Istri Kecilku Sudah Dewasa

Ayo Hirup, Harum Sekali Loh!



Ayo Hirup, Harum Sekali Loh!

2Namun, guru Li yang ada di belakang Liuli Guoguo terus menatapnya dengan tatapan yang tak terlukiskan dan tak percaya. Karena, dia baru saja membuka tangannya dan melihat tongkat giok yang digunakan untuk mengetes darah telah berubah menjadi enam bagian. Dan salah satu bagiannya sudah terjatuh di lantai.     

***     

Di atas meja Liuli Guoguo terdapat empat buah bola bulat kecil berwarna merah, kuning, hitam dan biru. Matanya yang besar dan begitu jernih kemudian memandang ke empat bola kecil itu, lalu melirik ke arah meja Pao Baobao yang kosong. Dia pun menghela napas panjang dan berkata, "Xiao Bao, kenapa aku harus makan empat bola darah empedu, dan kamu tidak perlu makan satupun dari itu?! Uh itu tidak adil!"     

Tangan kecil Liuli Guoguo kemudian memegang dadanya dan mencoba menenangkan hatinya. Wajah kecilnya juga penuh dengan ekspresi tersakiti dan tersudut. Darah roh jiwa itu sebenarnya begitu menjijikkan baginya, dan sekarang dia bahkan harus memakan empat bola darah empedu itu.     

Pao Baobao seketika tertawa saat melihat penampilan lucu dan imut Liuli Guoguo. Dia lalu menepuk punggung Liuli Guoguo dan mencoba menghiburnya, "Xiao Guo, jangan sedih. Semakin banyak darah empedu, malah artinya itu semakin baik. Tidak apa-apa, tidak apa-apa kok, tahan sebentar, nanti pasti berlalu."     

"Cih! Tidak bagus! Kamu harus membantuku makan dua bolanya!" kata Liuli Guoguo yang kemudian mengambil dua bola kecil dari mejanya dan mendorong bola itu ke pelukan Pao Baobao.     

Pao Baobao terkejut dan dengan cepat menegur Liuli Guoguo, "Xiao Guo! Bisakah kamu bersikap lembut?! Benda ini gampang hancur. Jika rusak, nanti tidak akan ada lagi."     

"Kamu harus membantuku makan dua bolanya, pokoknya ini adalah keputusan terbagusnya!" kata Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya.     

Pao Baobao mengerutkan keningnya, lalu menggelengkan kepala tak berdaya. Dia kemudian mengambil dua bola darah empedu yang tersisa di meja Liuli Guoguo. Setelah itu dia menyatukannya dengan dua bola lainnya yang ada di tangannya, dan memasukkan keempat bola itu ke dalam kantong pinggangnya.      

Setelah melindungi kantong pinggang di pinggangnya dengan baik, Pao Baobao kemudian berkata kepada Liu Guoguo yang berada di sampingnya, "Kamu ini benar-benar deh, ya! Kamu ini terlalu ceroboh! Kalau bola darah empedu ini hancur karena kecerobohan kamu, mati sudah! Aku akan membantumu menyimpannya dulu, begitu sampai di kediaman Raja Huayou, nanti aku kembalikan lagi padamu."     

Liuli Guoguo merasa sangat tersentuh dengan perhatian Pao Baobao, dia pun lalu menyentuh wajah Pao Baobao dengan kedua tangannya. Kemudian dia mencium tepat di pipi Pao Baobao, "Xiao Bao, muaccchhhh."      

Kekuatan ciuman Liuli Guoguo memang cukup besar, sehingga membuat kulit seputih salju Pao Baobao jadi memantul. "Ih, baunya tidak enak sekali. Xiao Guo, air liurmu bau!"serunya.     

Pao Baobao lalu mengangkat tangannya untuk mengusap pipinya dan berpura-pura merasa jijik. Tapi, saat ini hatinya sebenarnya penuh dengan kebahagiaan. Dia sangat bahagia karena setiap saat yang dihabiskannya dengan Liuli Guoguo, sudah pasti adalah sebuah kebahagiaan untuknya.     

"Hehehehe, tidak bau kok! Cepat hirup, harum sekali loh!" kata Liuli Guoguo sambil membuka mulut kecil merah bagai ceri itu, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah hidung Pao Baobao. "Ayo hirup, harum kok!" imbuhnya.     

"Ah! Xiao Guo, kamu menjijikkan deh! Dasar narsis sekali!" kata Pao Baobao yang dengan cepat mengelak dan menjauh dari wajah putih dan lembut Liuli Guoguo.     

"Hehehehehehe!" tawa Liuli Guoguo.     

***     

Setelah guru Li mengetes darah dari semua murid di kelas Jianjia dengan tongkat giok seputih salju dan susu itu. Dia baru menyadari kalau kelasnya saat ini sangat kacau dan ramai sekali, sehingga dia pun tidak bisa mengontrol diri dan langsung mengambil tongkatnya, kemudian memukulkannya tiga kali ke atas meja dengan sangat keras.     

Para murid kelas Jianjia langsung mengangkat kepala mereka, menegakkan dadanya dan meluruskan punggungnya. Dari anak-anak yang tadinya berisik dan asik mengobrol satu dengan yang lain, dalam sekejap langsung berubah jadi anak-anak baik yang diam dan patuh.     

Setelah kelas jadi tenang kembali, guru Li kemudian berjalan ke arah podium penjelasan pelajaran. Yang di sana ada sebuah mesin dan berada paling ujung di sebelah kanan, lalu berkata, "Oke, silakan duduk baik-baik ke bangku kalian. Selanjutnya, mulai mencocokkan bunga pencuci sumsum dengan nasib masing-masing."      

"Apa kalian sudah melihat parit kolam bunga di ruang itu? Bunga yang dikembangbiakkan di dalamnya adalah bunga pencuci sumsum. Hal ini seharusnya kalian sudah tahu, kan? Saat aku mulai mengaktifkan mesinnya, bunga pencuci sumsum ini akan bergerak dan mereka akan berenang menuju takdir mereka, yaitu ke arah bangku-bangku kalian."      

"Kalian ambillah bunga itu dan juga darah empedunya. Ingat, ikuti langkah-langkah di buku catatan mencuci sumsum, dan kalian harus meminumnya di tanggal tujuh," jelas guru Li.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.