Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Tidak Bisa Berkencan Denganmu



Aku Tidak Bisa Berkencan Denganmu

2Guru Li mengambil bola kecil itu dan hendak mengatakan sesuatu tentang hal besar di mulutnya. Tapi, tiba-tiba dia memikirkan sesuatu, lalu meletakkan bola di tangannya dan berkata, "Baiklah, aku berikan dulu PR hari ini."      

Leher kecil semua murid pun langsung ditarik kembali, kemudian mereka memutar bola mata mereka ke atas dan menghela napas. Liuli Guoguo dan Pao Baobao juga tampak saling memandang dan memanyunkan bibir mereka.     

"Setelah pulang sekolah hari ini, bacalah buku biografi track audio. Lalu, tulislah apa yang kalian rasakan setelah membacanya. Besok jangan lupa dikumpulkan!" kata guru Li. Setelah selesai berbicara, dia pun mengeluarkan sebuah buku dari cincinnya dan menunjukkannya kepada siswa kelas Jianjia.     

"Buku yang ini, buku ini sangat tipis. Kalau membaca cepat mungkin hanya akan menghabiskan waktu satu jam untuk membacanya sampai selesai. Kalau yang di rumahnya tidak ada buku ini, kalian bisa membelinya di toko buku, harganya sangat murah sekali," jelas guru Li.     

Kepala seluruh murid kelas Jianjia langsung terlihat menunduk lemas dengan leher terkulai. Mereka seolah ingin menjulurkan lidah mereka, karena wajah kecil mereka terlihat begitu pahit, seperti sedang makan labu yang pahit. Sore indah mereka dan juga malam istirahat mereka, lagi-lagi hilang begitu saja seperti ini.      

Cahaya bulan! Tidak bisa berkencan denganmu hari ini! Bintang! Tidak bisa bernyanyi denganmu hari ini! Cih! batin masing-masing dari mereka.     

Tapi, Liuli Guoguo dan Pao Baobao malah tampak lebih tenang. Karena, Liuli Guoguo sangat menyukai pelajaran musik, jadi dia sudah membaca buku biografi track audio ini sampai selesai. Karenanya, dia tinggal menuliskan perasaannya setelah membaca buku tersebut.      

Sedangkan Pao Baobao, dia adalah anak yang punya minat membaca yang besar sekali. Jadi, dia sangat cepat sekali ketika membaca buku tersebut sampai selesai. Karena itu dia pun seperti tidak mengkhawatirkan apapun.     

"Sudah, sudah, sudah. Selanjutnya, mari kita membicarakan hal yang serius dan penting," kata guru Li Jing yang kemudian mengambil bola kecil di piring biru dan menunjukkannya pada murid-murid di kelas Jianjia.      

"Ini adalah darah merah empedu, terkondensasi dari butiran darah roh jiwa. Darah merah empedu ini dicampur dengan bunga pencuci sumsum, lalu gunakan di tanggal tujuh, maka setelah tiga tahun di tanggal tujuh, pergantian kulitnya akan selesai. Maka, pencucian sumsum pun dinyatakan sudah berhasil," jelas guru Li.     

"Hah?! Darah roh jiwa?! Pergantian kulit?!" gumam para murid di kelas Jianjia.     

Pada saat ini, murid-murid kelas Jianjia tidak bisa menahan diri mereka. Kemudian mereka mulai berbisik satu sama lain. Di pikiran mereka sekarang tengah dipenuhi akan ketegangan dan ketakutan yang sangat tinggi. Lalu, tiba-tiba guru Li memukulkan tongkatnya ke meja, seketika kepala murid-murid kelas Jianjia pun langsung menciut dan mereka kembali diam.     

"Kalian tidak perlu panik maupun takut. Itu terserah kalian yang memutuskan, apakah mau mencoba mencuci sumsum atau tidak. Jika tujuan kalian untuk menjadi master penyihir dan pengendali jiwa, maka kalian harus mencoba mencuci sumsum dan menanggung rasa sakit pergantian kulit tiga tahun kemudian."      

"Tidak mudah untuk menjadi pahlawan serta menyelamatkan dunia, dan tidak cukup dengan hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Kalau tidak melewati dan mengalami sendiri pembuatan sumsum baru yang kuat, mana mungkin bisa terlahir kembali jadi kuat di nirwana?"      

"Tentu saja, alasan mengapa seorang pahlawan menjadi pahlawan adalah karena dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki orang lain, dan alasan kedua karena jarang ada yang bisa seperti itu. Mencuci sumsum adalah hal yang sangat menyakitkan dan menantang. Begitu kalian memilih untuk memakan bunga pencuci sumsum dan juga darah merah empedu ini, maka berarti tiga tahun kemudian, kalian akan kehilangan lapisan kulit. Jadi, tolong buat pilihan yang cermat!"      

"Tapi, aku memberitahukan kalian dulu mengenai satu hal, ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan menghadapi dan melawan serangan roh jiwa maupun iblis jiwa. Jika tantangan ini saja kalian merasa tidak bisa melewatinya, maka lebih baik kalian menyerah saja dari sekarang," jelas guru Li dengan panjang. Setelah menyelesaikan ceramahnya yang panjang, dia mengeluarkan gulungan kertas hitam dan tongkat giok putih dari udara.     

Di gulungan kertas hitam itu, ada lebih dari sepuluh nama yang semuanya merupakan nama siswa di kelas Jianjia. Dia lalu menggantungkan gulungan kertas hitam itu di udara dan melanjutkan, "Oke, selanjutnya, siswa yang aku sebut namanya, silakan maju dan mulai tes darah!"      

Satu persatu murid pun kemudian mulai tes darah. Mereka juga mengambil darah merah empedu sesuai dengan tipe darah mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.