Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Mudah Ditaklukkan



Tidak Mudah Ditaklukkan

0Cahaya matahari bersinar cerah, dan jalanan di ibu kota tampak lebih hidup dan makmur daripada cuaca bagus di tahun baru ini. Di keramaian dan hiruk pikuk ini, terlihat seorang wanita yang mengenakan gaun merah terang dan sangat menarik perhatian, karena hampir semua orang menoleh kepadanya.     

Setelah pengawal ketujuh tidak lama berjalan, dia akhirnya tidak tahan lagi dengan orang-orang licik yang mengikutinya dari tadi. Alis indahnya tampak naik, lalu dia menyipitkan mata dan menyampingkan tubuh anggunnya. Kemudian, dua anak panah terlihat terbang dari tangannya dan langsung terbang menuju belakangnya.     

Xiao Denglong kini sedang memasukkan kotak permen ke dalam kantong tasnya. Dia membungkus kotak permen itu dengan hati-hati, lalu meletakkan kantong tas berisi kotak tersebut di punggungnya. Ketika dia baru saja berjalan keluar dari toko permen pertama dan bersiap kembali ke kediaman Raja Huayou. Kebetulan sekali dia bertemu dengan kakak pengawal ketujuh yang begitu cantik itu.     

Mungkin, karena arah jalan kembali pulang yang sama, yaitu ke kediaman Raja Huayou. Jadi, kebetulan sekali Xiao Denglong bertemu pengawal ketujuh yang berjalan melewatinya, ketika dia baru saja keluar dari toko permen. Maka dari itu, dia berniat mengejar pengawal ketujuh dan mengajaknya pulang bersama.      

Namun, langkah kaki pengawal ketujuh terlalu cepat, sehingga Xiao Denglong tidak mampu mengejarnya. Ketika dia akan membuka mulut untuk memanggil pengawal ketujuh, tiba-tiba ada dua anak panah tajam terbang ke arahnya.     

Dengan segera, Xiao Denglong langsung menjerit dan berjongkok sambil memegangi kepalanya. Namun, dia masih bisa mendengar suara anak panah yang lewat di samping telinganya dengan sangat jelas.      

Setelah itu, Xiao Denglong langsung menepuk-nepuk dadanya. Karena dia merasa beruntung sekali bisa langsung bereaksi dan dengan cepat segera menghindarinya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba dia mendengar suara dua orang yang menjerit. Bahkan, suara jeritan ini terdengar lebih menakutkan dan mengerikan daripada suara jeritannya barusan.     

Xiao Denglong kemudian mencari asal suara jeritan itu. Begitu menoleh ke belakang, dia melihat dua pria yang tidak jauh darinya sudah terbaring dan muntah darah. Pakaian biru yang dikenakan di tubuh kedua pria itu bukanlah pakaian rakyat biasa. Namun terlihat seperti pakaian yang dikenakan oleh pengawal kerajaan untuk keluar dari kerajaan saat akan memeriksa sesuatu.      

Iya benar sekali, pengawal, mirip pengawal kerajaan, batin Xiao Denglong.     

Xiao Denglong lalu memegangi kepalanya dan menganalisis semua yang sedang terjadi barusan. Tapi, tiba-tiba dia sangat terkejut, ketika ingat kalau dua anak panah tajam yang terbang tadi, itu berasal dari kakak pengawal ketujuh.      

Ketika Xiao Denglong berniat berdiri lagi untuk mengejar kakak pengawal ketujuh yang sudah berjalan jauh darinya untuk bisa bertanya mengenai ini. Tiba-tiba sudah ada segerombolan laki-laki dengan pakaian berbeda, dengan dua pria yang tertusuk panah itu muncul, lalu mengejar pengawal ketujuh dari kejauhan dengan kemampuan bela diri ringan mereka.      

Namun, selang beberapa lama, belasan pria itu dengan mudah meloncat dan berhenti tepat di depan pengawal ketujuh dan langsung mengepung pengawal ketujuh. Sekarang, wanita berbaju merah itu pun sudah dikelilingi oleh lebih dari sepuluh pria dengan pakaian berwarna abu-abu ala kerajaan.     

Xiao Denglong benar-benar terkejut ketika melihat kejadian ini. Sialan! Orang-orang ini tidak terlihat miskin! Tapi beraninya mereka merampok di siang bolong seperti ini! Bagaimana bisa begini, sih?! batinnya.     

***     

Pengawal ketujuh terlihat menaikkan alisnya yang indah, lalu tampak lesung pipi kecil di sudut bibirnya. Dia tidak menyangka, selain dua pengawal pangeran kantong jerami itu, ternyata ada begitu banyak orang yang sedang mengikutinya. Jika menilai dari pakaian dan pedang yang mereka gunakan, terlihat bahwa mereka adalah orang-orang dari kantor gubernur pusat. Kenapa harus begini? Sia-sia saja, batinnya.     

"Senjata tersembunyi Nona ini benar-benar tidak terlihat ya. Bisa-bisanya ketika sekali serang, bisa langsung membunuh dua pengawal, dan sekarang mau pergi begitu saja" kata seorang pria yang suaranya begitu serak dan kuat ini.      

Seiring dengan suara pria itu, para pengawal kerajaan yang berada dalam posisi mengelilingi pengawal ketujuh, kemudian berjalan ke samping dan memberi jalan kepada tamu penting, yaitu Tuan mereka.     

***     

Chen Batian awalnya ingin sekali ikut maju bersama dengan Xuanyuan Poteng. Tapi, pada saat ini dia sadar kalau lebih baik membiarkan pangeran dan juga wanita itu sendirian. Jika dirinya ikut maju, lalu tidak bisa ikut bicara, hal itu sama saja seperti para pengawal lainnya, dan malah akan menjadi sangat canggung nanti. Dengan berpikir seperti ini, dia pun seketika menghentikan langkah kakinya di sudut jalan. Karena dia merasa cukup mengawasi dari kejauhan saja.     

Xuanyuan Poteng kemudian berjalan memasuki formasi setengah kepungan para pengawalnya. Dia pun akhirnya melihat dengan jelas dari dekat sosok pengawal ketujuh yang cantik dan montok. Dari tadi, dia sudah mengikuti pengawal ketujuh dan terus menatap tajam bayangan punggung pengawal ketujuh cukup lama.      

Bokong yang sangat montok dan pinggang kecil yang sangat pas dengan satu cengkeraman tangan itu, benar-benar menarik orang lain untuk melakukan kejahatan yang memuaskan menurut Xuanyuan Poteng.     

Dengan melihat secara dekat wajah pengawal ketujuh, Xuanyuan Poteng hanya merasa kalau dirinya pasti akan mabuk kepayang dibuatnya, jika dia bisa membuat makhluk cantik di depan matanya ini masuk ke pelukannya.     

Tapi, begitu teringat kejadian barusan tadi, yaitu kejadian dua pengawal yang kehabisan napas dan akhirnya mati karena tertusuk senjata tersembunyi dari wanita cantik itu. Xuanyuan Poteng tidak bisa menahan kekhawatiran dalam hatinya. Jika wanita itu seperti ini, mungkin ketika di ranjang, sepertinya dia tidak mudah untuk ditaklukkan.     

Ketika Xuanyuan Poteng memandangi pengawal ketujuh dari atas sampai ke bawah, akhirnya pengawal ketujuh tidak tahan dengan semua tatapan menjijikkan dari Xuanyuan Poteng. Dia pun terlihat mengerutkan kening dengan malasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.