Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kembali Ke Kediaman



Kembali Ke Kediaman

2Setelah kejadian 'Tuan Pao, Nyonya Bao dan Pao Meiqing dikirim ke kerajaan musuh untuk jadi pembantu', yang dikira oleh Liuli Guoguo dan Pao Baobao terjadi. Mereka semua pun kembali ke Penglaizhou.      

Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan terlihat duduk di kereta kuda mewah seperti biasanya. Di belakang kereta kuda mereka kini bertambah satu kereta kuda baru.     

Pengawal kesatu meminta kusir kediaman Pao untuk membawa kereta kuda itu. Di dalam kereta kuda itu ada Pao Baobao dan nenek Ye yang mengikuti kereta Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan kembali ke kediaman Raja Huayou. Dua kereta kuda itu bergerak bersama, satu di belakang dan yang satunya lagi di depan.     

Dua kereta kuda itu terus berjalan, dengan suasana hati matahari yang terasa lumayan bagus. Karena dia sudah menggantungkan diri di atas langit yang begitu biru, dan tak terlihat sedikit pun ingin membenamkan diri.     

Di dalam kereta kuda yang paling mewah,      

"Kakak Po, aku ingin Xiao Bao tinggal di bangunan Liuli Guoguo saja," kata Liuli Guoguo sambil mengusap kelopak matanya yang sangat berat, karena dia sungguh mengantuk sekali.     

"Bukannya kamu bilang kalau kamu mau dia untuk menemanimu jadi pelayan yang menemani sekolahmu. Kamu bisa minta dia tinggal di bangunan para pelayan saja," kata Xuanyuan Pofan sambil menepuk tangan istri kecilnya itu.      

Namun Liuli Guoguo langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Memang benar aku bilang begitu. Tapi niat sebenarnya bukan begitu. Aku tidak berniat menjadikannya pelayanku, dia itu adalah sahabat baikku, bukan pelayan." Lagi-lagi dia mengusap kelopak matanya yang sangat mengantuk.     

"Iya, terserah kamu," kata Xuanyuan Pofan, dia kemudian langsung melepaskan tangan kecil seputih salju Liuli Guoguo yang terus-terusan mengusap matanya. "Tangan terlalu kotor untuk dibuat mengusap mata, sudah jangan diusap lagi," ucapnya.     

"Ngantuk sekali," kata Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya. Sekarang dia sudah menyandarkan dirinya ke tubuh Xuanyuan Pofan.      

Xuanyuan Pofan yang melihat istri kecilnya itu berada di dekapannya, hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. "Sana duduk kembali ke bangkumu!" pintanya.     

Liuli Guoguo segera menolak sambil berkata, "Kakak Po, aku mengantuk sekali loh, aku mau dipeluk."     

Xuanyuan Pofan tak berdaya, akhirnya dia membiarkan istri kecilnya itu duduk di atas lututnya. Tapi, baru saja istrinya duduk dengan nyaman, dia mendengar ada suara dengkuran yang keras. Dia pun menundukkan kepala, dan ternyata istri kecilnya sudah tidur.      

Xuanyuan Pofan kemudian menyeka keningnya. Padahal, orang-orang lain biasanya harus mencium bau bantal baru bisa tidur. Namun, istri kecilnya ini malah baru duduk di atas kakinya, tapi sudah langsung tidur begitu saja.     

***     

Kereta kuda yang ada di belakang kereta kuda mewah,      

Nenek Ye duduk diam dan masih membuka matanya lebar-lebar, namun tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Hatinya seolah penuh ketidakpercayaan dengan apa yang telah terjadi. Sedangkan gadis kecil di depannya sedang mengangkat tirai kuning kereta kuda. Dia sedang memandangi lalu lintas yang dilewati sepanjang jalan, dengan jantungnya yang berdegup kencang.     

Bagi Pao Baobao, Liuli Guoguo adalah hadiah dari Tuhan. Di umurnya yang kesepuluh ini, Tuhan bahkan hanya memberikan waktu semalam untuk mengubah jalan hidupnya.     

Pada malam berikutnya setelah kejadian kemarin, ketika Pao Baobao menutupi dirinya dengan selimut dan siap untuk tidur, dia selalu akan berpikir. Sebab, jika hari itu ketika Liuli Guoguo masuk sekolah Lushan, saat dia mungkin tidak punya kekuatan dan keberanian besar untuk memberikan pesan kepada Liuli Guoguo.     

Lalu, Pao Baobao tidak melakukan apa yang dia inginkan untuk bisa berteman dengan Liuli Guoguo. Mungkin, dia yang sekarang adalah dirinya yang lain. Dan nenek Ye juga pasti sudah berada di situasi yang berbeda.     

Awalnya, Pao Baobao dan Liuli Guoguo adalah dua garis sejajar yang tidak akan pernah saling bertemu dan berpotongan. Sebab, Liuli Guoguo adalah matahari bahagia dan begitu hangat di atas awan tinggi. Sedangkan dia hanyalah kecebong kecil di sungai yang dangkal, yang diberi tekanan oleh buaya.      

Jadi, entah bagaimana mungkin si matahari kecil bisa berteman dengan kecebong kecil. Pao Baobao selalu berpikir seperti ini, dan dia merasa semua yang terjadi padanya ini sungguh hal yang luar biasa ajaib.     

Tuhan sebenarnya sangat baik kepada Pao Baobao. Sebenarnya, tidak ada yang tahu kalau semua ini adalah hasil dari dia sendiri yang memberanikan diri untuk maju lebih dulu. Karena ini adalah kesempatan baik yang didapatkannya dari hasil ketika dia yang tidak malu dan takut dengan dirinya yang berstatus rendah untuk mengenalkan diri kepada Liuli Guoguo.      

Sebab, ini semua bukanlah semata-mata kebaikan Tuhan yang asal diberikan kepada hamba-Nya.     

***     

Ketika kereta kuda sudah sampai di kediaman Raja Huayou, langit sudah gelap, bahkan terlihat sangat gelap sekali.      

Pao Baobao membuka tirainya lagi. Lalu, pertama kali yang dilihatnya adalah pengawal kesatu yang selalu duduk di papan di depan kereta. Dan dia sedang menyiapkan tangga untuk nenek Ye dan untuknya agar bisa menuruni tangga.     

Di bawah cahaya bulan, Pao Baobao bisa melihat sosok kakaknya yang berbaju putih dengan wajahnya yang tegas. Entah kenapa, ada rasa nyaman dan tenang di dalam hatinya.     

Pengawal kesatu kemudian melompat keluar dari kereta kuda dan mengulurkan tangan kepada Pao Baobao untuk membantunya turun dari kereta kuda.      

Wajah kecil Pao Baobao seketika memerah dan mata bulat aprikotnya tampak panik. Setelah itu dia segera melambai ke pengawal kesatu menolak bantuan itu, dan menuruni tangga itu sendiri.      

Pengawal kesatu entah mengapa merasa kalau gadis kecil itu sekarang sedang takut padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.