Dia Akan Mati
Dia Akan Mati
Sepasang mata Liuli Guoguo yang bulat dan besar bagai anggur itu menoleh lagi untuk memandang ke arah kakak Po. Lalu, hati yang tadinya deg-degan sekarang kembali tenang. Tidak tahu kenapa, ketika dia melihat kakak Po-nya, dia merasa kalau kakak Po-nya akan aman-aman saja dan selamat. Sebab, kakak Po-nya ini begitu hebat, jadi dia pasti memenangkan juara pertama.
Serigala sihir raksasa di gerbang pertandingan Fengyun Sirius hendak melonglong dan menandakan bahwa pertandingan akan segera dimulai. Tapi, entah kenapa Liuli Guoguo tiba-tiba merasa di bawah perutnya agak tidak nyaman. Ada sesuatu yang lengket di sekitar taman bunga di bagian bawah tubuhnya, dan ini benar-benar terasa tidak nyaman.
Liuli Guoguo ingin menahannya lebih lama, dan menunggu sampai selesai menonton pertandingan kakak Po-nya, baru dia pergi ke toilet untuk memeriksanya. Tapi, ini benar-benar tidak nyaman dan sangat sakit, sehingga dia pun berpikir kalau dirinya nanti berlari dengan cepat pergi ke toilet. Lalu segera melepaskan celana dalamnya dan melihat ada apa sebenarnya di bagian bawah tubuhnya. Mungkin saja kalau tidak apa-apa, maka dia masih sempat menyaksikan pertandingan kakak Po.
Setelah memutuskan hal itu, Liuli Guoguo pun memegang perut kecilnya, dan berlari dengan cepat ke toilet. Setelah masuk ke dalam toilet, dengan segera dia membuka rok dan celana dalamnya, lalu duduk di atas toilet. Dia merasa kalau mungkin karena dirinya selama beberapa hari ini terlalu banyak makan makanan lezat yang beraneka ragam, membuat perutnya jadi sakit seperti ini.
Liuli Guoguo ingin segera menyelesaikan masalah sakit perutnya ini sesegera mungkin, kemudian segera kembali ke area penonton lagi. Tapi, ketika baru duduk sebentar saja, tiba-tiba di bagian bawah tubuhnya tidak mengeluarkan pipis ataupun tahi. Namun perutnya semakin lama malah semakin sakit sekali.
Liuli Guoguo tidak bisa menahan diri, dan akhirnya menundukkan kepala untuk melihat ke sana. Lalu, seketika dirinya langsung lemas ketika melihat pemandangan ini.
Dalam sekejap, otak dan pikiran Liuli Guoguo dipenuhi dengan rasa takut dan terkejut. Jika di hari-hari biasa dia pasti akan langsung berteriak kencang, lalu menangis sekencang-kencangnya dan minta menemui kakak Po-nya untuk dipeluk olehnya.
Tapi pada saat ini, tidak tahu kenapa, namun Liuli Guoguo malah menjadi sangat tenang sekali. Dia merapatkan bibirnya dengan erat, lalu mengulurkan tangannya yang gemetaran sambil mengambil begitu banyak tisu dari kotak bambu untuk ditumpuk di pantatnya.
Lalu, dengan sangat pelan dan sangat hati-hati, Liuli Guoguo mengenakan celana dalamnya. Kemudian juga mengenakan lapis per lapis pakaian merah mudanya.
"Xiao Guo, kenapa kamu lama sekali? Pertandingan sudah dimulai loh, tadi Raja Huayou juga sempat menoleh ke arah ruang VIP. Ketika melihatmu tidak ada, dia jadi agak bingung dan..." ucap Pao Baobao kepada Liuli Guoguo sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam toilet.
Hanya saja, belum selesai menyelesaikan ucapannya, Pao Baobao kemudian melihat sebuah pintu kayu kecil dibuka. Lalu, Liuli Guoguo yang mengenakan baju merah muda menatapnya dengan tatapan putus asa. Air matanya juga tengah menetes satu persatu dari mata besar dan indahnya yang seperti anggur.
"Xiao Guo, kamu kamu kamu kenapa?" tanya Pao Baobao dengan terkejut ketika melihat sahabatnya itu. Kemudian dia berjalan maju dan memapah Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo menarik ingusnya dan menyeka air matanya, sambil merapatkan bibirnya dan berusaha membuat dirinya sendiri tenang. Kemudian dia berkata dengan sangat serius kepada Pao Baobao, "Xiao Bao, hi, hidupku sudah tidak lama lagi. Kamu, kamu cepat pergi ke pengawal kedua belas dan minta dia untuk memanggil kakak Yan Wu."
Pao Baobao bingung, "Ap, ap, apaaa?" tanyanya. Tapi, ketika melihat Liuli Guoguo yang sangat sedih dan kesakitan itu, dia merasa kalau Liuli Guoguo memang sedang tidak bercanda. Dia pun menepuk pundak Liuli Guoguo, lalu berkata dengan serius, "Baiklah." Dengan segera, dia pergi berlari keluar untuk menemui pengawal kedua belas.
Begitu mendengar ucapan Pao Baobao, rasanya seperti ada petir yang menyambar pengawal kedua belas. Dia sangat terkejut, dan dengan cepat langsung pergi berlari untuk menemui Yan Wu. Pengawal ketiga mengerutkan keningnya ketika berjaga di luar toilet wanita. Dia juga melarang siapapun yang mau masuk ke dalam toilet.
Pao Baobao bersiap pergi dengan cepat ke kamar. Tapi, tiba-tiba dia teringat sesuatu, seketika ada harapan yang muncul di dalam hatinya. Dia segera menggigit jempolnya dengan keras, lalu berlari kembali ke samping Liuli Guoguo dan mengulurkan jempol yang sedang mengalir darah hijau itu ke depan Liuli Guoguo. "Xiao Guo, cepat hisaplah!" pintanya.