Tangan Putih Kecil yang Gemuk
Tangan Putih Kecil yang Gemuk
Pengawal kesatu lalu menyerahkan sebuah kantong kertas yang ada di tangannya kepada Pao Baobao, dan berkata, "Nona Pao Baobao, bunga pencuci sumsum sangat pahit sekali. Aku khawatir kalau mulut Nona masih terasa sangat pahit sampai sekarang, Jadi, aku membelikan madu bunga plum untuk menghilangkan rasa pahit itu."
Pao Baobao kemudian mengambil kantong kertas yang diberikan pengawal kesatu sambil tersipu malu dengan wajah memerah. Dia terus menundukkan kepalanya, lalu berkata "Terima kasih." Sampai tidak tahu sudah berapa kali dia mengatakan kata ini.
Memang benar sekali, mulut kecil Pao Baobao sekarang benar-benar sangat pahit, giginya pun terasa pahit, bahkan sepahit pare. Awalnya, dia dan Liuli Guoguo sangat menanti hasil masakan bunga pencuci sumsum itu. Mereka dengan penuh semangat seolah menantikan rasa lezat masakan bunga pencuci sumsum dari Na Lanyan.
Jadi, tanpa banyak bicara, mereka pun langsung memasukkannya ke dalam mulut masing-masing. Tapi, detik berikutnya mereka berdua malah segera ingin memuntahkannya. Karena mereka benar-benar tidak menyangka kalau bunga pencuci sumsum bisa sepahit ini, pahit sekali sampai rasanya ingin terbang meninggalkannya.
Namun, Pao Baobao tidak terlalu takut seperti Liuli Guoguo. Sebaliknya, dia malah menggertakkan gigi dan memaksa dirinya sendiri makan itu sampai habis. Sedangkan Liuli Guoguo yang berada di samping Raja Huayou akhirnya juga berhasil memakan bunga pencuci sumsum itu dalam waktu yang sangat lama, berkat Raja Huayou yang sangat sabar membujuknya.
Pada saat ini, Pao Baobao benar-benar tidak menyangka kalau kakak berbaju putih akan teringat padanya. Bahkan sampai memberikan makanan yang manis ini padanya. Hatinya dalam sekejap pun langsung terbang dan pergi ke atas danau indah yang nyaman.
Pao Baobao hanya tahu kalau pada akhirnya, Nenek Ye dan juga koki Fang Mici sepertinya begitu sopan kepada kakak berbaju putih. Mereka kemudian mengatakan kepada kakak berbaju putih kalau tidak keberatan, dia bisa makan malam bersama dengan mereka.
Namun, kakak berbaju putih itu menolak beberapa kali dengan sangat sopan, dia lalu segera pergi. Hanya tersisa Pao Baobao yang hatinya masih melayang bahagia di langit. Bahkan, butuh waktu yang cukup lama untuknya kembali tersadar dari lamunan bahagianya.
***
Ruang makan di kediaman Raja Huayou,
Xuanyuan Pofan yang berjubah hitam dan Liuli Guoguo dengan baju merah mudanya duduk tepat di depan meja makan yang berada di tengah. Lalu, di sebelah kanan meja makan ada tiga orang, yaitu Na Lanyan dan keluarganya.
Liuli Guoguo baru saja makan makanan yang sepertinya lezat, namun ternyata rasanya bahkan lebih pahit dari pare. Sampai sekarang, dia merasa kalau mulut kecilnya ini seolah bukan miliknya. Makan makanan yang sangat pahit, sungguh membuat orang gila. Astaga, bagaimana bisa aku makan kepahitan yang sungguh pahit ini, sih?! Pahit, benar-benar pahit seperti pare! batinnya.
Jadi, untuk menghilangkan rasa pahit itu, Liuli Guoguo kemudian meneguk semua bubur jagung manis dan juga nasi yang ada di depannya, dengan cara meneguknya langsung sampai habis. Lalu, tangan kecilnya mengambil sepiring bakso ikan manis goreng, setelah itu dia juga melahapnya satu persatu dengan sangat cepat.
Liuli Guoguo masih meneguk bubur jagung dan melahap bakso ikan terus menerus, tapi masih saja tidak cukup untuk menghilangkan rasa pahit di mulutnya. Dia benar-benar berharap kalau mulutnya bisa langsung mengunyah banyak makanan sekaligus. Sehingga mulutnya itu bisa makan makanan manis secara bersamaan, agar kembali terasa manis lagi dan tidak pahit.
"Pelan-pelan makannya," kata Xuanyuan Pofan yang langsung mengingatkan karena tidak berdaya melihat istri kecilnya yang sedang makan dengan cepat. Dia khawatir kalau perut istri kecilnya akan sakit karena kekenyangan.
Telapak tangan Xuanyuan Pofan yang besar dengan sendi tulang yang begitu kuat, kemudian segera menarik bakso ikan goreng itu menjauh dari Liuli Guoguo. Namun, detik berikutnya, Liuli Guoguo malah menggertakkan gigi, lalu mengambil kembali bakso ikan manis gorengnya itu. Dia juga memeluk piring di depannya dan melindunginya dengan begitu erat.
Xuanyuan Pofan hanya bisa menepuk keningnya. Sedangkan, bocah kecil yang duduk di tengah-tengah Na Lanyan dan istri Na Lanyan, terlihat menaikkan alisnya yang tebal, lalu mulut kecilnya membuka, kemudian berkata, "Kakak cantik, aku masih ada bakso ikan goreng. Aku tidak terlalu suka memakannya. Kalau bakso ikan gorengmu kurang dan tidak cukup, kalau mau, ini punyaku semuanya untukmu saja."
"Em em! Oke oke!" jawab Liuli Guoguo sambil langsung mengangguk dengan mulutnya yang masih penuh nasi. Setelah mengangguk, dia pun memasukkan lagi bakso ikan goreng ke dalam mulut kecilnya, dan memakannya dengan penuh tenaga, hingga pipinya menggembung tidak karuan.
Untuk mencegah dirinya terbunuh oleh mata pria tua yang sangat menakutkan dan mengerikan. Bocah kecil itu pun mengendalikan dirinya untuk tidak menatap mata pria itu. Lalu, tangan putih kecilnya yang gemuk terlihat mengambil sepiring bakso ikan goreng di depannya. Setelah itu dia berlari ke samping meja di depan Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan.