Kannoya Academy

Name



Name

0"Ilusi itu lemah dengan penyihir angin, penyihir darah, penyihir penyelidik, penyihir pengintai, dan lainnya." Kata Shinoka.     

"Benar, kakak di dalam posisi yang kurang menguntungkan." Kata Name.     

"Yah.. benar juga.. aku tidak keberatan bermain denganmu kok." Kata Shinoka.     

Shinoka tersenyum.     

"Mau tahu? Aku memiliki sihir lain lho." Kata Shinoka.     

Name pun tersentak kaget.     

"Ya, kau sedang ketakutan. Terkejut. Khawatir. Kau mengkhawatirkan kakakmu yang menghilang itu, Yukina. Tetapi, Yukina belum menyadari bahwa ia adalah kakakmu. Dan namamu adalah Name Ayami, saudara kembar dari Nomu Ayami dan adik dari Yukina Ayami." Kata Shinoka.     

"Kok dia bisa tahu?" Pikir Name.     

"Dan kau terkejut karena aku mengetahuimu." Kata Shinoka.     

"Ini bahaya!" Pikir Name.     

"Wind dance!" Teriak Name sambil mengeluarkan sihir angin yang menari-nari di sekitar Shinoka. Tetapi Shinoka sudah tidak di sana lagi.     

"Dia.. kemana?" Kejut Name.     

"Aku tahu kamu akan menggunakan sihir itu, Name." Kata Shinoka yang tiba-tiba berada di belakangnya. Shinoka hampir menusuk punggung kecil Name. Untungnya Name segera menghindar.     

"Wind Blow!" Kata Name.     

Angin itu seharusnya meniup Shinoka, tetapi Shinoka menghindar dari sihir itu. Ia bergerak sangat cepat.     

"Ini bukan ilusi, aku tahu itu. Tetapi.. dia sangat cepat!" Pikir Name.     

"Wind Shield!"     

Name membuat sebuah pelindung di sekelilingnya. Pelindung itu berbentu seperti bola dan Name berada di dalamnya. Shinoka yang hendak menusuk Name, tertahan oleh perisai itu.     

"Hehehehe.." kata Shinoka.     

Name pun sedikit curiga, mengapa ia tertawa.     

Tiba-tiba, tubuh Shinoka berubah menjadi serbuk ilusi.     

"I-ILUSI? MENGAPA AKU TIDAK MENGETAHUINYA?" Kejut Name.     

Seseorang memegang pundak Name.     

"Cilukba.." kata Shinoka yang menusuk punggung Name.     

Name menjerit kecil karena kesakitan.     

"Mau tahu alasan kau tidak menyadari ilusiku? Cari tahu sendiri, maka kau akan mengetahuinya. Aku tidak tahu apa yang kau rasakan." Kata Shinoka.     

"Mengapa? Mengapa?" Pikir Name.     

"Jika kau seperti itu terus, kau bisa mati!" Teriak Shinoka yang sudah berada di belakangnya. Name pun terkejut. Ia segera melindungi dirinya.     

"Apa yang harus aku lakukan?" Pikir Name.     

"N.. name.."     

Name melihat ke belakangnya. Teman-teman yang tadi diilusikan oleh Shinoka, mereka sekarang hanya tak sadar diri di atas tanah. Tetapi salah satunya sudah sadar, Ardolph, teman sekaligus partner Yukina.     

"Kak Ardolph?" Tanya Name.     

Ardolph tersenyum.     

"Jangan bingung.. kau bisa menjadi lebih kuat dari kakak-kakakmu." Kata Ardolph lembut.     

"Apa maksudnya, kakak?" Tanya Name.     

Ardolph tersenyum lagi.     

"Coba tirukan jurus-jurus kak Yukina yang kau lihat di turnamen. Semoga kau masih mengingatnya." Kata Ardolph.     

"Maaf, tapi kami tidak bisa membantu. Hanya kamu yang bisa." Kata Ardolph.     

Name kebingungan. Ia tidak paham apa yang Ardolph katakan. Tetapi ia mengikuti instruksi Ardolph.     

"Coba.." pikir Name. Ia mulai mengingat jurus-jurus kakaknya itu.     

"Kalau kau seperti itu.. aku justru bisa membaca jurus kakakmu itu." Kata Shinoka.     

"Sebenarnya.. Name itu.." kata Ardolph di dalam hati.     

"Wind source!" Kata Name, salah satu jurus kakaknya itu.     

Sebuah pusaran angin kecil muncul.     

"Pusaran seperti ini tak akan bisa mengalahkanku. Aneh sekali kau." Kata Shinoka.     

Tetapi Shinoka tidak mengetahui pusaran angin itu untuk apa.     

"Jurus-jurus Yukina dan tingkah lakunya itu sulit dimengerti, bahkan olehku dan teman-teman, apalagi dia, Shinoka." Pikir Ardolph.     

"Wind blow!" Kata Name yang mengarahkan jurus itu pada pusaran itu.     

"Mengapa kau mengarahkan jurus itu pada pusaran kecil i--"     

Shinoka pun terhempaskan sangat tinggi.     

"Apa ini?" Kejut Shinoka.     

"Berhasil?" Pikir Name.     

"Bagus!" Pikir Ardolph.     

"Coba lagi!" Kata Ardolph menyemangati.     

"Wind X sword!" Kata Name.     

Aneh, bentuk sihirnya sedikit berbeda dari Yukina, kakaknya. Dua bilah pedang muncul, pedang itu tidak begitu kelihatan karena ia berwarna seperti angin, lalu dua bilah pedang itu menebas Shinoka, yang satu dari atas kanan ke bawah kiri, dan yang lainnya dari atas kiri ke bawah kanan secara bersamaan.     

"Kok berbeda? Tapi.. ini berhasil." Pikir Ardolph dan Name.     

"Apa ini? Kok aku.. tidak bisa memahaminya?" Kejut Shinoka.     

"Ini adalah jurus-jurus kakakku!" Kata Name.     

"Tch.. kakakmu ini susah dipahami." Kata Shinoka kesal.     

"Karena itulah.. kakak Shino kebingungan." Kata Name.     

"Jangan panggil aku Shino.." kata Shinoka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.