Pangeran Arogan Sudah Tidak Tahan Lagi
Pangeran Arogan Sudah Tidak Tahan Lagi
Bagi Xuanyuan Poxi, semua hidangan ini terlihat lezat dan begitu cantik. Tapi, begitu masuk ke dalam mulutnya, rasanya seperti sedang memakan lilin. Pada saat ini, akhirnya dia mengerti apa maksud sebenarnya dari kalimat tak ada rasa seperti lilin, tapi dia tetap harus merasa bahagia. Kakak Dewi, untung saja ini pertama kalinya kamu masak di dapur, aku… Aku... Anggap saja mendapat kebahagiaan, batinnya.
"Bagaimana, rasanya lumayan kan?" tanya Yan Wu kepada Xuanyuan Poxi dengan senyum yang sangat indah di wajah cantiknya.
"Eh, lu… Lumayan," jawab Xuanyuan Poxi sambil menahan rasa menjijikan yang ada di dalam mulutnya. Dia pun langsung menelan bubur yang ada di mulutnya begitu saja.
"Hahahahahaha! Kalau enak, makanlah lebih banyak," kata Yan Mu sambil tangan putih dan selembut giok itu menepuk-nepuk meja bundar warna-warni di depannya.
Hati Xuanyuan Poxi rasanya berdarah-darah, dia pun kemudian buru-buru berkata, "Eh… Itu… Aku… Aku coba hidangan yang lainnya saja," katanya sambil mendorong dengan sengaja bubur tujuh macam beras itu menjauh dari dirinya. Lalu, dia mengambil hidangan yang sepertinya cumi-cumi, tapi juga terlihat tidak seperti cumi-cumi, yang berada tidak jauh darinya.
"Pangeran, seleramu benar-benar bagus sekali. Ini adalah hidangan gulungan cumi tornado. Aku telah menghabiskan banyak waktu hanya untuk memasak hidangan ini, aku benar-benar sudah bersusah payah dan bersabar ketika membuat gulungan cumi ini jadi seperti gulungan cumi tornado yang sebenarnya," kata Yan Wu menjelaskan.
Gulungan cumi yang dibuat jadi gulungan cumi tornado yang sebenarnya? batin Xuanyuan Poxi yang merasa bingung dengan kalimat ini. Sepotong gulungan cumi tornado yang sudah diambilnya dengan sumpit pun langsung dia masukkan ke dalam mulutnya.
Namun, saat gulungan cumi tornado itu masuk ke dalam mulut Xuanyuan Poxi, dia merasa indera perasanya ada yang aneh. Beberapa detik kemudian, seluruh tubuhnya dari kepala sampai ujung kakinya yang putih langsung memerah. Semakin lama bahkan menjadi semakin memerah tidak karuan. Di atas kepalanya seolah muncul kepulan asap yang membara.
"Uhuk uhuk uhuk..." Pangeran arogan itu ingin memberi kakak Dewinya pujian sekali lagi, tapi kali ini dia benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi. Dia pun buru-buru berlari ke dapur dan memuntahkan seluruh gulungan cumi tornado yang ada di dalam mulutnya.
Yan Wu bingung, dia pun mengangkat baju putihnya, lalu segera berjalan untuk menghampiri Xuanyuan Poxi. Setelah itu dia bertanya dengan penuh perhatian, "Eh, pangeran, kamu kenapa? Apa… Apa hidanganku ini sebegitu tidak enaknya, ya?" Sampai membuatmu muntah seperti ini, batinnya.
Pangeran arogan itu sudah tidak tahan lagi, dia kemudian menunjuk ke gulungan cumi tornado yang baru dimuntahkannya sambil bertanya, "Cumi, cumi ini, cumi apa?"
"Oh iya sih, ini bukan cumi. Ini adalah hidangan gulungan cumi tornado yang terbuat dari cabe merah besar. Aku sudah menghabiskan waktu cukup lama untuk membentuk cabe merah besar ini dengan susah payah, hingga dia bisa terbentuk dan terlihat seperti gulungan cumi tornado seperti ini. Mirip, kan? Hahahahahahaha!" kata Yan Wu, lalu dia pun tertawa terbahak-bahak.
Apa? Cabe merah besar?? Sial, tidak heran kalau sepedas ini rasanya! Bodoh sekali aku sampai bisa menggigitnya! batin Xuanyuan Poxi
"Uhuk uhuk uhuk..." Xuanyuan Poxi kemudian bergegas berjalan kembali ke depan meja bundar, lalu mulai meneguk bir yang ada di depannya. Dia ingin segera menghilangkan rasa pedas yang memenuhi mulutnya, kalau tidak mungkin dia bisa mati kepedasan.
"Bukan begitu, tabib... Tabib Dewi, padahal ada cumi asli kenapa kamu malah menggunakan cabe merah besar? Kenapa coba? Kenapa harus memakai cabe merah besar?!" kata Xuanyuan Poxi sambil minum. Dia berbicara tidak terlalu jelas karena mulutnya yang kepedasan.
Xuanyuan Poxi yang saat ini, sudah tidak bisa menunjukkan dirinya yang begitu tenang dan bermartabat lagi. Dia pun berbicara secara langsung, apa yang ada dipikirannya. Martabat dan ketenangan yang dijaganya sedari tadi sudah hilang karena kepedasan cabe merah besar itu, yang seolah sedang membakar mulutnya.
"Hahahahahaha, hahahahahaha, maaf maaf sekali ya pangeran kedelapan. Aku tidak menyangka hidangan ini bisa membuatmu kepedasan sampai seperti ini! Hahahahahahaha! Hahahahahaha!" kata Yan Wu.
Di wajah Yan Wu, ada ekspresi kasihan dan juga ekspresi bersalah pada pemuda di depannya. Tapi, dia benar-benar tidak bisa menahan tawanya, lalu dia berkata, "Ya ampun, hahahahahahaha. Pangeran, tidak sehat kalau terlalu banyak makan daging. Aku ini adalah vegetarian. Aku tidak pernah makan daging. Selama niat, sayuran dan buah-buahan juga bisa dibuat hingga terasa seperti daging. Hahahahahaha! Hahahahahaha!"