Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Aku Rindu Sekali



Kakak Po, Aku Rindu Sekali

0Melihat pelayannya sangat mengkhawatirkannya, Yan Wu langsung jadi bahagia, "Sudahlah, Zi Rong yang baik. Tidak apa-apa kok. Kalau terus cemberut dan mengernyit begitu, nanti tidak cantik lagi loh. Ayo sini tersenyumlah untukku," katanya sambil memegang dagu pelayan yang ada di samping bak mandinya. Ekspresi wajah seriusnya pun tidak lama langsung berubah menjadi ekspresi santai.     

Wajah Zi Rong langsung memerah ketika digoda oleh Nonanya seperti itu. "Ya ampun, menjengkelkan deh," katanya sambil menepuk tangan Yan Wu, lalu dia segera keluar dari sana.      

Sudut bibir merah Yan Wu membentuk lekukan senyum ketika melihat punggung pelayan berbaju ungunya itu kabur melarikan diri.     

***     

Xuanyuan Poxi terus menunggu dan menunggu. Tapi, tetap saja masih belum melihat kakak Dewi muncul di depannya. Sedangkan di sisi lain, Liuli Guoguo sudah pulang sekolah.     

Raungan rusa menandakan pelajaran telah usai dan waktunya pulang sekolah. Liuli Guoguo imut seperti kuda yang dilepas dari kandangnya. Dia langsung berlari dengan cepat ke gerbang utama sekolah. Sebesar apapun langit dan bumi, tetap tidak akan bisa mengalahkan kebesaran Xuanyuan Pofan dalam hatinya. Pertama kali hal yang ingin dia lakukan setelah keluar dari gerbang adalah memberikan pelukan yang sangat besar untuk kakak Po-nya.     

Pada saat ini, Liuli Guoguo yang berlari di koridor adalah Liuli Guoguo yang sudah tidak mengenakan cadar lagi. Sehingga, sepanjang jalan sekali lagi dia berhasil menyalakan pandangan mata bercahaya orang-orang di sekitarnya. Diiringi dengan bisikan dan ucapan mengenai dirinya yang bagaikan deburan ombak.     

Sejak Liuli Guoguo melepaskan cadarnya. Begitu selesai kelas, teman-teman kelas Jianjia langsung menyebarkan kenyataan dan cerita tentang dirinya yang awalnya dikira jelek. Ternyata adalah gadis yang sangat cantik sekali ke seluruh masyarakat sekolah Lushan. Sehingga, jeritan yang memekikkan telinga terus terdengar di sepanjang jalan.     

Ada tetes-tetes keringat yang memenuhi kening Liuli Guoguo, keningnya juga sudah terlihat sangat berkerut. Dia pun berlari menggerakkan kaki kecilnya, rasanya ingin sekali segera bergabung dengan angin yang dengan cepat akan menerbangkannya ke pelukan Kakak Po-nya. Benar-benar tidak enak dan sulit sekali menjadi istri Raja Huayou! batinnya.     

Pada saat ini, Xuanyuan Pofan sudah berdiri di depan kereta kuda dan menunggu gadis kecilnya. Bulu-bulu di jubah ungunya berkibar lembut mengikuti hembusan angin di akhir musim dingin, sangat kontras dengan pemandangan indah di belakangnya. Jika dilihat dari kejauhan, bagaikan lukisan menakjubkan seorang pria tampan yang dilatar belakangi pemandangan alam yang indah.     

Begitu Xuanyuan Pofan melihat sosok kecil berlari keluar dari sekolah. Wajah tampan yang sangat kaku itu langsung berubah menjadi begitu hangat. Tidak lama kemudian, dia merasakan ada sesuatu yang salah. Dia mengerutkan keningnya, tapi belum sempat mengerti apa yang salah, gadis kecilnya itu sudah melompat dan memeluknya.     

"Kakak Po, aku rindu sekali denganmu!" kata Liuli Guoguo dengan manisnya sambil merangkul pinggang Kakak Po-nya.      

Xuanyuan Pofan mencium aroma manis permen dari tubuh Liuli Guoguo, juga merasakan suara lembut dan renyah Liuli Guoguo. Dia pun langsung melembut lagi, membungkuk, lalu mengangkat pantat gadis kecilnya itu, dan menggendongnya masuk ke dalam kereta kuda.     

Begitu Liuli Guoguo duduk di bangku empuknya, kemudian dia melepaskan tas sekolahnya yang ada di pundaknya. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah kertas persegi berwarna kuning. Dia lalu mengangkat kertas kuning itu setinggi-tingginya di depan Xuanyuan Pofan.      

Bibir kecil merah bagai ceri itu membuka, lalu berkata, "Kakak Po, coba lihat ini. Aku sudah mendapatkan sepuluh bintang! Delapan bintang aku dapatkan di pelajaran simbol, lalu dua bintang lainnya aku dapat di pelajaran sembilan jurus!" Jika saja Kakak Po tidak menambahkan goresan pada gambar simbolku, aku mungkin akan mendapatkan beberapa bintang lagi! batin Liuli Guoguo.      

Setelah bicara dengan senangnya, Liuli Guoguo tidak melihat respon apapun dari Kakak Po-nya. Kemudian, kakak Po hanya menatapnya dengan tajam. Seketika dia merasa bingung, dirinya lalu mengedipkan matanya beberapa kali. Setelah itu menurunkan kertas persegi berwarna kuning tersebut, lalu menggoyang-goyangkan tangan putih kecilnya di depan Kakak Po.     

"Kakak Po? kenapa kamu diam saja?" tanya Liuli Gugoguo. Kenapa terus melihatku seperti itu? batinnya kemudian. Baru saja bertanya, wajah bulat gadis itu sudah dicengkeram oleh tangan besar. Benar-benar mengagetkannya sampai membuat kertas persegi warna kuning di tangannya pun jatuh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.