan damai, batinnya.