Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tuan Bisa-bisanya Tertawa Sebahagia Itu (Bagian 1)



Tuan Bisa-bisanya Tertawa Sebahagia Itu (Bagian 1)

0Xuanyuan Pofan kemudian memerhatikan ke sekitarnya. Dia pun tersenyum ketika pandangan matanya terjatuh ke ekor hitam di bawah ranjang Liuli Guoguo. "Liuli Guoguo, si kelinci nanti keluar sendiri kok," katanya.     

"Hah? Benarkah? Kakak Po tahu kalau dia akan keluar sendiri?" tanya Liuli Guoguo sambil melirik ke sekitarnya, dan dia terlihat tidak menemukan si kecil di mana pun.     

"Liuli Guoguo, tutuplah matamu dan hitung sampai tiga. Dia pasti akan keluar sendiri." kata Xuanyuan Pofan sambil mencubit pipi kenyal Liuli Guoguo.     

Aku tidak akan mau keluar! batin si kelinci.     

"Benarkah? Kalau begitu akan ku hitung sampai tiga," kata Liuli Guoguo sambil memejamkan mata besarnya, "Satuuuu..." ucapnya sambil memperpanjang bunyi akhir hitungannya. Karena dia takut kalau si kelinci tidak akan keluar dalam hitungan ketiga.     

Hitung saja hitung saja, aku tetap tidak akan mau keluar! batin si kelinci lagi.     

"Duaaaa..." kata Liuli Guoguo melanjutkan hitungannya.     

Si kelinci tiba-tiba merasakan tatapan mata yang menakutkan, saat ini sedang menatap tajam ke pantatnya, "Ke, kenapa, rasanya mengerikan sekali!" gumamnya.     

"Ti..."     

Hiyaaa! teriak si kelinci dalam hatinya.      

Plukkkk!     

Liuli Guoguo belum selesai menghitung sampai tiga. Namun, tiba-tiba dengan sangat cepat sekali, ada benda kecil dan kenyal sudah muncul di atas lututnya. Sampai-sampai, ia sulit untuk memercayainya.     

"Waaaahhhh! Kakak Po, apa kamu pernah belajar sulap? Si kelinci benar-benar muncul sendiri ketika dihitung sampai tiga!" kata Liuli Guoguo dengan menggebu-gebu ke Xuanyuan Pofan. Aroma permen dan napas wangi seorang wanita yang hanya dimilikinya ini, begitu saja mengepul menghampiri Xuanyuan Pofan. Wajah mungil polos dan imut, lalu bibir merah muda yang juga tampak memikat.     

Xuanyuan Pofan tidak bisa menahan dirinya, tenggorokannya menegang dan dia langsung mendorong Liuli Guoguo menjauh darinya dengan segera. Lalu, dia memanggil pelayan untuk memindahkan kotak makan malam Liuli Guoguo ke meja mahoni di depan Liuli Guoguo. "Makanlah!" katanya dengan pelan ke Liuli Guoguo, kemudian dia membuka sendiri kotak makan itu.     

Liuli Guoguo mengelus perut buncitnya saat ini, "Heeeekk..." tanpa sengaja ia bersendawa. Lalu, menyeringai ke Xuanyuan Pofan dan berkata, "Hehe, Kakak Po, aku terlalu makan banyak sore tadi."     

"Makan apa?" tanya Xuanyuan Pofan sambil memegang dan menepuk-nepuk perut Liuli Guoguo.     

"Jeruk, kue plum, manisan plum, biskuit plum, bolu plum, permen plum, juga ada… Bakpao plum!" kata Liuli Guoguo dengan memiringkan kepala sambil menghitung dengan jarinya.     

Sepertinya memang begitu banyak ya, batin Xuanyuan Pofan. Dia pun lalu mengelus-ngelus perut Liuli Guoguo lagi. Baru setelah itu, dia memberikan sumpit ke Liuli Guoguo, "Kudapan itu bukanlah nasi dan juga tidak boleh makan sebanyak itu. Lain kali jangan seperti itu lagi ya!" Katanya dengan pelan. Kemudian, dia menyumpitkan beberapa daging sapi dan menyuapkan ke mulut Liuli Guoguo.     

"Em em, aku tahu!" jawab Liuli Guoguo. Dia takut kalau Kakak Po-nya marah, jadi dia pun mengangguk dengan patuhnya. Ketika dia menatap si kelinci di pelukannya, seketika dia menjadi sangat bingung. "Eh? Si kelinci kenapa gemetaran tidak karuan begini?" tanyanya.     

Telinga si kelinci memang tampak gemetar, Apalagi lagi kalau bukan ketakutan karena Kakak Po-mu itu! batinnya.     

"Dinginkah? Ding Xiang, cepat bawa beberapa tungku penghangat lagi ke sini. Mo Li, cepat bawa baju musim dingin lagi untuk si kelinci!" teriak Liuli Guoguo ke kedua pelayan yang sedang bertugas dari kejauhan.     

"Uhuk uhuk uhuk." Xuanyuan Pofan yang sedang makan bubur pun tersedak mendengar perintah Liuli Guoguo.     

"Kakak Po, kamu tidak apa-apa, kah?" tanya Liuli Guoguo yang langsung menepuk-nepuk punggung Kakak Po-nya. Entah mengapa dia merasa kalau dirinya tiba-tiba sangat sibuk sekali. Selain harus merawat si kelinci, dia juga harus menjaga dan memperhatikan Kakak Po-nya.     

"Tidak apa kok!" kata Xuanyuan Pofan yang langsung mengambil air minum yang diberikan Liuli Guoguo. Setelah meneguk air itu, dia pun kemudian menghela napas. Sudut bibirnya tampak melengkung, dia lalu berkata, "Si kelinci sepertinya… Sangat takut dingin deh."     

"Em em, sepertinya begitu," jawab Liuli Guoguo sambil mengangguk setuju.     

"Bawakan lebih banyak baju lagi." perintah Xuanyuan Pofan, lalu dia menaruh air minumnya.     

"Em em, baiklah. Mo Li, satu baju musim dingin sepertinya tidak cukup, bawa lebih banyak lagi saja!" perintah Liuli Guoguo.     

"Laksanakan!" jawab Mo Li yang sedang mengambilkan baju untuk si kelinci.     

Dasar penyihir penangkap jiwa Xiu Lou bajingan! Kamu berengsek, sialan @#&#@/&####@&@#!!! batin kelinci itu dengan beribu makian yang muncul di benaknya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.