Liuli Guoguo Terbangun
Liuli Guoguo Terbangun
"Bagaimana? Kakak Po, apa menurutmu nama yang aku buat ini bagus, kan?" tanya Liuli Guoguo dengan bersemangat. Dia kemudian memindahkan si istri chinchilla yang ada di keranjang ke dekapannya, lalu mengelus-elusnya dengan lembut.
"Eh, pernahkah kamu berpikir tentang bagaimana perasaan kelinci dan harimau mu ketika kamu menamainya seperti ini?" tanya Xuanyuan Pofan yang tidak bisa menahan diri untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan.
Si istri chinchilla yang ada di pelukan Liuli Guoguo, dan si suami chinchilla di keranjang terlihat mengangguk dengan penuh semangat sambil bergumam, "Benar itu! Benar!"
Setelah mendengar ucapan Xuanyuan Pofan kepadanya, Liuli Guoguo lalu mendengar suara chinchilla yang terus berbunyi. Lesung pipi di wajahnya pun langsung terlihat lebih jelas. "Hahahahaha, Kakak Po, coba lihat! Mereka sama senang dan bersemangatnya denganku! Kelihatannya, mereka sangat suka dengan nama yang aku berikan! Hehehehehe!"
Dua chinchilla itu, dan juga Xuanyuan Pofan tampak tidak habis pikir dengan Liuli Guoguo. Setelah itu, Xuanyuan Pofan pun bertanya lagi, "Lalu, mana yang bernama Tuan Bao? Mana yang bernama Yuan Bao?"
Liuli Guoguo sama sekali tidak memedulikan dua ekor chinchillanya, yang sekarang ekspresi wajahnya sudah terlihat tidak enak dan juga berkeringat. Dia lalu bergumam sendiri sambil mengedip-kedipkan matanya ketika memandangi chinchilla yang ada di dekapannya.
***
Setelah berkutat dengan penetapan nama kedua chinchilla kecilnya tersebut, Liuli Guoguo kemudian memindahkan si suami chinchilla ke pelukan kakak Po dan membiarkan kakak Po menggendongnya. Sedangkan dia bermain sebentar dengan si istri chinchilla yang ada di pelukannya.
Setelah Liuli Guoguo mengobrol sebentar dengan kakak Po-nya untuk membicarakan beberapa hal mengenai Pao Baobao yang akan tinggal di kediaman ini, dan hal-hal bagaimana dia akan menjalani harinya di kediaman ini. Setelah itu dia berhasil melingkari dan memeluk keranjang bunganya dengan tubuhnya.
Dua hewan peliharaan Liuli Guoguo saat ini sedang membulatkan tubuh mereka untuk tidur. Kemudian dia juga minta pelukan Kakak Po, setelah itu dirinya langsung bersandar di dekapan Kakak Po, memiringkan kepalanya dan akhirnya tertidur dengan lelap.
Khawatir kalau istri kecilnya kedinginan, Xuanyuan Pofan pun tidak membawa Liuli Guoguo kembali ke bangunan Liuli Guoguo, tetapi dia malah membawa Liuli Guoguo ke ranjangnya. Saat menyelimuti Liuli Guoguo, dia menyadari perubahan ekspresi di wajah lembut dan imut Liuli Guoguo. Entah bagaimana ekspresi yang awalnya tersenyum bahagia dan puas tiba-tiba berubah menjadi sedih, disertai kening yang berkerut dengan kencang.
Apa Liuli Guoguo mimpi buruk? batin Xuanyuan Pofan. Karena terus berpikir seperti itu, dia pun kemudian duduk di samping ranjang dan menemani Liuli Guoguo untuk sementara waktu. Ketika kening Liuli Guoguo sudah mulai rileks dan napasnya teratur, setelah itu dia mengibaskan jubah hitamnya, lalu berdiri dan pergi dari sana untuk pindah ke kamar yang lain.
***
Malam yang kosong, selain gelap, tetap hanya ada kegelapan.
Malam harinya, kelinci cantik Yin Ni masih sedang bertarung dengan suku lainnya. Sedangkan, Liuli Guoguo perlahan tengah memasuki alam mimpi yang tidak begitu indah. Kini dia tengah melihat keadaan di kediaman Pao, yaitu di danau Jing.
Tampak seorang gadis kecil yang tubuhnya penuh lebam biru di ruang penyimpanan kayu bakar, terus menerus berteriak dan menggedor pintu kayu. Suaranya semakin lama semakin serak dan akhirnya habis. Dengan tubuh penuh luka yang semakin lama menjadi semakin parah, dia pun kelelahan, kesakitan dan akhirnya pingsan.
"Huwaaahh!!!"
Seolah tengah dipukul dengan sesuatu, kelopak mata Liuli Guoguo bergerak, bulu mata panjangnya bergetar, dua mata cantik bagai anggur itu tiba-tiba terbuka. Kemudian dia terbangun karena mimpi buruk yang mengerikan itu.
Mo Li, pelayan yang tidur di sofa empuk dan bertugas menjaga Nyonya kecil di belakang ranjang malam ini pun langsung merespon dengan cepat. Ketika dia mendengar teriakan dan rintihan Nyonya kecilnya, dia kemudian mengusap kelopak matanya yang lelah, lalu langsung melompat dari sofa empuk dan berlari ke sisi ranjang Liuli Guoguo.
"Nyonya kecil, anda kenapa? Ya Tuhan! Nyonya kecil, anda, anda kenapa bisa sampai berkeringat sebanyak ini?!" tanya Mo Li sambil menyentuh pakaian Liuli Guoguo dengan terkejut saat mengetahui seluruh pakaian Liuli Guoguo basah.
Liuli Guoguo mengedipkan mata besarnya yang bagai anggur itu, lalu tiba-tiba dia membuka selimut di tubuhnya, dan melompat turun dari ranjang.
"Nyonya kecil, anda, anda kenapa? Apakah anda mimpi buruk?" tanya Mo Li dengan cemas.
"Aku mau menemui Kakak Po!" kata Liuli Guoguo begitu melompat turun dari ranjang. Dia terlihat mengerutkan keningnya dengan kencang, yang juga sudah dipenuhi dengan keringat samar.
"Hah? Nyonya kecil, tunggu, tunggu hamba, hamba akan menemani anda ke sana!" kata Mo Li.