Orang Ini, Aku Menginginkannya
Orang Ini, Aku Menginginkannya
"Tunggu sampai gerbang kediaman ini terbuka, baru nanti turun. Di luar sangat dingin," kata Xuanyuan Pofan kepada Liuli Guoguo sambil memeluknya ke dalam jubah bulu ungunya.
"Em," jawab Liuli Guoguo. Dia merasa apa yang dikatakan Xuanyuan Pofan itu masuk akal, jadi dia pun mengangguk dan kembali masuk dengan patuh ke dalam pelukan pria tersebut.
***
Tok tok tok...
Pengawal kedua belas mengetuk gerbang pintu kediaman Pao ini beberapa kali. Karena sudah cukup lama mengetuk, tapi masih tidak melihat ada seseorang yang membukakan gerbang pintu, dia kemudian bersiap untuk mendobrak pintu itu dengan tendangan kakinya. Tapi, tiba-tiba pintu terbuka.
Seorang pelayan pendek dan kurus, mengintip dari pintu. Dia terlihat sedikit ragu dan berhati-hati, lalu memandangi beberapa orang yang terlihat unik dan punya aura yang tidak wajar di luar gerbang. Dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya, "Siapa sih?! Malam-malam begini, bisa-bisanya mengetuk pintu orang. Tahu tidak, tempat apa ini?! Sudah gila ya?!"
Ketika pengawal kedua belas ingin menegurnya, tiba-tiba dia mendengar suara rendah dan berat yang begitu dingin, "Pengawal kedua belas." Bersamaan dengan suara itu, telapak tangan yang ramping lalu terulur dari tirai kereta kuda. Ada sebuah papan kayu pinggang emas yang terukir dengan tulisan 'Raja Huayou' di tangan tersebut.
Pengawal kedua belas mengerti maksud Raja Huayou. Dia lalu berbalik menghampiri Raja Huayou untuk mengambil papan kayu pinggang tersebut. Setelah itu, dia membawa papan kayu pinggang itu dan memperlihatkan papan kayu itu ke pelayan bertubuh pendek dan kurus tersebut.
Pelayan itu kemudian membelalakkan matanya lebar-lebar. Lalu, dengan segera dia menutup lagi gerbang pintunya diiringi dengan keluhan, "Gila apa ya! Malam-malam datang cari ribut dengan membawa papan kayu bertuliskan Raja Huayou. Tidak tahu apa dia, siapa coba Raja Huayou?! mana mungkin orang sehebat itu datang ke tempat kecil seperti ini, iya kan? Cih!"
Pengawal kedua belas benar-benar kesal. Jadi dia langsung mengangkat kakinya dan mendobrak gerbang pintu utama kediaman Pao ini sampai terbuka, hingga suara dobrakan yang keras terdengar dimana-mana. Raja Huayou dan Nyonya kecil sudah bersusah payah cukup lama untuk datang ke sini. Tapi malah dihentikan oleh pelayan yang kurang ajar dan banyak omong ini! Sial! batinnya.
Pelayan yang berniat untuk kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidur itu pun seketika sangat terkejut ketika melihat pemandangan ini.
***
Keributan yang sangat berantakan, terlihat kaki-kaki yang sangat terburu-buru keluar dari kamar masing-masing.
Di aula utama besar kediaman Pao, Tuan Pao, istrinya serta seluruh pembantu rumah tangga. Lalu bendahara kediaman dan semua orang yang ada di kediaman itu, semuanya kini sedang berlutut di tengah aula utama saat menghadap ke seorang pria yang tampan dengan jubah berbulu ungu dan terlihat begitu menakutkan.
Saat ini, pria itu sedang duduk di singgasana di tengah di aula utama di sana. Lalu, di atas lutut pria itu tampak seorang gadis imut yang sedang mengenakan baju berwarna merah muda.
"Salam hamba bertemu yang mulia Raja Huayou, salam hamba bertemu istri kecil Raja Huayou!" kata mereka semua yang terdengar serempak saat memberi salam hormat kepada Raja Huayou dan istri kecilnya.
Setelah itu, tubuh Tuan Pao terlihat gemetaran dan menggigil sambil mengangguk-anggukan kepalanya ke lantai dan berkata, "Raja Huayou, istri kecil Raja Huayou, pelayan di kediaman hamba ini tidak tahu dan tidak kenal orang-orang terpandang! Hamba minta maaf dan bersujud menebus segala kesalahan pelayan hamba itu! Tolong maafkan hamba!"
Liuli Guoguo yang bersembunyi di dalam jubah bulu ungu pun kemudian mengerutkan kening, lalu bibir kecilnya membuka dan berkata, "Sudah, kamu tidak usah bersujud lagi! aku ingin bertemu Xiao Bao, bawa aku menemui Xiao Bao!"
Xiao Bao? batin Tuan Pao dengan tertegun sejenak. Apa yang dimaksud adalah pelayan Pao Baobao? imbuhnya dalam hati.
"Pao Qiangtao, apakah Pao Baobao adalah pelayan di kediamanmu ini?" tanya Xuanyuan Pofan sambil menggertakkan giginya.
Pao Qiangtao seketika langsung membelalakkan matanya. Dia cukup terkejut mendengar ini, kemudian dirinya langsung menjawab dengan terbata-bata, "Iya… Iya benar… Namun… Namun sekarang… Sekarang Pao Baobao... Sudah… Sudah tidur."
Mendengar ini, Xuanyuan Pofan langsung menaikkan alisnya dan mengerutkan keningnya. "Cepat panggil dan bangunkan dia. Cepat suruh dia membereskan barangnya. Orang ini, aku menginginkannya!" katanya.
Tuan Pao sangat terkejut, seluruh tubuhnya jadi lemas dan pikirannya juga jadi linglung. Padahal, Pao Baobao adalah obat terbaik untuk menyelamatkan nyawa anak kesayangannya. Jika Raja Huayou membawanya pergi, mana mungkin itu hal yang baik untuk kami. Apa Raja Huayou mengetahui juga mengenai Pao Baobao adalah gadis berdarah hijau, karena itu menginginkannya? batinnya.
Saat Tuan Pao memikirkan semua ini, hal itu membuat istrinya benar-benar tidak bisa menahan diri untuk membuka mulutnya dan berkata, "Raja Huayou, maafkan hamba. Hamba khawatir Pao Baobao tidak punya keberuntungan untuk menikmati berkat dari Tuan..."
Seperti suaminya, Nyonya Pao juga berpikir kalau Raja Huayou kemungkinan besar menginginkan Pao Baobao, pelayannya yang kurang ajar itu karena darah hijau yang mengalir dalam tubuhnya. Sehingga, di tengah malam seperti ini, bahkan matahari saja belum terbit, tapi sudah tidak sabar datang ke sini untuk membawa pelayan itu.
Kalau begini, cukup dengan menipu kalau pelayan itu sudah meninggal, maka semuanya akan diselesaikan dengan secepat mungkin. Nyonya Pao tidak percaya jika Raja Huayou masih menginginkan orang yang sudah mati.