Wanita Ini
Wanita Ini
"Pangeran?" panggil Yan Wu yang kemudian tak bisa berkata apa-apa. Bocah tengik ini, bisa tidak sih tidak melihatku begitu? Aku tahu, aku cantik sekali, tapi kecantikanku ini masa bisa-bisanya memikat bocah tengik sampai seperti ini, benar-benar deh! batinnya.
Xuanyuan Poxi kemudian tersadar dari lamunannya, wajah tampan itu terlihat memerah karena malu. Lalu dia berkata, "Bukan, tabib Dewi salah paham. Aku tidak butuh pil pengumpul energi atau apalah. Dengan kemampuanku sendiri, aku pasti bisa ikut serta memenangkan perlombaan Fengyun Sirius tingkat kecil. Yang aku inginkan… Em..."
"Oh? Lalu kenapa?" tanya Yan Wu.
"Aku… Em… Aku… Hari ketika aku bertanding… Aku… Aku harap tabib Dewi bisa datang ke sana untuk memberikan dukungan kepadaku," jelas Xuanyuan Poxi. Akhirnya dia berhasil memberanikan dirinya untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan. Tapi, tetap saja itu sungguh memalukan dan sulit sekali untuknya.
Suasana pun jadi hening sebentar, lalu, tiba-tiba Yan Wu tertawa terbahak-bahak, "Hahahahahahaha! Hahahahahahaha! Hahahahahahaha!" Dia terus saja tertawa sampai tubuhnya gemetaran tidak karuan.
Xuanyuan Poxi yang melihat Yan Wu tertawa merasa heran, dia pun kemudian membatin, Apa ini begitu lucu, kah?
Sedangkan para pelayan yang berbaju kuning, hijau, merah, oranye, biru, ungu, dan hijau cerah, mereka semua langsung geleng-geleng kepala dan membatin dalam hati mereka masing-masing, Pangeran kedelapan, maafkan Nona kami yang tertawa sampai seperti itu, ya!
"Hahahahahahaha! Hahahahahahaha!" Yan Wu masih saja tertawa dan tidak bisa berhenti sama sekali.
"Eh, tabib Dewi, apa maksudmu dengan tertawa seperti ini?" tanya Xuanyuan Poxi yang merasa aneh karena ditertawakan oleh kakak Dewinya. Dia bahkan sudah tidak punya suasana hati yang bagus untuk melanjutkan makan malamnya. Rasanya, ingin sekali dia memukul orang ketika melihat kakak Dewi menertawakannya seperti ini.
"Ternyata kamu datang ke sini dan membawa begitu banyak kotak berisi kristal, hanya demi ini?" tanya Yan Wu sambil mencoba menahan tawanya.
"Iya benar," jawab Xuanyuan Poxi sambil menggaruk kepalanya. "Aku tidak tahu tabib Dewi bersedia datang atau tidak?" lanjutnya.
Sialan! Kamu kira mudah apa mendapatkan semua kristal itu! Aku mengumpulkan sendiri kristal-kristal itu, kecuali roh jiwa tujuh. Kalau yang itu, aku beli dari kakak keenamku yang berhati dingin itu dengan cicilan perak beberapa kali. Huwaaahhh! Demi mengejar cinta kakak Dewi, aku ini sudah berusaha segila-gilanya! batin Xuanyuan Poxi.
"Tentu saja..." jawab Yan Wu sambil meneguk bir Bao He yang ada di gelas beningnya.
Mendengar ini, Xuanyuan Poxi langsung menaikkan alisnya, tatapan matanya penuh penantian. Tapi sayangnya yang didengar malah, "Tentu saja tidak mau! Hahahahahaha!" kata Yan Wu sambil minum bir Bao He yang ada di gelas bening miliknya.
Setelah itu Yan Wu melanjutkan, "Aku sangat sibuk sekali, mana mungkin ada waktu untuk menonton pertandingan mu itu. Lagi pula, hasil pertandingannya akan sama saja walaupun aku ikut menyaksikan atau tidak."
Xuanyuan Poxi saat ini hanya merasakan ada benda tajam yang langsung menusuk tepat ke hati kecilnya, hingga hatinya berdarah tidak karuan. "Baik… Baiklah..." katanya setelah itu. Harga dirinya bahkan sudah tidak punya keberanian lagi untuk mengajak Yan Wu sekali lagi. Dia tidak mau pergi, mana mungkin aku harus memohon-mohon untuk memintanya pergi, kan? Bagaimana pun aku juga masih punya malu! batinnya.
Xi San yang berjaga di samping Tuannya ikut merasa kasihan dan sedih ketika melihat adegan ini. Kasihan Tuan, ditolak begitu saja, huh! batinnya.
"Pangeran, silakan habiskan makanannya. Sudah mengobrol begitu lama, tapi aku sedari tadi tidak melihatmu menggerakkan sumpitmu, ayo cepat makanlah." kata Yan Wu sambil mendorong hidangan ke depan Xuanyuan Poxi.
Hidangan itu adalah makanan terbaik yang telah dibuat oleh Yan Wu. "Ini pangeran, cobalah hidangan ini. Bubur tujuh macam beras dan biji-bijian. Bubur ini menggunakan tujuh biji-bijian dan beras yang berbeda bahkan khas dari tempat kami ini. Beras putih, beras hitam, beras ketan, beras merah, milet, jali dan beras indica yang mana, masaknya cukup semua beras dan biji itu dimasukkan ke dalam panci yang sama. Semua beras itu kemudian direbus dalam air yang direndam dan dicampur dengan air beras. Pasti hidangan ini lezat, pangeran silakan cobalah hidangan ini. "
Yan Wu bicara dengan santai dan begitu nyaman serta penuh percaya diri. Seolah dia tidak pernah menolak ajakan pemuda di depannya. Dia begitu tenang seperti tidak ada yang terjadi barusan, dan dia bahkan tidak merasa bersalah atau tidak enak terhadap pemuda di depannya.
Xi San yang berjaga di sisi Xuanyuan Poxi merasa sangat kesal. Wanita ini benar-benar, deh! Tuanku sudah bersusah payah untuk mendapatkan begitu banyak kristal ini. Dia juga bersusah payah menunggu selama ini, tapi wanita ini tidak sedikitpun menghormati Tuan! Benar-benar menjengkelkan! batinnya.