Seperti Wanita Hamil Sembilan Bulan
Seperti Wanita Hamil Sembilan Bulan
"Bukankah seharusnya meja makan terbuat dari kayu? Bisa kayu mahoni, kayu pir, atau kayu bunga kuning, dan lain-lain. Tapi, kebanyakan meja yang ada di dalam paviliun Lan Sang itu bahan utamanya sepertinya bukan kayu, kebanyakan terbuat dari batu."
"Apalagi kalau bukan batu granit, ya batu marmer, sepertinya dari batu istimewa. Hamba sudah memperhatikan sedari tadi, tapi tetap saja tidak tahu batu apa itu," jelas Xi San. Kalau mengenai tabib Dewi, menurut hamba dia lebih aneh lagi, batinnya.
Xuanyuan Poxi tiba-tiba jadi ikut bingung ketika mendengar ucapan pengawalnya, si Xi San ini. Sepertinya, apa yang diucapkan ini masuk akal juga. Tadi, seluruh fokusnya hanya tertuju pada kakak Dewi, sehingga dia sama sekali tidak mengawasi sekelilingnya. Sekarang begitu diingat-ingat, rasanya memang cukup aneh.
"Tuan, menurutku… Eh..."
Ketika Xi San ingin mengatakan sesuatu lagi, Xuanyuan Poxi yang ada di hadapannya tiba-tiba langsung jatuh terlentang ke arahnya. Dia yang terkejut kemudian langsung memegangi Tuannya itu.
"Tuan, tuan?" panggil Xi San berkali-kali. Dia bingung dan tidak tahu ada apa dengan Tuannya.
Xuanyuan Poxi tiba-tiba bangun sebentar, lalu menghadap ke pengawal Xi San dan berkata, "Eh? Aku tidak mabuk, kok. Untuk apa kamu memapahku seperti ini, benar-benar menjengkelkan deh, ih!"
Mabuk? batin Xi San. Lalu, tatapan matanya langsung tertuju ke wajah Xuanyuan Poxi yang sangat merah saat ini. Dia pun mengerti apa yang sedang terjadi. Xuanyuan Poxi tadi kepedasan, dan akhirnya menghabiskan bir yang ada di dalam botol itu, sepertinya sekarang dia mabuk.
Ketika Xi San masih memikirkan apa yang terjadi ini, tiba-tiba Tuannya sudah jatuh lagi. Dia pun kemudian langsung memapah tuannya itu. Kelihatannya, Tuan benar-benar sudah mabuk, deh! Kasihan sekali Tuanku. Perjalanan ini benar-benar menyedihkan, tidak hanya tujuannya tidak tercapai, tapi Tuan sampai jatuh mabuk begini, batinnya.
***
Penglaizhou, bangunan Liuli Guoguo di kediaman Raja Huayou.
"Uh… Tidak mampu makan lagi. Jika makan lagi, kulit perutku bisa-bisa pecah karena kekenyangan!" kata Liuli Guoguo sambil memegang perutnya yang buncit.
Ding Xiang kemudian terlihat memapah Liuli Guoguo dan berjalan ke ranjang sambil terseyok-seyok, seperti wanita hamil yang sudah masuk bulan ke sembilan. "Nyonya kecil, hamba juga terlalu kekenyangan. Bibimbap dengan campuran tanaman amis-amisan, serta kebab gulung dengan isian mentimun, kulit ayam, telur dan juga nasi, itu semuanya benar-benar sangat lezat!" katanya.
"Ya ampun Ding Xiang, kamu jangan mengatakannya lagi. Kalau tidak, aku nanti malah ingin memakannya lagi," kata Liuli Guoguo yang akhirnya berhasil dipapah sampai ke ujung ranjang, dia pun dengan susah payah langsung berbaring ke atas ranjangnya.
Setelah makan kekenyangan, jika berdiri maka perut akan tergantung, dan pasti rasanya tidak nyaman. Jika berbaring seperti ini, rasanya tubuh jadi lebih baik dan lebih nyaman.
"Nyonya kecil tidak boleh makan lagi. Kami semua akan membereskan semuanya. Nanti akan bahaya kalau ketahuan Raja Huayou karena sudah makan terlalu banyak. Tuan kan tidak mengizinkan Nyonya kecil makan terlalu banyak kalau malam," kata Cui Le yang ada di samping meja mahoni. Sekarang dia sedang membereskan makanan dan barang yang berserakan di atas meja.
Liuli Guoguo terlihat memanyunkan bibirnya sambil berkata, "Iya iya iya, aku sudah tahu, aku tidak akan makan kok. Meskipun aku ingin makan pun, perutku sudah tidak ada ruang lagi. Kalau diteruskan, perutku bisa meledak kekenyangan!"
Pada saat ini, Liuli Guoguo terlihat seperti wanita yang sedang hamil. Dia kini sedang bersandar di selimut yang dilipat jadi beberapa lipatan, sehingga mirip dengan tahu. Setelah itu dia bersandar sambil memegangi perutnya, tampak kepuasan yang cukup besar di wajah kecilnya yang imut itu.
Huwaahh! Cui Le-ku ini hebat sekali! Makanan yang dibawa Cui Le dari kampungnya benar-benar enak dan lezat sekali! Apa lagi, Cui Le juga memberikanku dua ekor Chinchilla kecil yang sangat imut sekali. Aku benar-benar sangat menyukainya! Nanti, aku pasti harus minta ke Kakak Po untuk menghadiahi Cui Le banyak baju bagus! batin Liuli Guoguo.
Begitu teringat tentang Kakak Po, Liuli Guoguo yang berbaring karena kekenyangan langsung duduk lagi. Dia lalu berteriak ke beberapa pelayan yang sedang membereskan meja yang tidak jauh darinya. "Cui Le, Xiao Denglong, Mo Li, cepat ambilkan sebuah kotak makan. Aku mau membungkus beberapa makanan enak ini untuk diberikan ke Kakak Po!" perintahnya.