Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Perlu, Tuan Sedang Terburu-Buru



Tidak Perlu, Tuan Sedang Terburu-Buru

0Sedangkan pengikut Xuanyuan Poteng langsung terdiam dan membisu begitu mendengar ini. Dia tercengang dan langsung menyeka keringat dinginnya karena melihat kelakuan Xuanyuan Poteng. Tuan! Martabat apa begitu lebih berharga daripada harta?! batinnya.      

Namun, bawahan tetap saja bawahan, jadi mereka tidak pernah memikirkan mengenai martabat dan kekuasaan. Orang-orang yang lahir sebagai bangsawan, khususnya keluarga kerajaan, pasti keturunan-keturunannya akan lebih mementingkan martabat dan juga harga diri mereka.     

Mereka tidak pernah kekurangan emas maupun perak sejak mereka masih kecil. Jadi, entah bagaimana mungkin mereka bisa tahu betapa sulitnya mencari uang. Bagi mereka, uang hanyalah perbedaan angka saja. Tapi, seberapa Xuanyuan Poteng ingin menjaga harga dirinya sebagai pria, tapi tetap saja, karena apa yang didengarnya setelah ini, membuatnya tidak sanggup memainkan semua lelang ini.      

Karena setelah mendengarkan kenaikan harga dari Xuanyuan Poteng, wanita berbaju merah di hadapannya, masih sama sekali tidak mengangkat pandangan matanya ke arah Xuanyuan Poteng. Wajah cantik yang menawan itu masih begitu tenang dan tanpa ragu sedikitpun, kemudian dia menekan tombol di samping kursinya lagi.     

Saat lampu batu roh yang populer itu menyala, pengawal ketujuh kemudian berkata dengan santai, "Lima juta koin emas."      

Pengawal ketujuh merasa menyesal, karena jika dia lebih awal menyadari ada kantong jerami di depannya, pasti dari tadi dia sudah memberikan harga yang lebih tinggi. Karena dari tadi bolak-balik dilempar sana dan dilempar sini seperti ini, hal tersebut sungguh menyia-nyiakan waktu sekali. Karena Tuan dan Na Lanyan pasti sedang menunggu dirinya sekarang.     

Rumah lelang yang sangat mewah dan dilengkapi semua fasilitas luar biasa yang punya nuansa penuh dengan emas dan harta pun langsung hening. Tidak lama kemudian, keramaian orang-orang di tempat itu kembali dari keterkejutannya begitu mendengar palu terakhir dipukulkan.     

Pengawal ketujuh dengan malas menaruh cangkir teh di tangannya, lalu dia bangkit untuk mengambil barang berharga yang telah dimenangkannya untuk Raja Huayou. Ketika dia meninggalkan ruang kotak tersebut, dia dari awal sampai akhir tetap mengabaikan pangeran Xuanyuan Poteng yang duduk di seberangnya.     

"Tuan, Tuan?" panggil pengikut Xuanyuan Pofan begitu melihat Tuannya masih diam saja. Xuanyuan Poteng juga tiba-tiba merasa dingin di dalam hatinya, hingga tanpa sadar terlihat menggigil sendiri.      

Tuan dikalahkan oleh seorang wanita, ini sungguh sangat menyedihkan. Tuan pasti marah deh. Tapi wanita itu benar-benar gila, sih. Dia bisa-bisanya menghabiskan lima juta koin emas hanya untuk membeli cairan roh rubah itu?! Gila! Pasti sudah gila, deh! batin pengikut Xuanyuan Poteng.     

"Ikuti dia, wanita itu, aku sudah putuskan menginginkannya sekarang juga!" kata Xuanyuan Poteng sambil menggertakkan gigi dan meremas erat cangkir teh di tangannya.     

"Hah? Apa?" tanya pengikut Xuanyuan Poteng yang bingung begitu mendengar ini.     

"Sana pergi!" teriak Xuanyuan Poteng dengan galaknya, sambil menendang pengikutnya yang bodoh itu. Sialan! Wanita ini sombong sekali! Punya banyak uang memang seluar biasa itu apa?! Sialan! Makinya dalam hati.     

Chen Batian hanya diam, karena dia tidak bisa menahan diri untuk melirik ke ruang kotak di seberangnya. Walaupun wanita berbaju merah itu sudah pergi dari kotak merah itu, tapi dia tanpa sadar memandangi kursi di ruang kotak yang telah diduduki oleh wanita berbaju merah tersebut.      

Lalu, Chen Batian membayangkan berbagai pose mesra dan menggairahkan, dari wanita yang duduk di kursi itu tadi. Sayang sekali! Boleh lah kamu memprovokasi dan cari masalah dengan yang lainnya. Tapi, kenapa kamu malah cari masalah dengan pangeran Xuanyuan Poteng, sih?! Wanita cantik, kalau seperti itu aku juga tidak bisa menyelamatkanmu, batinnya.     

***     

Sebelum pengawal ketujuh sampai di tengah bangunan itu, seorang wanita yang anggun dan berbaju hijau yang pinggangnya tampak meliuk terus seperti ular, terlihat datang dan berjalan menghampirinya. Di belakang wanita itu, telah ada seorang pelayan wanita yang membawa nampan ukir yang terbuat dari emas.     

"Yoh, adik pengawal ketujuh, selamat sekali lagi ya, karena sudah mendapatkan barang berharga ini untuk yang mulia Raja Huayou. Aku sangat terkesan dengan cara tawar menawar adik barusan. Menurutku, itu tadi mungkin juga maksud dari Raja Huayou. Karena Raja Huayou benar-benar kaya sekali, jadi bisa membuat bisnis rumah lelang Yutang ini naik martabatnya ke tingkat yang lebih tinggi," kata wanita berbaju hijau tersebut.     

Wanita berbaju hijau itu kemudian berdiri di depan pengawal ketujuh, dan mengisyaratkannya untuk duduk. "Duduk di dalam yuk. Ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan kepada adik pengawal ketujuh," ajaknya.     

Namun, pengawal ketujuh hanya menatap wanita berbaju hijau itu, lalu langsung melewatinya dan menghampiri pelayan di belakang wanita tersebut. Kemudian, dia mengambil kotak brokat berisi cairan roh rubah, dan berkata dengan santainya, "Tidak perlu, Tuan sedang terburu-buru."      

Setelah berbicara, pengawal ketujuh kemudian mengangkat kakinya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Namun, tiba-tiba dia malah dihadang oleh wanita berbaju hijau itu. "Adik pengawal ketujuh. Tolong tunggu sebentar. Pelayan!" katanya dengan bibir kecil yang merah merona saat memanggil pelayan.     

Pelayan wanita di belakang wanita berbaju hijau itu pun maju ke depan, lalu menyerahkan nampan itu kepadanya. Dia kemudian mengambil kotak halus lain yang ada di atas nampan, setelah itu langsung memberikannya kepada pengawal ketujuh dengan kedua tangannya.      

Wanita berbaju hijau itu pun kemudian berkata dengan malu-malu, "Adik pengawal ketujuh, kuharap adik bisa membantuku memberikan ini kepada Raja Huayou untukku. Ini adalah sebuah hadiah kecil, bukan hanya sekedar sebuah penghormatan."     

Begitu selesai mengatakan itu, wanita berbaju hijau itu pun menutupi wajahnya karena malu-malu dengan sapu tangannya. Sebab, dia membayangkan, ketika Xuanyuan Pofan membuka hadiahnya nanti, serta membayangkan ketampanan Xuanyuan Pofan yang begitu luar biasa. Tanpa sadar, wajahnya pun sekarang semakin memerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.