Kamu Harum Sekali
Kamu Harum Sekali
"Nyonya kecil, bukan si kerang yang terhormat, yang benar adalah Ge Li yang terhormat," kata pelayan yang ada di samping Liuli Guoguo.
Dulu, ketika pertama kali mendengar nama Ge Li ini dari Xuanyuan Pofan, Liuli Guoguo langsung tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang sakit karena terlalu lama tertawa. Lalu, ketika mendengar nama itu, dia jadi ingat dengan kata Mandarin 'Ge Li' yang berarti kerana, sehingga dia memanggil Ge Li dengan sebutan si kerang yang terhormat.
Chun Miao benar-benar merasa tak berdaya ketika membenarkan nama Ge Li kepada Liuli Guoguo.
"Namanya Ge Li, aku memanggilnya Ge Li kok! Ge-nya dari nama salah satu pahlawan nasional China Zhu Geliang, lalu Li nya dari kata dalam bahasa mandarin yang artinya serius. Namanya Ge Li sudah benar kok!" bantah Liuli Guoguo.
Kali ini, nama 'Ge Li' sudah tidak lagi diucapkannya dengan nada berbeda yang membuat 'Ge Li' berubah makna jadi kerang lagi. Hanya saja, di dalam hati Liuli Guoguo, dia masih saja menganggap nama Ge Li sebagai si kerang.
"Baiklah," kata Chun Miao yang akhirnya merasa berhasil. Kemudian dia membatin, Ya Nyonya kecil, anda memang yang paling hebat.
Xuanyuan Pofan melihat istri kecilnya yang sedang berdebat dengan pelayannya. Namun, istri kecilnya benar-benar terlihat sangat imut sekali, bicaranya yang tiada henti bagai burung itu malah membuatnya semakin terlihat imut.
"Kakak Po, kalau aku tidak ada, kamu harus tetap makan yang baik ya. Tidak boleh pilih-pilih makanan! Tahu tidak," kata Liuli Guoguo sambil menarik lengan Xuanyuan Pofan, lalu menggoyang-goyangkannya.
Xuanyuan Pofan kemudian menjentikkan jarinya ke telinga kecil Liuli Guoguo, dia lalu menjawab, "Ucapan ini, harusnya aku yang mengatakannya kepadamu, deh."
"Hehe! Kakak Po menjengkelkan, deh!" kata Liuli Guoguo sambil memukul Xuanyuan Pofan dengan kepalan tangannya beberapa kali, lalu dia berlari masuk ke bangunan Ya. Satu telinganya masih terlihat putih, tapi telinga yang lainnya tampak memerah karena disentil oleh jari tangan Kakak Po yang besar.
Xuanyuan Pofan merasa tidak rela melihat Liuli Guoguo yang tiba-tiba pergi dan berlari menjauh seperti ini. Dia sudah menunggu Liuli Guoguo cukup lama hingga pulang sekolah, hanya untuk bisa menjemputnya agar bisa bertemu dengannya. Namun, Liuli Guoguo malah kabur begitu saja, dan tidak mau berduaan bersama dirinya lebih lama lagi. Dasar istri kecilku ini tidak punya perasaan, batinnya.
Dalam sekejap, alis tebal Xuanyuan Pofan yang naik serta keningnya yang berkerut kembali terlihat senang. Karena dia melihat si kecil itu keluar dari bangunan Ya, dan berlari kembali ke arahnya. Lihat kan, pasti karena masih merindukanku. Bagaimana pun kan hari ini kita sudah tidak bertemu beberapa jam, batinnya.
Liuli Guoguo yang tadi baru saja berlari masuk ke dalam bangunan Ya, sekarang berlari keluar lagi, tapi dia langsung berlari ke depan pelayan yang menjaga pintu bangunan Ya. "Chun Miao, aku baru menyadari kalau riasanmu hari ini sangat cantik sekali. Lebih cantik daripada biasanya!" katanya sambil menaikkan alis, dengan matanya yang jernih dan terlihat bersinar.
Sedangkan Xuanyuan Pofan malah merasa lebih jengkel lagi, rasanya ada keinginan untuk merangkul istri kecilnya itu ke dekapannya, lalu memukul pantat kecil istri kecilnya itu.
"Eh? Em… Tidak kok. Nyonya kecil pasti salah memuji hamba," kata Chun Miao dengan malu-malu.
Liuli Guoguo pun menaikkan alisnya lagi. Dia lalu mendekatkan hidungnya ke Chun Miao, kemudian hidungnya tampak bergerak-gerak ketika mencium aroma Chun Miao. "Wow! Chun Miao, sepertinya hari ini kamu menyemprotkan parfum, ya? Harum sekali!" katanya.
Wajah Chun Miao langsung memerah karena malu begitu Liuli Guoguo bertanya begitu. Nyonya kecil ini benar-benar deh, kalau menyadarinya ya sudah simpan dalam hati saja. Kenapa juga harus dikatakan begitu, aku jadi tidak tahu harus berbuat apa, batinnya.
Liuli Guoguo terlihat mengedipkan mata besarnya yang seperti anggur itu, dan dia kini sedang menilai pelayan itu dari atas sampai bawah. Lalu, tatapannya itu teralih pada dua bakpao besar di dada pelayannya, bahkan tatapannya itu terhenti di sana dengan cukup lama.
Nyonya kecil, kamu, kamu, kamu lihat ke bagian mana?! batin Chun Miao. Dia pun kemudian segera berkata, "Ya ampun, Nyonya kecil, hamba tidak bisa bicara lebih lama lagi dengan anda. Tuan, hamba ada pekerjaan lain yang harus dilakukan, jadi hamba pergi dulu," katanya kepada Xuanyuan Pofan sambil menundukkan kepalanya dengan wajah memerah karena malu.
"Em," gumam Xuanyuan Pofan sambil mengangguk. Namun tatapan matanya masih terjatuh ke arah istri kecilnya. Istri kecilku ini ya, benar-benar kekanakan sekali, bisa-bisanya membuat pelayannya sampai malu hingga wajah pelayannya memerah begitu. Sabar sabar, batinnya.