Istri Kecilku Sudah Dewasa

Asal Usul Wanita Itu



Asal Usul Wanita Itu

2Meskipun Xiao Denglong tidak memiliki sifat pengecut seperti Ding Xiang, dan dia biasanya juga merupakan seorang gadis dengan keberanian yang besar. Namun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia melihat begitu banyak orang berlumuran darah jatuh di hadapannya, dengan mata mereka yang melihat ke arah atas semua.      

Apalagi, semua orang ini jadi begini, karena disebabkan oleh kakak pengawal ketujuh yang saat ini sedang memapahnya. Hati kecil Xiao Denglong pun seketika merasa khawatir dan sangat ketakutan. Akhirnya, dengan tanpa terkendali, kepalanya pun miring dan akhirnya dia pingsan.     

***     

Pengawal ketujuh hanya bisa menggelengkan kepala dan tak bisa mengatakan apa-apa. Saat ini dia terpaksa dan hanya bisa menggendong Xiao Denglong. Sebenarnya, tidak hanya Xiao Denglong, tapi semua rakyat jelata yang ada di jalanan ibu kota itu juga sama saja.      

Tadi, begitu wanita berbaju merah itu dikepung dan dikelilingi oleh para pengawal berbaju abu-abu. Mereka semua sudah berlarian kabur seperti burung yang takut dimangsa hewan liar. Lalu, ada juga beberapa dari mereka yang bersembunyi di suatu sudut tersembunyi, dan diam-diam mengawasi situasi yang ada.     

Jalanan yang tadinya ramai, sekarang telah berubah menjadi sepi senyap. Masyarakat yang bersembunyi dan sedang menyaksikan keributan ini benar-benar sudah salah mengira. Ternyata, wanita berbaju merah itu sangat galak dan menakutkan sekali. Hanya dengan beberapa pukulan dan tendangan saja, wanita itu sudah bisa mengalahkan begitu banyak pengawal di sana.     

Ketika wanita berbaju merah itu pergi sedikit lebih jauh, pria yang lebih berani tampak berlari memeriksa napas salah satu pria yang jatuh ke tanah. Lalu, begitu dia menyadari kalau semua pria yang terbaring di tanah itu mati, dia sangat terkejut, dan akhirnya langsung lari ke kantor pemerintahan dengan secepat mungkin.     

***     

Pengawal ketujuh menggendong Xiao Denglong yang pingsan di pelukannya. Namun, ketika baru berjalan sebentar, tiba-tiba dia merasakan telinganya bergetar dan melihat sesuatu yang berat melintas di udara di belakangnya.      

Pengawal ketujuh pun segera menoleh dan berbalik dengan cepat. Lalu, dia mengulurkan kakinya untuk menendang ke belakang ke arah dua benda berat itu hingga terlempar kembali. Kemudian, tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh, diiringi dengan suara jeritan yang keras.     

Pengawal ketujuh lalu tersenyum sinis sambil masih menggendong Xiao Denglong yang ada di pelukannya. Lalu, dia pun melanjutkan perjalanannya menuju ke kediaman Raja Huayou. Setelah berjalan tidak lama, dia teringat sesuatu, lalu dengan segera berbalik arah. Karena dia lupa membeli permen untuk Nyonya kecil.     

***     

Chen Batian kini tengah memegangi wajahnya yang bengkak karena terkena bola peraknya sendiri. Dia tersandung, lalu mencoba bangun dan berjalan menghampiri pangeran yang baru saja dipapah bangun oleh pengikutnya, dan masih dalam keadaan lesu. Setelah itu dia juga membantu memapah pergelangan tangannya.     

"Pangeran Xuanyuan Poteng, maaf sekali karena para pengawal hamba tidak kompeten. Maaf sekali sudah membuat pangeran Xuanyuan Poteng menderita. Jika ingin tahu asal-usul dari wanita itu, sebenarnya hamba ada satu cara lain," kata Chen Batian.     

Xuanyuan Poteng kemudian menepuk-nepuk pantatnya yang kotor, lalu dia langsung berdiri. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu bela diri pengawal ketujuh, tapi dia hanya terkena luka goresan luar saja ketika ditendang dengan keras oleh pengawal ketujuh. Karena, bagaimanapun dia adalah master penangkap jiwa tingkat biru yang sudah dilatih gila-gilaan di perguruan tinggi Xingyun.     

Tadi, jika Xuanyuan Poteng tidak tercengang dengan bodohnya karena gadis gila yang mau memukulnya dengan kantong tas itu. Dia pasti akan menyerang wanita itu dan tak akan berhenti hingga dia berhasil menghabisinya. Namun, begitu mendengar ucapan Chen Batian, dia pun menjadi sangat marah, lalu segera berkata, "Dasar kamu..."     

Xuanyuan Poteng ingin marah-marah dan memaki habis-habisan bawahannya dan juga Chen Batian. Tapi, ketika dia teringat kalau Chen Batian masih menjadi gubernur tingkat tinggi di Penglaizhou ini. Tempat yang di mana pemerintahannya dikuasai dan berada di bawah kendali adik keenamnya. Jika ingin menjadi salah satu bagian partai adiknya, maka dia tidak boleh ada masalah dengan bawahan adiknya itu.     

Xuanyuan Poteng menahan dan menelan semua makian, serta kebencian itu kembali ke dalam perutnya. Lalu, dia mencoba mendinginkan pikirannya dan berkata, "Oh? Tuan Chen Batian, ada cara apa lagi? Coba katakan saja."     

Begitu selesai bicara, Xuanyuan Poteng melirik dua pengawalnya sendiri yang tidak jauh darinya. Lalu, melirik ke segerombolan pengawal kantor gubernur pusat yang sudah terbaring mati di sana. Tanpa menunggu Chen Batian menjawabnya, dia pun segera menambahi, "Tuan Chen Batian, para pengawal ini… Mereka..."     

Chen Batian adalah orang pandai, jadi dia tahu maksud dari pangeran dan langsung memenuhi keinginan pangeran itu dengan berkata, "Pangeran Xuanyuan Poteng, jangan khawatir. Orang-orang ini tidak akan jadi halangan anda. Nanti, hamba akan mengirim seseorang untuk mengurus ini semua. Walaupun ada orang yang melaporkan ini ke polisi, hamba pasti akan menekan semua berita itu."     

Dengan mengatasnamakan ingin mengunjungi Penglaizhou, pangeran Xuanyuan Poteng sebenarnya ingin mencari keberadaan Lun Luozhu. Walaupun dia masih marah karena wanita cantik itu, tapi dia tidak akan membesar-besarkan masalah pembunuhan ini.     

Nama baik Xuanyuan Poteng sebagai seorang pangeran tidak akan baik untuk dihalangi dengan semua ini. Sebab, itu bukanlah masalah, walaupun ada sepuluh orang lebih yang meninggal di sini. Hanya saja, pangeran sangat pusing ketika memikirkan bagaimana cara menggoda dan menarik perhatian wanita cantik yang dari tadi sudah mencuri perhatiannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.