Kannoya Academy

Below the blue sakura



Below the blue sakura

2Sementara itu, di bawah naungan pohon sakura biru.     

"Yang lainnya bagaimana ya?" Tanya Asuka.     

"Sepertinya kita juga harus membantu. Aku belum bertemu Nera, Alvina, dan Alfred daritadi, padahal mereka yang berlari dahulu ke arah sini." Kata Rheinalth.     

"Ms. Sheva juga tak kunjung kembali." Kata Ermin khawatir.     

"Kurosa juga.." kata Asuka lemas.     

"AKU PERLU PENYEMBUH!"     

"STORMY! ARIA! APA YANG TERJADI?" Tanya Asuka panik.     

Stormy pun bercerita,     

"Ia ditangkap oleh the locker, dan ia dilukai hingga seperti ini. Aku sudah berusaha secepatnya." Kata Stormy dengan nada panik.     

"Tenang Stormy, pohon ini bisa memulihkan." Kata Rheinalth.     

"Tetapi pemulihannya lambat." Kata Ermin.     

"Bagaimana ini? Padahal ia sudah kehilangan banyak sekali darah." Kata Stormy.     

"Coba aku bantu." Kata Alexa.     

"Healing gas.."     

Gas muncul dari tubuh Alexa ke arah Aria.     

Tetapi pemulihannya juga lambat.     

"Bagaimana ini.." kata Stormy panik.     

Asuka menggendong Aria ke arah batang pohon sakura biru.     

"Mungkin efeknya akan lebih besar?" Pikir Asuka.     

Ia meletakkan Aria di atas akar-akar pohon sakura biru itu. Akar itu melilit Aria.     

"Eh? Eeh?" Kejut Asuka.     

"Sebentar!" Kata Rheinalth.     

"Dia sedang.. dipulihkan?" Tanya Ermin.     

Setelah itu akar itu melepaskan Aria. Aria sudah pulih total.     

"Hebat." Puji Alexa.     

"Tapi aku serius tentang hal tadi, kita harus membantu." Kata Rheinalth.     

Name menunduk, ia memikirkan tentang kakaknya.     

Nomu memegang pundak Name.     

"Dia pasti akan baik-baik saja." Kata Nomu menghibur Name.     

"Benar.." jawab Name.     

"Junko tak kunjung kembali juga." Kata Rheinalth.     

"Benar, padahal mencari seseorang seharusnya cepat bukan?" Tanya Ermin.     

"Tetapi sebelum ia mencari seseorang, ia berkata bahwa itu bahaya baginya dan anak itu. Masih ingat?" Tanya Alexa.     

"Benar.." kata Rheinalth.     

"Ms. Sheva di mana sekarang?" Tanya Asuka.     

"Kita juga tidak mengetahuinya." Jawab Ermin.     

"Ada sebuah firasat.. bahwa semuanya sedang dalam masalah.." kata Asuka.     

"Bagaimana jika aku mencari mereka dengan sihirku?" Tanya Ardolph.     

"Caranya?" Tanya Rheinalth.     

"Jika mereka berdiri di atas tanah ini, aku bisa menemukannya." Kata Ardolph.     

"Baiklah."     

"Land detector." Kata Ardolph sambil memejamkan matanya.     

Setelah sesaat, ia membuka matanya.     

"Aku hanya merasakan kaki ms. Sheva, Kurosa, Zen, Alvina, Nera, dan Alfred. Aku tidak merasakan Junko. Juga dengan Yukina, Denzel, dan Aerum. Tetapi, yang paling membutuhkan pertolongan adalah ms. Sheva dan Zen." Kata Ardolph.     

"Ms. Sheva.. sekarat?" Kejut Asuka.     

"Tak mungkin.. berarti lawannya ini sangat amat kuat." Jawab Alexa.     

"Baiklah, aku dan Ermin pergi kepada ms. Sheva.     

Ardolph, kau pergi kepada Zen. "Kata Rheinalth.     

"Beritahu lokasi ms. Sheva dengan sihirmu, Ardolph." Kata Ermin.     

"Baik." Jawab Ardolph.     

Setelah memberikan lokasinya, Ardolph pun pergi. Ermin dan Rheinalth juga.     

Tetapi, Name dan Nomu mengikuti Ardolph tanpa ia sadari.     

"Setindaknya... aku ingin membantu sedikit saja.." pikir Name.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.