Mau Memberi Ciuman
Mau Memberi Ciuman
Walaupun Liuli Guoguo masih bingung, tapi dia membiarkan semuanya itu berlalu dengan cepat karena merasa bahagia. Dia pun kemudian melompat turun dengan sangat bersemangat dari pangkuan Xuanyuan Pofan. Lalu, kembali ke tempat duduknya sambil menjawab dengan riangnya, "Kediaman pejabat di danau Jing!"
Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya karena tersenyum ketika melihat istri kecilnya yang terlihat sangat bahagia itu. "Baiklah, aku mengerti. Aku akan memerintahkan pengawal kedua belas untuk meminta pelayan itu dari pejabat Pao yang ada di kediaman para pejabat di danau Jing," jawabnya.
"Em em!" gumam Liuli Guoguo yang mengiyakan dengan riang dan senangnya. "Kakak Po, kamu memang yang terbaik! Kakak Po, kamu adalah orang yang paling tampan di dunia ini! Kakak Po, aku sangat menyukaimu! Kakak Po, aku mau memberikan ciuman besar untukmu!" lanjutnya.
Bibir merah muda Liuli Guoguo yang bagai ceri itu lalu membuka menutup dengan begitu imutnya, dia memuji Kakak Po-nya yang luar biasa sambil dengan melompat riang. Kemudian dia menghadiahi ciuman untuk Kakak Po-nya.
Xuanyuan Pofan seolah sudah terbiasa, dia dengan kooperatif kemudian mendekatkan wajahnya ke depan wajah istri kecilnya. Begitu terdengar suara ciuman yang hangat itu, pepohonan dan tumbuhan di luar kereta kuda pun seolah ikut malu mendengarnya, malu sampai seluruh dirinya berubah memerah.
Beberapa bunga juga malu sampai mereka langsung jatuh dan bertaburan ke tanah. Beberapa makhluk yang melihat adegan ini pun ikut iri dan hanya bisa memandangi pemandangan ini saja. Bumi seolah berterima kasih kepada seorang pria dan gadis kecil di dalam kereta itu, karena tiba-tiba membuat bunga-bunga prem yang harum berjatuhan dengan indahnya, seperti menunjukkan kebahagiaan dan kepuasan mereka.
Setelah itu, pemandangan manis di dalam kereta kuda masih saja berlanjut.
"Kakak Po, aku benar-benar sangat senang sekali. Aku mau bernyanyi untukmu!"
"Iya."
"Kalau begitu aku nyanyi, ya!"
"Em.."
"Kupu-kupu hinggap di kuntum bunga, air yang biru, gunung yang hijau, aku sedang merindukan siapa. Aku sedang merindukan kakak Po..."
"Hahahahahaha."
Xuanyuan Pofan tertawa lepas ketika mendengar Liuli Guoguo bernyanyi. Liuli Guoguo pun tertawa dan tersenyum dengan riang bagai bunga yang mekar.
Sedangkan Xuanyuan Poxi di sana, dia sedang bergelut dengan perutnya yang keroncongan karena meminta makan. Walau sudah menunggu lama sampai kelaparan, dia masih saja tidak melihat kakak Dewinya itu keluar dari kamar utama.
Xuanyuan Poxi hanya merasa sangat lapar sekali. Tapi seberapa lapar pun dia, dirinya tidak berani untuk menyanggah perutnya yang lapar dengan makan berbagai manisan yang terbuat dari durian itu.
Ketika Xuanyuan Poxi mendapat ide untuk keluar dulu dan pergi ke sebuah restoran agar bisa menyelesaikan masalah kelaparannya. Setelah itu baru dia akan kembali menunggu, dan tiba-tiba Yan Wu yang berbaju serba putih telah selesai mandi dan berendam untuk yang ketiga belas kalinya ini, saat dia berjalan keluar dan masuk ke ruang tamu.
Xuanyuan Poxi lalu ikut berdeham untuk menyegarkan tenggorokannya begitu melihat kakak Dewi yang sangat didambakan dan dipikirkannya ini datang. Dia kemudian merapikan kerah bajunya dan juga mengatur dengan baik ekspresi di wajahnya, berlagak begitu santai dan berkuasa sambil menegakkan duduknya.
Tanpa menunggu kakak Dewi berjalan mendekatinya, Xuanyuan Poxi tampak berpura-pura baru menyadari kalau kakak Dewinya itu sedang berjalan menghampiri ke depannya. Dia pun berdiri, membuka kipas di tangannya, lalu berkata dengan nada suara selayaknya seorang pangeran yang arogan, "Eh, benar-benar sulit sekali bertemu dengan tabib Dewi, ya?! Kamu sudah membuat pangeran kerajaan Chao ini menunggu begitu lama, apa kamu tidak mau menunjukkan sesuatu?"
Lagi pula, bagaimanapun kakak Dewi tahu identitas dan statusku yang sebenarnya, jadi tidak perlu berpura-pura lagi, batin Xuanyuan Poxi. Pangeran yang begitu arogan itu langsung memanggil dirinya dengan sebutan 'Pangeran kerajaan Chao'.
Pangeran kerajaan Chao? batin Xiao Hong dan Cheng Xiang yang terkejut ketika mendengar sebutan ini.
Awalnya, Yan Wu ingin mengatakan, 'Kamu sendiri yang mau menunggu, lalu apa hubungannya denganku!'. Tapi, begitu teringat kalau bocah ini membawakannya lebih dari sepuluh kotak berisi kristal, dia pun kemudian menelan lagi ucapan ini.
"Hong Yun, Cheng Xiang! Beritahu kepada para pelayan dan pegawai dapur untuk tidak perlu bekerja hari ini. Aku sendiri yang akan memasak makanan untuk menyambut pangeran kedelapan," ucap Yan Wu ketika memberi perintah.
Hong Yun dan Cheng Xuang sangat terkejut, Hah? Pangeran kedelapan? Bocah kecil ini ternyata pangeran kedelapan kerajaan Chao?! Gila, kenapa tidak bilang dari tadi! Barusan kami begitu seenaknya menggodanya. Jika dia keberatan dan kesal karena itu. Begitu pulang ke kerajaannya, apakah dia akan menyuruh pengawalnya menangkap kami, ya? batin mereka.
"Kenapa kalian ini diam saja? Cepat sana pergi!" kata Yan Wu sambil duduk ke bangku mawarnya. Begitu duduk, dia langsung mengambil manisan durian yang ada di meja kecil di depannya, dan memasukkannya ke dalam mulutnya sambil menyilangkan kaki.