Hahahahahaha
Hahahahahaha
Xi San yang menjaga di samping hanya bisa geleng-geleng kepala dan membatin, Tuan, demi seorang wanita saja, sampai bisa membuat dirinya sendiri menderita seperti ini. Dia ingin sekali tertawa, tapi juga kasihan ketika melihat Tuannya itu. Tuannya yang punya temperamen yang meledak-ledak ini benar-benar sangat gigih dalam hal percintaan.
Setelah Xuanyuan Poxi menghabiskan cukup banyak teh, dia merasa kalau perutnya mulai besar dan tidak baik. Karena sudah tidak bisa apa-apa, dia pun tersenyum kepada dua pelayan cantik di sana, yaitu Hong Yun dan Cheng Ciang, lalu menarik sudut bibirnya dan bertanya dengan canggung, "Itu... Eh… Kakak-kakak yang cantik, permisi mau tanya, kalau mau pergi ke toilet lewat mana, ya?"
"Oh, pangeran Xuanyuan Poxi mau pergi ke toilet, ya? Bagaimana kalau aku antar saja? Paviliun Lan Sang ini bisa dibilang bukan tempat yang besar, tapi juga bukan tempat yang kecil. Saya khawatir kalau pangeran tidak bisa menemukannya," kata Hong Yun sambil tersenyum kepada Xuanyuan Poxi.
"Tidak, tidak usah! Aku, aku pergi sendiri saja..." tolak Xuanyuan Poxi. Ya ampun! Kalian ini cepat katakan saja di mana. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi ini! batinnya. Karena kondisinya saat ini benar-benar sedang tidak baik.
"Oh, baiklah. Pangeran coba dengarkan baik-baik ya. Belok kanan dari sana, lalu jalan lurus sebentar, setelah itu anda akan melihat pohon kamper dengan dedaunan yang hampir jatuh, lalu belok kanan lagi," jelas Hong Yun sambil tersenyum ceria kepada Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi pun kemudian merespon, "Terima kasih!"
Setelah itu, Xuanyuan Poxi kemudian merapikan jubahnya, lalu berdiri dan berjalan sesuai dengan arahan Hong Yun tadi. Setelah merasa kalau dia segera menjauh dan hilang dari pandangan dua kakak cantik, Hong Yun dan Cheng Xiang. Dia pun berjalan ke rute jalan yang ditunjukkan oleh Hong Yun untuk pergi ke toilet dengan sangat cepat sekali, seperti sedang ada serigala yang mengejarnya dari belakang.
Namun, Xuanyuan Poxi tidak tahu, setelah dia pergi, dua kakak perempuan cantik itu langsung tertawa lepas bersama-sama, "Hahahahahahahahahahahaha pangeran Xuanyuan Poxi ini lucu sekali!" kata Hong Yun yang sudah tidak memedulikan lagi kesopanan sebagai wanita. Dia pun tertawa hingga pundak dan dadanya ikut bergetar tidak karuan.
"Hahahahaha! Benar, benar sekali! Adik kecil ini benar-benar deh, hahahahahaha!" kata Cheng Xiang yang juga sama, dia terlihat tertawa dengan puasnya, sehingga pundaknya juga ikut bergetar.
Sedangkan Xi San yang masih di sana hanya bisa membatin, Hei kalian berdua, aku masih di sini. Apa kalian bisa mengendalikan diri dulu, hah?! Apa kalian tidak takut aku akan memberitahu hal ini ke Tuanku? tanyanya dalam hati.
"Hahahahahaha." Mereka berdua masih tertawa lepas, dan Xi San akhirnya sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk melihat dua wanita itu tertawa, seolah melupakan keberadaannya di sana. "Ehem ehem." Dia pun kemudian berdeham sejenak untuk mengingatkan Hong Yun dan Cheng Xiang kalau dia masih berdiri di sini.
Hong Yun lalu menyenggol Cheng Xiang yang tawanya lebih lepas dan lebih melupakan keberadaan Xi San dengan sikunya. Dia kemudian memberi isyarat mata kepada Cheng Xiang. Setelah itu, mereka berdua pun mencoba untuk mengendalikan diri mereka.
Mereka kemudian menutupi setengah wajah mereka dengan sapu tangan. Kelihatannya mereka berdua sudah tidak tertawa lagi. Tapi sayangnya, pundak mereka yang masih bergetar itu seolah mengkhianati penyamaran mereka saat ini.
Xi San tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah itu. Apa hal ini sangat lucu? Sampai mereka tertawa selama ini? Kenapa aku tidak merasa begitu, ya? batinnya.
Xuanyuan Poxi langsung membebaskan kencing kuningnya di toilet, bahkan dia juga muntah beberapa kali. Dia ingin memuntahkan semua aroma durian yang ada di dalam mulutnya. Aduh ya ampun! Bau durian ini sungguh tidak enak sekali! batinnya.
Setelah menyelesaikan semua itu, Xuanyuan Poxi pun keluar. Ketika dia kembali melewati jalan semula, dia melihat sebuah bangunan bambu kecil yang tidak jauh dari tempatnya. Ada dua kakak cantik yang berjaga di depan pintu bangunan bambu itu, yang satu mengenakan baju hijau dan yang lainnya mengenakan baju biru.
Xuanyuan Poxi kemudian menaikkan alisnya, dia berpikir kalau tempat itu mungkin adalah tempat penelitian obat di paviliun Lan Sang ini. Mungkin saja wanitanya yang secantik Dewi itu ada di dalam sedang meneliti pil obat.
Dengan berpikir seperti ini, pemuda itu tanpa ragu sedikitpun berjalan ke arah tempat tersebut. Sebelum dia bisa mendekati tempat itu, dua kakak perempuan cantik yang menjaga di depan pintu merasakan kedatangannya. Seketika itu juga, kakak perempuan cantik yang mengenakan baju hijau pun langsung menghampiri Xuanyuan Poxi dengan cepat.