Sekolah Lushan (Bagian 2)
Sekolah Lushan (Bagian 2)
Eh? Oh iya benar juga, ya! Kakak Po kan hebat sekali. Kalau ada Kakak Po, aku tidak perlu takut apapun, batin Liuli Guoguo.
Akhirnya, Liuli Guoguo pun sedikit turun dari tubuh Xuanyuan Pofan. Tapi, meskipun sudah sedikit turun, itu bukan berarti dia langsung berani berhadapan dengan rusa itu. Karena masih sedikit takut, akhirnya dia bersembunyi di balik jubah bulu musang Xuanyuan Pofan dan hanya menjulurkan kepalanya keluar.
"Nyonya kecil, dua rusa itu adalah binatang yang menjaga dan melindungi sekolah Lushan ini. Tidak berbahaya sama sekali, jadi tidak perlu takut!" kata pengawal kedua belas yang mencoba menjelaskan kepada Nyonya kecilnya.
Liuli Guoguo terlihat memanyunkan bibirnya, lalu menjawab, "Mananya yang tidak berbahaya. Menurutku, masih saja berbahaya sekali."
Kepala sekolah dan beberapa orang yang telah menunggu kedatangan yang mulia Raja Huayou melihat adegan aneh barusan. Raja Huayou yang berwajah tampan itu kemudian berjalan lebih masuk ke dalam sekolah, dan menginjakkan kakinya ke tanah bersalju. Pemandangan ini langsung menarik semua perhatian orang-orang yang ada di sana.
Kepala sekolah dan yang lainnya agak merasa bingung dengan gundukan di depan dada Raja Huayou. Lalu, tiba-tiba sebuah kepala menjulur keluar dari balik jubah itu. Tampaklah wajah dengan cadar merah muda. Semua orang yang ada di sana langsung terkejut, karena ternyata gundukan kecil itu adalah istri kecil Raja Huayou.
"Kami memberi hormat kepada Raja Huayou dan Istri Kecil Raja Huayou! Terima kasih atas kepercayaan istri kecil Raja Huayou yang bersedia menimba ilmu di sekolah Lushan ini. Ini merupakan kehormatan untuk sekolah Lushan!"
Jalan setapak di paviliun pengajaran di depan pintu utama, berjajar dua baris paman-paman dan bibi-bibi yang mengenakan pakaian bermotif rusa. Mereka semua mengepalkan tangan ke depan sambil membungkuk untuk memberi salam kepada Raja Huayou, serta memberi salam penyambutan untuk istri kecil Raja Huayou yang akan melanjutkan sekolah di sini.
Wow! Apa harus sebegini resminya! Aku aku aku jadi gugup sendiri, batin Liuli Guoguo. Tangan kecilnya yang lembut kemudian ditarik oleh Xuanyuan Pofan, lalu memintanya untuk membalas salam dari semua orang itu. Setelah itu, mereka perlahan berjalan selangkah demi selangkah untuk memasuki area sekolah.
Setelah berjalan tidak lama, paman yang berjenggot hitam kemudian berjalan menghampiri mereka, lalu berkata kepada Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan dengan sopannya. "Saya kepala sekolah dari sekolah Lushan, Lu Jiushan memberi salam kepada Raja Huayou, salam kepada istri kecil Raja Huayou. Selamat datang di sekolah Lushan," ucapnya.
"Hehehe, hal... Halo pak kepala sekolah," jawab Liuli Guoguo sambil mengedipkan mata besarnya dan melambaikan tangan kepada paman berjenggot hitam itu. Kenapa sampai kepala sekolah juga datang untuk menyambutku, ya? Menakutkan sekali kalau terlalu diperhatikan seperti ini! batinnya.
"Belajarlah yang baik. Jangan nakal, ya! Ingat apa yang telah aku katakan padamu!" kata Xuanyuan Pofan yang mencoba mengingatkan Liuli Guoguo semua nasihatnya sambil menepuk pelan topi sekolah Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo pun mengangguk dan menjawab, "Em, iya Kakak Po."
Di saat inilah, banyak sekali gadis yang berdempetan untuk berebut tempat di koridor paviliun pengajaran yang tepat berada di bawah pohon untuk melihat Raja Huayou dan istri kecilnya. Mereka terlihat berebut tempat dan terus berteriak histeris karena terpesona dengan Raja Huayou.
"Wow! Tampannya!"
"Wow itu benar-benar Raja Huayou!"
"Wow!!! Raja Huayou tampan dan tinggi sekali!"
"Wow! Raja Huayou yang langsung mengantarkan istri kecilnya masuk sekolah. Iri sekali aku! Huwaahh!"
"Wow! Istri kecil Raja Huayou apa benar-benar mau bersekolah di sini bersama kita?"
"Ya Tuhan! Aku mau gila rasanya. Seumur hidupku ini, ini pertama kalinya aku bisa bertemu dengan Raja Huayou. Biarkan aku mati sekarang," kata salah satu gadis sambil memegang dadanya sendiri dan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kepala gadis itu kemudian miring, lalu tiba-tiba jatuh pingsan.