Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Aku Takut



Kakak Po, Aku Takut

2Benar sekali, sejak orang-orang Raja Huayou menyelamatkan nenek Ye kemarin malam, mereka bertiga langsung ditangkap dan dikurung di tempat ini. Dan sampai sekarang, mereka belum makan apa-apa. Entah bagaimana mungkin sekarang tidak lapar.      

Tapi menurut mereka, semua ini karena salah pelayan murahan itu. Mereka bertiga juga terus menerus memaki dan mengutuk Pao Baobao, apalagi Pao Meiqing. Dia tidak hanya memaki dan mengutuk Pao Baobao, dia bahkan juga memaki Tuhan.     

Pao Meiqing benar-benar tidak mengerti kenapa Tuhan bisa tidak adil seperti ini. Liuli Guoguo yang seumuran denganku, tapi kenapa dia bisa menjadi istri kecil Raja Huayou? Kenapa dia bisa punya paras wajah yang sangat cantik? Kenapa bisa begitu seberuntung ini?! Ini semua tidak adil! batinnya.     

Sepertinya Tuhan muak melihat dan mendengar ketiga orang itu yang terus memaki dan mengutuk dua gadis baik dengan makian yang tidak menyenangkan. Tuhan pun kemudian menyuruh langit bergemuruh dan petir pun langsung menyambar dengan keras di langit. Langit yang awalnya biru dan cerah tiba-tiba telah diselimuti oleh awan hitam.     

"Huwaaahhh!" teriak Liuli Guoguo yang sedang enak-enak memegang bakpao Xiaolong Babao di dapur. Dia dikejutkan oleh suara petir dan guntur yang tiba-tiba bergemuruh. Dua bakpao Xiaolong Babao yang ada di tangannya pun langsung terjatuh dan dia sendiri langsung melompat turun dari bangku.     

"Eh! Xiao Guo!" panggil Pao Baobao begitu melihat Liuli Guoguo yang tiba-tiba berdiri dan tampak sangat ketakutan. Dia pun juga ikut berdiri dan bersiap lari, mencoba untuk menenangkan Liuli Guoguo. Tapi, begitu dia berdiri, dia melihat sosok pria berjubah ungu yang tiba-tiba melintas dan menarik Liuli Guoguo yang ada di seberangnya untuk masuk ke dalam pelukannya.     

"Kakak Po! Petirnya jahat sekali!" kata Liuli Guoguo dengan suara gemetaran sambil memeluk erat Xuanyuan Pofan. Sekilas saja pasti bisa melihat kalau Liuli Guoguo saat ini sedang sangat ketakutan.     

"Liuli Guoguo, jangan takut. Ada aku di sini," kata Xuanyuan Pofan yang tengah membungkus tubuh Liuli Guoguo yang gemetaran ke dalam dekapannya, dengan jubah bulu ungunya sendiri. Dia dengan lembut lalu menepuk punggung Liuli Guoguo melalui bulu cerpelai untuk menghangatkan dan menenangkannya.     

Pao Baobao terlihat membuka mulutnya hingga membentuk seperti seukuran dua kuning telur yang besar. Huwaaaahh! Lagi-lagi aku bisa bertemu dengan idolaku, Raja Huayou! Huwaaahhh! teriaknya dalam hati.      

Bola mata Pao Baobao kemudian tampak ke atas dan tiba-tiba kepalanya miring. Tanpa bisa dikontrol dia pun seketika pingsan lagi. Hanya saja, tubuhnya yang tidak jadi jatuh di lantai yang begitu dingin, tapi jatuh ke dada hangat seseorang.     

Pengawal kesatu kini tengah menggendong gadis kecil yang pingsan karena terlalu bersemangat itu. Dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya, lalu melirik ke Raja Huayou dan memberi isyarat untuk membawa Pao Baobao. Setelah itu, dia pun langsung menggendong tubuh Pao Baobao yang lembut itu dengan cepat pergi ke kamar tabib Huang.     

Sedangkan lantai yang tidak jadi dijatuhi oleh Pao Baobao hanya bisa membatin, Pria ini sungguh menjengkelkan. Bisa-bisanya lagi-lagi mengambil keuntungan ini dariku!     

Nenek Ye lalu meletakkan satu persatu bakpao yang jatuh ke piring kaca, kemudian dia menoleh dan melihat pemandangan seperti ini. Raja Huayou yang berjubah ungu itu kini tengah memeluk Nyonya kecil ke dalam dekapannya. Sedangkan Pao Baobao sekarang sedang digendong pergi oleh pengawal gagah berbaju putih.      

Jantung tua nenek Ye sangat terkejut dan sulit mencerna semua ini, dia pun tercengang sampai-sampai dia lupa memberi hormat kepada Raja Huayou di beberapa detik pertama. Setelah sadar dari keterkejutannya, dia pun bergegas memberi hormat kepada Raja Huayou, lalu mundur ke samping.     

Suara guntur di luar sana terus bergemuruh tiada hentinya. Hujan deras pun akhirnya juga ikut turun. Rintik-rintik hujan yang begitu deras terdengar mengetuk seluruh bagian di kediaman Pao.     

"Kakak Po, aku takut," kata Liuli Guoguo dengan gemetaran. Lalu, dia meringkuh dengan erat dan lemah ke dalam dekapan Xuanyuan Pofan. Rasanya, ingin sekali dia memasukkan dirinya ke dalam perut Kakak Po.      

Xuanyuan Pofan pun memeluk istri kecilnya itu dengan erat. Melihat istrinya yang gemetaran dan begitu ketakutan, dia kemudian mengangkat kepalanya dan memandang awan hitam di langit itu dengan lirikan tajam serta mengerikan seperti sebilah pisau.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.