Istri Kecilku Sudah Dewasa

Ya ampun, Pelanlah Sedikit



Ya ampun, Pelanlah Sedikit

2Tadi, Xuanyuan Poteng dan Chen Batian pergi ke rumah lelang Yutang lagi. Namun, walaupun Chen Batian mengatasnamakan statusnya sebagai gubernur pusat untuk bertanya cukup lama pada Yu Changqing, yakni Bos Yutang mengenai wanita berbaju merah. Namun Yu Changqing sama sekali tidak mau dan tidak bersedia untuk mengatakan apapun.     

Yutang adalah bisnis terkenal yang sudah berumur seratus tahun dan selalu melayani pelanggannya dengan baik. Jika tamu tidak mau kalau orang di luar mengetahui identitas sebenarnya, maka rumah lelang Yutang pasti akan merahasiakannya. Semua ini sama sekali tidak bisa ditawar-tawar ataupun dinegosiasikan lagi.     

Melihat gubernur tersebut sangat mendesaknya, wanita itu pun kemudian langsung menutup wajahnya dengan sapu tangan dan meneteskan air mata. Lalu, dia berkata kalau gubernur pusat entah kenapa memaksanya, seolah memanfaatkan semua kekuasaan dan kekuatannya untuk menggertak dirinya.     

Begitu Yu Changqing menangis, Xuanyuan Poteng dan Chen Batian langsung tercengang dengan bodoh dan tidak bisa berkata apa-apa. Sekarang mereka benar-benar jadi ingin memanfaatkan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk menggertak wanita di depannya.      

Namun, sayangnya keluarga Yu, yaitu keluarga dari Yu Changqing adalah salah satu keluarga terkenal bahkan sampai di seluruh penjuru dunia. Mereka takut jika menggertak Yu Changqing, hal itu malah akan membuat masalah besar.     

Untungnya, Xuanyuan Poteng tidak mengungkapkan siapa dirinya, dan tidak mengungkapkan identitas aslinya. Jika tidak begitu, wanita itu pasti akan menangis lebih kencang dan histeris, lalu juga berkata kalau putra mahkota sedang memanfaatkan kekuasaan dan kekuatan untuk menggertaknya.      

Pada akhirnya, setelah berpikir cukup lama, Xuanyuan Poteng dan Chen Batian menyuruh orang untuk menangkap pelayan yang tadi melayani pengawal ketujuh di ruang kotak yang disewa oleh pengawal ketujuh tadi. Mereka bahkan mengancam dan membujuk pelayan tersebut untuk memberitahu mereka siapa wanita itu. Setelah itu, baru mereka tahu kalau makhluk cantik itu adalah orang dari kediaman Raja Huayou.     

Begitu mendengar kenyataan ini, awalnya Xuanyuan Poteng ingin menyerah. Namun, wanita itu benar-benar sangat cantik menurutnya, bahkan, kalau mungkin dia adalah wanita adik keenamnya, dia pasti tetap akan menarik wanita itu ke ranjangnya dan meniduri wanita tersebut, dan menjadikan wanita itu sebagai wanitanya sendiri.      

Tapi, ketika Xuanyuan Poteng teringat kalau adik keenamnya itu punya istri kecil yang dirawat olehnya sejak kecil. Adik keenamnya itu bahkan sangat mengistimewakan dan memanjakan istri kecilnya. Lalu, setelah melirik ke gubernur Penglaizhou yang ada di sampingnya. Dia merasa jika hal ini sangat memalukan, karena sebagai pangeran mahkota apakah harus menyerah begitu saja seperti ini.     

Jadi, Xuanyuan Poteng merasa kalau dirinya harus pergi dan bertanya langsung kepada adik keenamnya yang berdarah dingin, dan mengatakan kalau dirinya menginginkan wanita berbaju merah itu. Dia berpikir kalau wanita itu hanyalah bawahan adik keenamnya, jadi harusnya bukanlah orang yang begitu penting di kediaman Raja Huayou, sehingga menginginkan wanita itu bukanlah masalah besar.     

Tapi siapa juga yang menduga, sialnya Xuanyuan Poteng bahkan tidak diizinkan masuk ke dalam. Jadi, dia tidak mungkin sempat meminta dan menginginkan orang dari kediaman Raja Huayou itu. Di tenggorokannya sekarang terasa seperti ada sebuah batu, mau ditelan tapi sulit sekali ditelan. Mau dimuntahkan tapi tidak bisa dimuntahkan, begitulah perasaannya sekarang.      

Inilah perasaan yang dirasakan Xuanyuan Poteng sekarang, begitu sesak. Apalagi, batu itu sekarang jadi semakin besar, dan benar-benar bisa membunuhnya karena sakit hati yang dirasakannya sekarang.     

***     

Setelah pengawal kesebelas mengantarkan pangeran putra mahkota pergi, dia pun masuk lagi ke ruangan dan mendengar suara tangisan yang masih terdengar jelas dan memekakkan telinga. Dia kemudian menggosok rambutnya sendiri dengan tidak nyamannya, lalu melanjutkan langkahnya untuk terus berjalan ke depan.     

***     

Bangunan Chiming, paviliun Ya,      

Xuanyuan Pofan meminta pelayannya untuk melayani Na Lanyan, sahabat baiknya itu dan istri sahabatnya tersebut untuk minum teh sore. Sedangkan dia kemudian juga melepaskan topeng tengkorak peraknya yang misterius, lalu memperlihatkan paras wajah aslinya yang bermartabat dan elegan.      

Lalu, Xuanyuan Pofan kemudian berjalan ke bangku yang berada paling tengah, dan duduk di sana. Tapi, suara tangisan putra Na Lanyan masih saja terdengar dan terus berlanjut.     

"Ueeeeeee... Ueeeeee... Ueeeeeee... Ueeeeeee..."     

"Aduh sayangku, jangan menangis lagi. Jangan menangis lagi ya anakku sayang. Sayang, ibu tahu kalau kamu telah disiksa tadi. Tolong jangan menangis ya sayang," kata istri Na Lanyan yang terus berusaha membujuk putra kesayangannya yang sekarang berada di dalam peluknya sambil menepuk-nepuknya.      

Namun, istri Na Lanyan masih saja tidak bisa menenangkan putranya itu. Entah kenapa, tiba-tiba dia merasakan dorongan samar yang menyuruhnya menampar putra kecilnya tersebut. Tapi, ketika dia berpikir kalau anak kecil di pelukannya itu adalah bayi yang berasal dari tubuhnya, bayi yang melompat dengan riangnya di perutnya dulu. Dia pun jadi tidak tega dan mengurungkan dorongan itu.     

Na Lanyan yang duduk di samping istrinya dan sedang meneguk teh juga sama saja kesalnya dengan istrinya, karena terus mendengar tangisan putranya yang tidak berhenti-berhenti. Dia tidak sesabar istrinya, jadi dia langsung mengangkat tangannya dan memukul pantat putranya itu.      

"Dasar kamu ya bocah tengik, jangan menangis lagi. Kamu ini benar-benar tak berguna saja kalau menangis begini!" umpan Na Lanyan.     

Bayi kecil di pelukan istri Na Lanyan seketika berhenti sejenak, lalu dia melirik ayahnya. Hidungnya terasa masam, kemudian dia lagi-lagi menangis, dan tangisannya sekarang malah semakin kencang. "Ueeeeeee... Ueeeeee... Ueeeeeee... Ueeeeeee..."     

"Ya ampun, pelanlah sedikit! Yang Mulia Raja Huayou telah menghabiskan begitu banyak koin emas untuk menyelamatkanmu ini. Jangan sampai membuat masalah untuknya lagi," kata istri Na Lanyan sambil mengelus pantat putranya yang baru saja dipukul oleh ayahnya itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.