Lagu hujan Qingming
Lagu hujan Qingming
Tapi Su Muhuan tidak, dia bahkan tidak peduli dengan semua hal itu. Sebab, dia hanya ingin menyembuhkan ayahnya saja.
Bahan obat untuk membuat pil obat sangat sulit dikumpulkan. Meskipun bisa dikumpulkan atau didapatkan, namun harganya pasti mahal sekali. Keluarga Su Muhuan hanyalah rakyat kecil yang merantau dari desa kecil. Jadi, entah bagaimana mungkin keluarga mereka ini punya cukup uang untuk membeli bahan obat tersebut.
Namun, dalam pertandingan Fengyun Sirius tingkat besar cabang jurus seni pembuatan obat ini. Panitia akan memberikan setiap peserta hak untuk memilih bahan obat, dan kuali tungkunya sendiri untuk membuat obat dalam pertandingan, dan semuanya itu gratis.
Apalagi, yang lebih penting adalah pil obat yang telah berhasil dibuat, maka peserta boleh mendapatkan sponsor dalam pertandingan Fengyun Sirius tingkat besar ini dengan perbandingan 3:7. Jika diperjelas, peserta akan mendapatkan 30 persennya dan penyelenggara mendapatkan 70 persen.
Gadis berbaju putih itu memikirkan semua ini. Kemudian dia kembali dari pemikirannya dan berjalan sampai ke meja belajar. Dia lalu melanjutkan membaca beberapa gulungan buku. Walaupun Tuhan memberikannya bakat untuk sanggup mempelajari pelajaran kedokteran khususnya membuat pil obat. Namun, dia tetap bertekad untuk tidak boleh lengah dan meremehkan ini.
Setelah membaca sebentar, dia tiba-tiba baru ingat kalau upacara pembukaan acara pertandingan Fengyun Sirius tingkat besar akan segera dimulai. Dia pun dengan segera menaruh buku rahasia ratusan pil obat di tangannya. Lalu, berdiri dari bangkunya, kemudian menoleh ke pria tua yang duduk di atas ranjang dan ke arah gadis berbaju biru.
"Ayah, kakak, aku lupa kalau masih ada upacara pembukaan acara pertandingan ini! aku harus pergi dulu ke upacara pembukaan acara ini. Kalian tunggu di sini ya!" ucap Su Muhuan.
"Em em! Baik! Su Muhuan, cepat sana pergi," jawab gadis berbaju biru.
Gadis berbaju putih kemudian mengiyakan, lalu buru-buru mengenakan gelang yang ada di atas meja dan berlari dengan cepat keluar. Setelah berlari keluar, gadis berbaju biru pun menarik sudut bibirnya dan menggelengkan kepalanya. "Ayah, Su Muhuan ini semuanya baik sekali. Hanya saja, dia sedikit ceroboh."
"Em em," gumam pria tua yang duduk di atas ranjang. Dia tidak bisa bicara, tapi hanya bisa mengiyakan begitu saja. Pria tua itu kemudian menundukkan matanya dan muncul senyuman yang menggantung di wajah keriputnya, ketika mendengar ucapan gadis berbaju biru tersebut.
"Ayah, tenang saja. Su Muhuan sangat hebat dan pandai, dia pasti bisa menyembuhkanmu ayah," kata gadis berbaju biru itu sambil melengkungkan bibirnya. Dia lalu menyuapkan sesendok bubur ke mulut pria tua itu. Walaupun dia berbicara dengan santai di mulutnya, namun hatinya menghela napas dengan resah.
Ayahnya ini menderita leukimia, salah satu penyakit mematikan di dunia ini. Selama ini, hanya sedikit orang yang bisa sembuh dari penyakit tersebut. Jadi, gadis berbaju biru itu hanya bisa menghibur ayahnya seperti ini. Padahal, sebenarnya seperti ada batu besar yang menindih hatinya.
***
Area kamar tamu VIP di kamar nomor enam,
Liuli Guoguo meminta pengawal ketujuh mengeluarkan seruling kayu miliknya dari ruang sihir. Begitu mendapatkannya, kemudian dia langsung berlari dengan riangnya ke samping meja mahoni dekat jendela.
Pao Baobao yang duduk di seberang dan sedang memandangi pemandangan. Kini telah bersiap untuk mendengarkan Liuli Guoguo meniup serulingnya.
Di tengah meja mahoni ada keranjang bunga, dan di dalam keranjang bunga ini ada dua chinchilla gemuk yang imut sekali. Dua chinchilla itu sedang asik mengunyah almond yang renyah dengan riangnya. Setelah berhubungan seks selama beberapa kali, mereka sangat lelah dan ingin beristirahat makan untuk menambah tenaga mereka.
Begitu melihat Liuli Guoguo datang, Pao Baobao kemudian menoleh, lalu tersenyum dan berkata, "Xiao Guo, mainkan lagu hujan Qingming dong. Aku suka sekali ketika kamu memainkan lagu ini dengan serulingmu. Benar-benar merdu sekali!"
Liuli Guoguo lalu mengambil cangkir di atas meja, meneguk tehnya, kemudian dia bertanya dengan nada bercanda, "Apakah lagu lain yang aku mainkan tidak bagus didengar?"
"Merdu kok! Tapi lagu hujan Qingming adalah yang termerdu, hehe!" kata Pao Baobao sambil bertepuk tangan.
"Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu!" jawab Liuli Guoguo sambil menyeringai. Kemudian dia mengambil seruling kayunya dan meletakkan di samping bibir kecilnya yang bagai ceri itu.
Selanjutnya, terdengar alunan musik dari seruling kayu yang terdengar begitu bahagia, dan dalam sekejap telah memenuhi setiap sudut di dalam kamar tersebut. Sinar matahari yang hangat dan menembus kamar itu pun juga ikut mendengarkan indahnya suara seruling kayu ini. Seolah tersenyum riang sehingga membuat ruangan yang mewah ini jadi semakin hangat.
Dua chinchilla gemuk di dalam keranjang bunga yang berada di tengah meja mahoni itu ikut bersiul sambil melahap makanan lezat mereka. Lalu, mereka juga mulai memutar pinggang dan pantatnya yang gemuk.
Dua chinchilla tersebut menari dengan riang diiringi musik lagu hujan Qingming yang dimainkan oleh Liuli Guoguo. Namun, sebenarnya mereka menarikan tarian gembira yang cukup jelek. Mereka pun akhirnya menyerah dengan makanannya, dan lebih memilih menari untuk menunjukkan suasana hati mereka yang sedang bahagia.