Gadis Kecil Yang Manis
Gadis Kecil Yang Manis
"Tidak, tidak, mana mungkin kami berani." jawab Dong Hui dan Qin Zhuo yang segera menyangkal hal itu. Mereka pun mula berkeringat dingin dengan tidak karuan. Kelihatannya, Bos mereka ini dibuat menyedihkan seperti ini oleh seorang gadis, akhirnya amarahnya jadi meningkat terus, benar-benar meningkat di level yang baru.
Pada saat ini, nenek tua yang sedang makan ubi panggang di sekitar kompor juga memandangi tiga anak laki-laki itu. Dia menepuk-nepuk lututnya dengan tangannya, lalu menepuk-nepuk tangannya sendiri untuk membersihkan tangannya dari debu. Setelah itu dia berbalik dan berjalan ke arah mereka. Namun, begitu masuk, dia langsung membelalakkan matanya karena sangat terkejut dan ketakutan.
"Ya Tuhan! Kenapa wajah bisa dilukai jadi seperti ini?! Benar-benar mengejutkanku sampai jantungku hampir saja copot! Qiao Xin, cepat coba periksa dia. Aku tidak mau memeriksa dan merawat penyakit seperti ini, terlalu menakutkan!" kata tabib nenek tua itu. Begitu selesai bicara, dia pun menepuk pantatnya dan pergi keluar uks. Yang tertulis di wajah tuanya hanyalah perasaan jijik dengan wajah Chen Chengcheng.
Sialan! Orang tua gila! Bukannya kamu itu tabib ya?! Masa masih takut hal seperti ini?! batin Dong Hui dan Qin Zhuo.
Ketika bersiap meluapkan kemarahan mereka, seorang gadis kecil tiba-tiba berjalan dan menghampiri mereka. Lalu, dia berkata dengan riang dan manisnya, "Dua pangeran, maaf atas tadi. Nenekku sudah tua, jantungnya sedikit bermasalah, jadi tidak bisa menerima hal yang mengejutkan seperti ini. Aku saja yang akan memeriksa pangeran!"
Ekspresi emosi serta marah dari Dong Hui dan Qin Zhuo seketika langsung menghilang begitu melihat gadis kecil yang ramah datang menghampirinya. Mereka pun langsung mengubah ekspresi di wajah mereka. Mereka juga tidak lagi berniat untuk mengejar nenek tua itu.
Sedangkan Chen Chengcheng yang berada di antara mereka berdua, dengan wajah bengkak seperti bola itu mendengar suara indah gadis kecil tersebut. Tiba-tiba, hatinya pun menjadi lebih tenang. Dirinya langsung kembali senang dan ceria, kabut marah dan kesal dalam hatinya pun juga ikut menghilang. Dia baru saja layu karena gadis kecil yang sangat pedas bicaranya, tapi sekarang ada gadis kecil yang manis muncul di hadapannya.
Setidaknya, Chen Chengcheng tidak terlalu sial. Sebab, dari suaranya saja kedengarannya sangat manis, dia mengira kalau orangnya pasti juga begitu manis.
***
Nasib Liuli Guoguo dan Pao Baobao bisa dibilang lumayan bagus. Mereka kebetulan sekali berhasil lari dan masuk ke pintu utama kelas Jianjia begitu raungan rusa raksasa berhenti terdengar. Begitu kaki mereka mendarat di kursi mereka, guru Li kemudian memasuki kelas dengan piring biru persegi di tangannya. Di atas piring juga terdapat banyak bola-bola kecil dengan warna yang berbeda-beda.
Liuli Guoguo melihat bola-bola kecil itu dan sangat ingin tahu apa itu sebenarnya. Dia lalu menepuk-nepuk Pao Baobao yang ada di sampingnya dengan sikunya, kemudian bertanya dengan suara yang sangat pelan, "Xiao Bao, benda apa yang dibawa oleh guru pemusnahan itu?"
Pao Meiqing telah menghilang dari kehidupan Pao Baobao dan tidak akan pernah muncul lagi di kelas Jianjia. Jadi, Liuli Guoguo langsung melompat dari bangkunya ke bangku Pao Meiqing, dan menjadi teman semeja dengan Pao Baobao. Hal ini pun membuat murid-murid lain di sekitarnya sangat terkejut, membuat satu demi satu dari murid lain menebak.
Mereka pikir, mungkin itu karena Pao Baobao berhasil menjadi gadis pelayan dari pelayan pendamping Pao Meiqing dan sekarang berubah jadi pelayan pendamping belajar istri kecil Raja Huayou.
Secara pribadi, para gadis lain itu bergosip diam-diam dan memuji kemampuan bersosialisasi Pao Baobao. Namun tidak masalah, karena itu adalah perkataan dan gosip yang baik. Tetapi, gosip yang tidak enak didengar mengatakan kalau Pao Baobao lupa hutang budi dan tugasnya. Bahkan, Pao Meiqing juga sia-sia saja memberinya makan dan tempat tinggal selama bertahun-tahun.
Kehidupan di hari-hari berikutnya, kata-kata gosip seperti ini segera sampai ke telinga Pao Baobao dan Liuli Guoguo. Hal tersebut membuat Liuli Guoguo sangat marah, tapi Pao Baobao malah sama sekali tidak peduli. Dia malah terus berusaha menenangkan Liuli Guoguo, dan memintanya untuk tidak memasukkan semua ini ke hati. Dia juga menghalangi Liuli Guoguo melakukan hal-hal yang sia-sia saja, dan membiarkan semua ini berjalan seperti air.
Benar saja, seiring berlalunya hari, gosip baru pun menarik perhatian para siswa, tidak ada yang peduli lagi dengan gosip Pao Baobao. Jadi, cara terbaik untuk menghadapi gosip adalah tidak perlu peduli. Seiring berjalannya waktu, waktu pasti akan bisa melemahkan segalanya. Cukup kita sendiri bahagia dan tidak perlu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain terhadap kita.
Pao Baobao merasa bahwa dia sangat beruntung, dan gosip semacam ini tidak ada artinya baginya, dibandingkan dengan ketakutan siang dan malam dalam kehidupan bertahun-tahunnya sebelumnya.