Kannoya Academy

Don't you remember?



Don't you remember?

2Ayah Kurosa menatap Shinoka.     

Shinoka mengarahkan pedangnya kepada ayah Kurosa.     

"Shoot.." kata Shinoka sambil memejamkan kedua matanya.     

Pedang Shinoka bercahaya, dan pedang itu melepaskan sebuah energi cahaya ke arah ayah Kurosa. Ayah Kurosa menghindarinya dengan mudah, Shinoka masih memejamkan kedua matanya. Ayah Kurosa menerjang ke arah Shinoka.     

"Shinoka!" Teriak ayahnya khawatir.     

"Ayah, tenang saja... jagalah Kurosa saja." Kata Shinoka sambil memejamkan kedua matanya.     

Ayah Kurosa menembakkan sebuah sihir gelap ke arah Shinoka. Shinoka menangkis sihir itu dengan pedangnya, pedangnya menjadi sedikit elastis, sehingga pedangnya melengkung ke belakang.     

"Hiyah!" Teriak Shinoka.     

Shinoka memberikan tekanan pada pedangnya, sehingga sihir ayah Kurosa terlontar kembali ke ayah Kurosa. Ayah Kurosa menangkap sihirnya. Dan pada saat ia berfokus untuk menangkap sihirnya, Shinoka menerjang dan melompat. Shinoka sudah berada tepat di atas ayah Kurosa.     

Shinoka menerjang ke arah ayah Kurosa.     

Ayah Kurosa mengarahkan tangannya pada pedang Shinoka. Pedang Shinoka dan sihir ayah Kurosa saling beradu.     

Shinoka melompat mundur, sehingga sihir itu meluncur ke langit dan meledak di langit, dan langit menjadi gelap.     

Shinoka mulai berpikir,     

"Benarkah ia mengambil mayat dan membuatnya hidup? Jika demikiam, pasti ingatannya masih ada... entah ingatannya hilang, mengapa.... atau..." pikir Shinoka.     

Shinoka mulai bertanya pada ayah Kurosa,     

"Hei, paman, apakah kamu benar-benar tidak mengingat putrimu satu-satunya?" Tanya Shinoka.     

Ayah Kurosa hanya diam saja.     

"Dia ada di sini lho, dia sangat ingin menemuimu, mungkin jika kamu berhenti bertarung, ia akan datang. Mungkin ia takut padamu." Kata Shinoka.     

Ayah Kurosa hanya diam saja.     

"Ia diam saja... tetapi ia juga tidak menyerang." Pikir Shinoka.     

"Jadi benar-benar masih ingat ya.." tanya ibu Shinoka.     

"Ku.... ro.... sa?" Kata ayah Kurosa.     

Shinoka menjadi bahagia.     

Tetapi,     

"Hei, mayat! Habisi mereka!" Kata Heartbreaker.     

Ayah Kurosa mulai menyiapkan serangannya lagi.     

"Ayah, bisa kacaukan pikirannya sehingga ia mengingat Kurosa?" Tanya Shinoka.     

"Tidak, ia terbuat dari sihir... aku tidak bisa mengacaukan pikiran mayat." Kata ayah Shinoka.     

"Baiklah kalau begitu..." kata Shinoka.     

Pedang Shinoka mulai bersinar. Ayah Kurosa melancarkan satu serangan pada Shinoka, tetapi Shinoka menangkis semua serangannya dengan pedangnya. Shinoka melakukan banyak sekali gerakan-gerakan untuk menangkis dan menyerang ayah Kurosa.     

Akhirnya Shinoka kelelahan.     

"Dark magic." Kata ayah Kurosa.     

Langit yang tadi hitam, mulai mengumpulkan sihirnya.     

"Serangannya akan besar!" Kata adik Shinoka.     

"Hei, paman! Masakah kamu tidak mengingat saat Kurosa dan kamu bermain bersama?" Tanya Shinoka.     

Ayah Kurosa hanya diam saja.     

Shinoka berlari ke arah Kurosa dan mulai menggunakan sihir pembaca pikirannya.     

"Masakah kamu tidak mengingat saat itu.... di mana putrimu menangis dan kamu menghiburnya.     

.     

.     

'Ayah, mengapa aku lemah?' Tanya Kurosa kecil pada paman.     

'Lemah? Hahahaha.' Paman menertawakan Kurosa kecil.     

'Aku benar lemah ya?' Tanya Kurosa kecil.     

Paman mengelus-elus kepala Kurosa kecil sambil berkata,     

'Kamu lemah? Apakah ayah dan ibu lemah?'     

Kurosa menggeleng sambil berkata,     

'Tidak.. ayah dan ibu sangatlah kuat!'     

'Kalau begitu pasti Kurosa lebih kuat dari ayah dan ibu, karena ayah hanya memiliki sihir ayah dan ibu hanya memiliki sihir ibu, tetapi ayah dan ibu menikah dan melahirkan Kurosa kesayangan ayah! Jadi, Kurosa telah mendapatkan kekuatan ayah dan ibu. Jadi, Kurosa lebih kuat dari ayah dan ibu, dan ayah percaya Kurosa akan menjadi pahlawan terkuat di dunia! Menyelamatkan ayah dan ibu saat kesusahan, dan menyelamatkan semua orang!' Kata paman dengan gembira.     

.     

.     

Masakah paman melupakan itu? "Tanya Shinoka.     

Ayah Kurosa diam saja, sihir di langit mulai berhenti berkumpul.     

"Hei, mayat! Habisi mereka!" Kata Heartbreaker.     

Langit mulai mengumpulkan sihirnya lagi.     

.     

.     

"Apakah paman tidak ingat? Mana mungkin paman melupakannya? Putri kesayangan satu-satunya, mana mungkin paman lupa?     

Apakah paman lupa akan hal ini?     

'Kurosa, aku bawa untukmu hadiah.' Kata paman.     

Paman membawa dua pita putih.     

'Tapi ayah... ini berwarna putih, aku tidak suka.' Kata Kurosa kecil.     

'Maaf, ayah hanya menemukan ini.. dan juga, kamu tahu jika ibu sangat suka putih karena sihirnya adalah sihir cahaya?' Tanya paman.     

Kurosa memperhatikan paman dengan seksama dan berkata,     

'Benarkah?'     

Paman mengangguk,     

'Jika Kurosa memakai ini sehari saja, maka ayah akan senang, ibu juga senang! Ayah yakin kamu akan semakin manis kok.' Kata paman.     

Akhirnya Kurosa memakainya selama sehari, dan lihatlah, sampai sekarang ia masih menggunakannya! Ia merindukanmu paman! Karena itu adalah hadiah terakhir paman sebelum paman tiada. Dan sekarang paman datang kembali, masakah paman melupakan hadiah yang paman berikan dan waktu paman bersama putri kesayangan paman? "Kata Shinoka.     

"B-Benarkah? Ia masih memakainya?" Tanya ayah Kurosa.     

Langit mulai berhenti mengumpulkan energinya.     

"Iya, lihatlah, paman!" Kata Shinoka sambil mengambil salah satu pita putih yang terpasang pada rambut Kurosa.     

"Lihatlah, paman!" Kata Shinoka.     

Ayah Kurosa diam saja, tetapi ia meneteskan satu air mata.     

"Kamu tahu artinya ini, paman? Ia masih sayang padamu!" Kata Shinoka.     

"Mayat sampah, lalukanlah tugasmu!" Teriak Heartbreaker.     

Mata ayah Kurosa mulai bercahaya, langit mulai mengumpulkan energi untuk menyerang.     

"Paman... jika paman melakukan ini... semua kenangan... semua hadiah.... semua waktu yang paman berikan, itu akan hilang sama sekali... karena semuanya itu ada.... di dalam hati Kurosa sendiri." Kata Shinoka.     

Ayah Kurosa berhenti mengumpulkan energi sihir di langit. Langit kembali cerah, tetapi tidak secerah biasanya.     

"Apa? Mayat! Bekerjalah!" Teriak Heartbreaker.     

Tetapi ayah Kurosa hanya diam saja.     

"Kurosa...." kata ayah Kurosa.     

Shinoka merasa lega, Shinoka menggendong Kurosa dan membawanya pada ayahnya.     

Ayah Kurosa mengelus kepala Kurosa, dan ayah Kurosa mengingat bahwa ia sering mengelus kepala Kurosa saat Kurosa masih kecil.     

"Kurosa... makin... besar..." kata ayah Kurosa.     

Kurosa yang masih tertidur itu tersenyum.     

.     

.     

"Dasar mayat tak berguna!" Teriak Heartbreaker.     

Heartbreaker hendak menghilangkan ayah Kurosa, tetapi seseorang menghalanginya.     

"Biarlah ayah memberi kasih sayang pada anaknya!"     

.     

.     

"Siapa itu?" Tanya Shinoka.     

Gadis berambut merah muda datang.     

"Ms. Love datang untuk melayani anda!" Kata ms. Love.     

"Ms. Love?" Tanya adik Shinoka secara bingung.     

"Yah, kata Umbrella girl dia bisa mengatasi Butterfly sendirian karena Butterfly tidak sekuat dan sepintar biasanya. Jadi, Umbrella girl menyuruh aku untuk pergi membantu yang lainnya. Dan aku melihat kalian." Kata ms. Love sambil tersenyum manis.     

"Pahlawan?" Tanya Shinoka.     

"Benar sekali! Dan kamu yang melarikan diri dari penjara ya?" Tanya ms. Love.     

Ibu dan ayah Shinoka terkejut dan melihat Shinoka dengan wajah sangat terkejut.     

"Yah... ceritanya panjang ibu, ayah." Kata Shinoka.     

"Hehehe, aku beri pengampunan karena kamu membantu anak itu bertemu dengan ayahnya." Kata ms. Love.     

Ms. Love berdiri di hadapan Heartbreaker.     

"Baiklah, aku akan membuat anak itu bisa menikmati kasih ayahnya itu dengan lebih lagi. Agar bisa begitu, aku tidak akan membunuhmu dan hanya mengalahkanmu dengan satu serangan, semoga manjur." Kata ms. Love.     

Heartbreaker tertawa kecil,     

"Coba saja." Kata Heartbreaker.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.