Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bocah Laki-Laki Berbaju Merah Muda



Bocah Laki-Laki Berbaju Merah Muda

2Ketika Liuli Guoguo melihat sesuatu yang terlihat sangat lezat, seketika mulut kecilnya terasa seperti ingin mengunyah sesuatu. Apalagi saat melihat kue telur kuning renyah yang rasanya sangat manis itu. Dia pun langsung berkata, "Terima kasih," kepada bocah itu, dan mengambil kue telur kuning renyah itu.      

Setelah itu Liuli Guoguo memberikan dua kue telur kuning renyah kepada Pao Baobao yang ada di sampingnya. Lalu, baru dia yang mengambil satu persatu kue itu dan memakannya sampai habis.     

"Sama-sama!" jawab bocah laki-laki berbaju merah muda itu dengan pipi yang merona merah. Setelah menjawab Liuli Guoguo, dia lalu berbalik pergi dengan riangnya. Dia berlari dengan ekspresi yang sangat puas sekali, karena kakak cantik makan dengan nikmat kue telur kuning yang diberikan olehnya. Dia bahagia sekali sampai rasanya wajah bahagianya tampak secerah matahari kecil.     

Liuli Guoguo dan Pao Baobao terlihat mengunyah kue itu di mulut kecil mereka dengan senangnya. Lalu, mereka melanjutkan mengamati Na Lanyan yang sedang memasak bunga pencuci sumsum.      

Tidak lama kemudian, Liuli Guoguo lagi-lagi merasakan sudut bajunya ditarik. Dia kemudian menoleh dan melihat bocah laki-laki yang berbaju merah muda dengan alis yang sangat tebal itu lagi.     

"Kakak cantik, ini makanlah biskuit teh gunung!" kata bocah itu sambil menyodorkan tangan putihnya yang kecil dan gemuk, yang saat ini sedang membawa biskuit berbentuk persegi berwarna hijau kepada Liuli Guoguo.      

Liuli Guoguo pun menjawab, "Terima kasih!" Sambil tersenyum dan menunjukkan dua lesung pipi di wajahnya. Setelah itu, dia segera mengambil biskuit yang diberikan bocah itu, dan dia sungguh senang sekali. Aduh bocah kecil ini sungguh lucu sekali, sih! batinnya.     

Pao Baobao tidak bisa mengendalikan diri untuk menutup mulutnya karena menahan tawa saat melihat bocah kecil itu terus-terusan memberikan kue kepada Liuli Guoguo dengan tatapan tergila-gila seperti sedang menawarkan cintanya.     

"Kakak cantik yang ini, kamu juga punya kok. Ini untukmu!" kata bocah laki-laki berbaju merah muda itu, yang kemudian memberikan biskuit teh gunung dengan tangannya yang lain untuk Pao Baobao.     

"Hah? Aku juga dapat bagian?! Terima kasih, terima kasih!" jawab Pao Baobao dengan begitu senangnya karena dimanjakan, sambil mengambil biskuit yang diberikan oleh adik kecil itu. Begitu teringat kalau bocah kecil itu adalah putra Na Lanyan, seketika dia menjadi sangat bersemangat sekali.     

"Kakak cantik, apakah biskuitnya lezat?" tanya bocah laki-laki itu yang kemudian menoleh dan mengalihkan pandangannya kepada Liuli Guoguo setelah memberikan biskuit teh gunung untuk Pao Baobao. Tatapan matanya tampak bersinar dan begitu penuh perasaan yang dalam kepada Liuli Guoguo.     

"Em em! Enak sekali!" jawab Liuli Guoguo kepada bocah itu sambil melahap biskuit itu dengan sekali lahap.     

"Baguslah kalau enak!" kata bocah laki-laki itu. Setelah itu, dia lalu berbalik lagi dan keluar sambil melambaikan tangan kecilnya dengan riangnya. Huwaaahh! Wow wow wow! Aku berhasil menyenangkan perut kakak cantik. Kakak cantik pasti akan jatuh cinta padaku!" batinnya.     

"Dulu ayah juga seperti ini, dia menyenangkan perut ibu dulu, baru setelah itu dia berhasil menikahi ibu dan membawanya pulang ke rumah. Aku juga mau seperti itu! Aku harus berhasil mengalahkan pria yang sangat menakutkan itu, lalu membawa kakak cantik pulang ke rumah untuk dinikahi! lanjut bocah laki-laki itu dalam hati.     

Setelah bocah kecil berbaju merah muda itu pergi, Liuli Guoguo dan Pao Baobao pun saling memandang, lalu tersenyum. Setelah itu mereka kembali menoleh untuk lanjut memperhatikan kemampuan memasak Na Lanyan.      

Namun, tidak lama kemudian, sudut baju Liuli Guoguo lagi-lagi ditarik. Dia lalu menoleh, dan lagi-lagi dia melihat bocah laki-laki berbaju merah muda itu.     

"Kakak cantik, apa mau makan roti Niang Zi?!"     

"Kakak cantik, apa mau makan permen plum?!"     

"Kakak cantik, apa mau makan keju madu?!"     

"Kakak cantik, apa mau makan...."     

***     

Dengan cara ini, Liuli Guoguo tidak tahu sudah berapa kali dia diberi makan terus-terusan oleh bocah laki-laki berbaju merah muda yang terlihat bundar dan gemuk itu. Perut kecilnya perlahan sudah membuncit, dan dia merasa kalau dirinya hari ini sudah tidak perlu lagi makan malam karena sudah kenyang karena sudah memakan makanan yang diberikan oleh bocah laki-laki kecil itu.     

Setelah melihat kakak cantik sudah kenyang, bocah laki-laki itu kemudian memutuskan untuk menggunakan trik yang paling mematikan. "Oh iya, kakak cantik, berjongkoklah, aku punya hadiah untukmu!" ucapnya.     

Bocah laki-laki itu kemudian menjinjit dan meletakkan piring yang dipegangnya ke atas meja. Lalu, melambaikan tangan gemuknya itu beberapa kali ke arah Liuli Guoguo, dengan Liuli Guoguo masih terlihat enak mengunyah.      

Liuli Guoguo dan Pao Baobao pun bersama-sama melihat bocah laki-laki yang tampak sangat serius itu. Rasanya mereka ingin sekali tertawa ketika melihat betapa lucu dan imutnya bocah ini. Tapi, karena takut menyakiti hati bocah itu, mereka memutuskan untuk menutup mulut mereka agar bisa menahan tawa.     

"Hadiah apa?" tanya Liuli Guoguo. Dia tidak berjongkok, dan hanya segera memasukkan kue keju madu terakhir yang ada di tangannya ke dalam mulut kecilnya. Walaupun sudah kenyang, tapi mulut kecilnya tetap tidak bisa berhenti makan.     

"Ya ampun, kakak cantik berjongkoklah. Begitu kamu berjongkok, kamu nanti akan tahu sendiri, kok!" kata bocah itu sambil mengerutkan kening dan menaikkan alisnya yang begitu tebal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.