Mimisan
Mimisan
"Raja, anda mimisan!" teriak Xiao Denglong. Handuk di tangannya tanpa sadar langsung terjatuh, tapi untung saja dia membungkuk dan menangkapnya tepat waktu. Lalu, dia menatap Raja Huayou lagi yang saat ini tercengang.
Xiao Denglong rasanya ingin sekali memegang perutnya sendiri karena menahan tawanya, dia pun kemudian membungkuk dan berkata, "Raja, Raja Huayou, biarkan hamba… Hamba saja yang melakukannya..." katanya sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak berani mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke Raja, pundaknya pun terasa gemetaran. Ya ampun, betapa malunya Tuan sekarang! batinnya.
Xuanyuan Pofan buru-buru menyeka darah di hidungnya dan memejamkan mata. Dia lalu menyerahkan Liuli Guoguo yang di pelukannya langsung ke Xiao Denglong, "Baik-baik menjaganya!" perintahnya.
"Laksanakan!" jawab Xiao Denglong. Dia lalu memeluk Liuli Guoguo dengan erat, tapi pundaknya masih tampak gemetaran dan dia benar-benar hampir tidak kuat menahan tawanya. Orang bilang kalau tidak bisa menahan tawa, maka nyawa tidak akan selamat. Tapi aku yang sekarang bisa-bisa mati, karena menahan tawa ini. Lalu, aku harus minta nyawaku ke siapa, dong?! Hahahahahahaha! keluhnya dalam hati.
Wajah Xuanyuan Pofan sudah memerah karena malu tidak karuan dan langsung pergi dari ruangan ke kamarnya sendiri. Dia lalu memaki pikirannya sendiri yang bodoh itu. Bahkan, di saat Liuli Guoguo sedang panas dan tidak enak badan begini, entah kenapa dirinya malah berpikir aneh-aneh. Tidak usah pelayan yang tidak bisa berkata apa-apa melihat ini, dia sendiri, Xuanyuan Pofan juga tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat dirinya sendiri.
Tapi menurutnya, ini bukan sepenuhnya salah Xuanyuan Pofan sendiri. Yang paling bersalah dalam hal ini adalah Liuli Guoguo, karena dia tidur dengan tidak tenang dan bergerak-gerak sembarangan. Liuli Guoguo bisa-bisanya dalam ketidak sadarannya dan ketidaktahuannya melepas bajunya sendiri. Dia tidak tahu kalau tingkahnya itu mengakibatkan Kakak Po-nya salah tingkah.
Setelah Xiao Denglong selesai mengusap tubuh Liuli Guoguo dan mengganti piyama yang baru ke tubuhnya, dia mulai mendengkur lagi dan tidur semakin lelap. Liuli Guoguo saat ini sedang bermimpi tentang Tuantuan dan Yuanyuan yang sedang berciuman.
Tuantuan kelinci cantiknya sedang mengenakan baju musim dingin warna merah yang dibuat oleh Ding Xiang dan Mo Li. Tampak dua bunga besar warna merah yang diselipkan di dua telinga kelinci yang berwarna hijau. Mulut si kelinci juga terlihat memakai lipstik warna merah dan keempat kaki mungil si kelinci mengenakan sepatu musim dingin berbulu warna merah.
Kemudian, harimau besar si Yuanyuan juga mengenakan baju merah dengan sepatu yang berwarna merah juga di keempat kakinya. Lalu, telinganya juga diikat dengan tali warna merah.
Yuanyuan menarik Tuantuan ke pelukannya, lalu kedua wajah binatang itu tersenyum dan terlihat sangat bahagia. Harimau memeluk si kelinci di atas puncak gunung, kemudian berjalan lagi dan lagi ke puncak gunung yang lain.
Di sekitar mereka penuh dengan ucapan selamat dan doa dari binatang-binatang yang lain. Ada singa yang besar dan gemuk, ada rubah yang cantik, ada serigala seputih salju dan juga ada kambing, macan tutul dan lain-lain. Yang jelas, mereka semua tampak bahagia sekali.
Bibir mungil Liuli Guoguo yang sedang tidur pun tersenyum dengan bahagia, dan membentuk bulan sabit. Padahal, sudah ada dua mata besar dan lesung pipit yang membuatnya terlihat sangat manis. Namun sekarang, karena lengkungan senyum itu, wajah Liuli Guoguo terlihat semakin cantik dan manis. Dia tersenyum, tersenyum sangat, sangat, sangat bahagia.
***
Pada saat ini juga, kelinci langka warna-warni yang sedang makan wortel dan berada di pelukan macan tutul tiba-tiba bersin tiga kali, "Hatchiiii! Hatchiiii! Hatchiiii!"
Macan tutul pun cemas dan membantu si kelinci untuk mengelus hidungnya, dia lalu bertanya, "Yin Ni, kenapa? Apa kamu kena flu?" Si kelinci pun mengangkat pundaknya dan lanjut memakan wortelnya.
"Apa jangan-jangan kamu sudah terbiasa mengenakan baju yang dibuat oleh para manusia itu? Jika karena terbiasa mengenakannya, lalu tiba-tiba tidak mengenakannya pasti akan merasa dingin. Kalau begitu, aku, aku, aku akan memanggil si kambing Yang Shen untuk membuatkan satu untukmu!" kata macan tutul sambil mengelus kepala si kelinci.
"Iya benar! Iya benar sekali yang mulia Yin Ni. Saat ini kekuatan spiritualmu masih belum pulih sepenuhnya dan sedang dalam masa pemulihan. Anda harus menjaga baik-baik tubuh anda. Perjalanan mendaki gunung sampai puncak kita ini juga masih cukup jauh!" kata serigala putih yang tampak di samping kiri macan tutul.