Tolong Ambilkan Satu Bantal Lagi
Tolong Ambilkan Satu Bantal Lagi
Di sebuah kamar tidur di bangunan Chiming, seorang pria tampan terlihat sedang melepaskan jubah dan pakaiannya. Padahal dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Tapi dia terus saja ragu untuk melangkah pergi, dan hanya diam berdiri di samping ranjang dengan perang batin yang cukup besar. Pergi atau tidak, karena ini adalah masalah yang sangat memusingkan untuknya saat ini.
Dia sampai sekarang benar-benar sulit membayangkan kalau tadi, demi membuat Dandan, anak dari Na Lanyan memanggil istri kecilnya bibi. Entah kenapa dia sampai harus berjanji kepada Liuli Guoguo kalau malam ini dirinya akan menemani Liuli Guoguo tidur bersama di bangunan Liuli Guoguo. Bodoh sekali aku, aku benar-benar pusing sekarang memikirkan semua ini! batinnya.
***
Setelah puas memandangi dua ekor chinchilla yang sangat imut dan lucu ini selesai berperang. Liuli Guoguo dan Pao Baobao lalu mengerjakan tugas mereka dengan sangat cepat, bahkan kecepatannya bisa dihitung dalam beberapa menit saja.
Setelah itu, mereka pun kembali ke bangunan Liuli Guoguo, ditemani oleh para pelayan. Begitu sampai, kemudian mereka mandi, lalu bersiap untuk memeluk bantal dan selimut yang hangat. Pao Baobao benar-benar memeluk selimut, namun Liuli Guoguo tidak.
Setelah dibantu ganti baju dengan pakaian tidur oleh Ding Xiang dan Cui Le, Liuli Guoguo dengan tidak sabarnya langsung berlari keluar dari pintu. Dia berlari ke pintu utama untuk menantikan Kakak Po-nya datang dalam memenuhi persyaratan yang telah dikatakan Kakak Po-nya sendiri di ruang makan tadi.
"Nyonya kecil, apa yang anda lakukan? Di depan pintu, anginnya dingin sekali. Ayo segera naik ke ranjang sana!" kata Cui Le begitu melihat Liuli Guoguo berdiri di depan pintu dengan memakai pakaian tidur. Dia khawatir kalau Nyonya kecilnya masuk angin. Jadi, dengan cepat dia mengambil jubah biru di rak baju, dan berlari untuk memakaikannya di tubuh Liuli Guoguo.
"Aku sedang menunggu Kakak Po!" jawab Liuli Guoguo setelah dipakaikan jubah biru oleh Cui Le. Dia terus menjulurkan kepalanya, dan melihat ke arah dinding dengan pintu berbentuk bulan.
Mendengar ini membuat Cui Le menjadi bingung, "Hah?" gumamnya. Menunggu Tuan? Di jam segini, bukannya Tuan harusnya sudah tidur ya? Bagaimana mungkin datang ke bangunan Liuli Guoguo? lanjutnya dalam hati.
Tanpa diduga, ketika masih dalam kebingungannya, Liuli Guoguo yang ada di depan Cui Le seperti telah melihat sesuatu dan langsung pergi keluar dengan cepat seperti hembusan angin, ke arah pintu berbentuk bulan. "Kakak Po!" panggilnya.
Xuanyuan Pofan yang masih sangat ragu, tapi memutuskan tetap pergi karena dia masih memilih untuk menepati janjinya datang ke bangunan Liuli Guoguo. Begitu dia melangkah masuk ke gerbang bangunan itu, dia mendengar suara jernih dan begitu manis yang tak pernah bosan saat mendengarnya, seketika hatinya tiba-tiba bergetar tidak karuan. Detik berikutnya, di tubuhnya terdapat sesuatu yang lembut dan empuk, yang kemudian memeluknya.
Namun, Xuanyuan Pofan langsung mengerutkan kening ketika dia melihat ke arah Liuli Guoguo dan baru menyadari kalau istri kecilnya itu hanya mengenakan pakaian tidur tipis dengan jubah biru saja. Dia pun dengan cepat kemudian berjongkok dan menggendong Liuli Guoguo.
***
Setelah Liuli Guoguo dibaringkan di tempat tidur oleh Xuanyuan Pofan, dia pun menghela napas lega dengan cepat. Dia lalu menepuk-nepuk kepala ranjangnya dan memindahkan bantal kelincinya sedikit ke samping, dan memberi tempat kosong untuk Kakak Po. Kemudian, suaranya yang jernih terdengar lagi ke arah Cui Le, "Cui Le! Tolong ambilkan satu bantal kelinci lagi," pintanya.
Xuanyuan Pofan seketika tercengang ketika mendengar ini. Namun, Cui Le malah lebih terkejut lagi, Hah ada apa ini sebenarnya? tanyanya dalam hati.
Ketika Liuli Guoguo melihat ekspresi di wajah Xuanyuan Pofan yang tidak terlalu benar. Dia pun teringat sesuatu, lalu segera berkata lagi kepada Cui Le dengan suaranya yang jernih, "Cui Le, jangan ambilkan bantal kelinci! Tolong ambilkan bantal lagi, bantal yang berwarna gelap dengan motif pohon pinus!"
Bantal kelinciku pasti kekanak-kanakan bagi kakak Po, dan Kakak Po pasti tidak akan menyukainya, batin Liuli Guoguo.
Meskipun Cui le agak bingung ketika melihat Raja Huayou datang ke sini di jam ini. Tapi, karena Raja Huayou sudah datang kemari, harusnya dia pasti ingin tidur bersama dengan Nyonya kecil di bangunan Liuli Guoguo ini. Dengan pikiran ini, Cui Le pun dengan cepat mengiyakan perintah itu dan segera mengambilkan bantal untuk Raja Huayou.
Begitu Cui Le sudah datang lagi, Liuli Guoguo langsung berdiri dan mengambil bantal di tangan Cui Le dengan cepat. Lalu, dengan cepat juga dia menaruh bantal berwarna gelap dengan motif pohon pinus itu ke samping bantal kelincinya. Kemudian dia Menepuk bantal itu sambil mengedipkan matanya yang besar dan jernih ke Kakak Po.
"Kakak Po, ayo naiklah ke ranjang! Ayo tidur bersama-sama! Hehehe!" ajak Liuli Guoguo dengan Xuanyuan Pofan yang hanya bisa menghela napas berat.