Kannoya Academy

Secret mission



Secret mission

2Dua orang tiba-tiba diteleportasikan pada pintu masuk gedung penahanan itu.     

"Permisi..." kata seorang lelaki gundul.     

Alvina dan Core bersiaga.     

"... kami ingin bertemu dengan I Made Arnawa..." kata seorang gadis berambut hitam itu.     

"I Made Arnawa? Kenapa?" Tanya Alvina.     

"Karena... kami adalah sahabatnya." Kata lelaki gundul itu sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepalanya.     

".... maaf tapi kalian harus dilakukan pengecekan. Di dalam juga bahaya." Kata Fire Core.     

"Bahaya? A-Apakah I Made Arnawa baik-baik saja?" Kejut gadis itu.     

"... ia baik-baik saja untuk saat ini, tetapi kami belum bisa menjamin. Sepertinya musuhnya tidak datang dari luar, tetapi dari dalam." Kata Fire Core.     

"D-Dari dalam?" Pikir Alvina yang mulai merasa tidak aman.     

"Jadi... berapa lama kita akan melakukan pengecekan?" Tanya lelaki gundul itu.     

".... entahlah...." kata Fire Core.     

Ombak laut menderu, angin berhembus menghembusi rambut panjang milik Fire Core yang berwarna hitam kemilauan. Rambut kuning Alvina juga dielus oleh angin itu. Alvina menutup kedua matanya dan melindungi mukanya dengan tangannya.     

Tak lama angin berhenti, seorang anak kecil berambut biru laut muncul.     

"Aku Ocea! Aku akan mengecek kalian dari cairan tubuh kalian. Pastikan kalian terhidrasi dengan baik." Kata Ocea.     

"B-Baik." Kata lelaki gundul itu sedikit ngeri.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

"Tuan, apakah ada tugas atau permintaan anda kepada kami?" Tanya Mocha yang berlutur di depan tuannya itu bersama dengan Mino.     

Wanita itu masih sibuk menyihir tubuh-tubuh yang tergeletak pada lab Ni Wayan Galuh.     

"Sebentar..." kata wanita itu.     

Mereka berdua masih berlutut.     

.     

Tak lama wanita itu menjawab,     

"Misi kali ini cukup mudah. Aku sudah melihat penduduk negeri ini. Mereka sangat kuat." Kata wanita itu.     

"Benar tuan..." jawab Mino.     

"Tetapi tentunya sekuat apapun seseorang pasti memiliki kelemahan." Kata wanita itu sambil tersenyum.     

"Jadi.... kita harus mencari kelemahan mereka?" Tanya Mocha.     

"Tidak usah... aku sudah tahu kelemahan mereka.... tugas kalian adalah...." kata wanita itu.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

Tak lama,     

"Apa ini?" Tanya Mino dengan pakaian kasual.     

Tidak ada yang merespon pertanyaannya.     

"Mino, kamu lupa... ini." Kata Mocha sambil memberikannya sihir translator.     

"Oh, iya.." kata Mino.     

"Apa ini?" Tanya Mino sambil melihat sebuah bangunan tempat ibadah yang megah dan berwarna kemerahan indah.     

"Nona, itu adalah tempat peribadatan kami para umat 'A'." Kata seorang lelaki.     

"Benarkah? Jadi, kenapa tempat bagus ini dijadikan sampah?" Tanya Mino.     

"A-Apa maksud nona?" Tanya lelaki itu.     

"Tadi aku melihat ada segerombolan wanita muda membuang sampah di sini dan berkata bahwa ini adalah tempat sampah yang tidak berguna dan seharusnya diratakan menjadi tanah kosong agar lebih berguna." Jawab Mino.     

"Apa? Apakah itu benar?" Tanya lelaki muda itu yang mulai kesal.     

"Coba periksalah." Kata Mino.     

Ternyata benar, saat lelaki itu masuk, tempat itu penuh dengan kotoran dan sampah (sebenarnya ini adalah ilusi milik Mocha).     

"A-Apa ini?" Keluh umat di sana.     

"Siapa yang membuang ini semua?" Tanya beberapa umat yang terganggu ibadahnya.     

"Kata seorang gadis di sana, sekelompok wanita hal ini." Kata lelaki muda yang tadi.     

" Apakah itu umat 'B'? Para pemimpin umat 'B'? Bukankah mereka baik? Karena tempat ibadah mereka dekat dengan tempat ini?"     

"Baik-baik seperti itu? Tidak dapat diterima!"     

Umat beragama 'A' mulai kesal terhadap umat beragama 'B'.     

.     

.     

"Maaf mengganggu, aku penasaran dengan agama 'D'" kata Mocha pada sekelompok orang.     

"Agama 'D' memang banyak di sini. Mengajarkan tentang Allah 'D'--" kata seorang lelaki muda yang menjelaskan tentang agamanya, ia merasa bangga.     

"Tapi... kudengar Allah 'D' tidak ada dan itu adalah kuasa jahat... apakah itu benar?" Tanya Mocha.     

"Siapakah yang berkata begitu?" Tanya lelaki muda itu.     

"Sekelompok lelaki itu mengatakannya...katanya itu karena kebanyakan dari agama 'D' memiliki sihir darkness dan sihir yang mengerikan."kata Mocha.     

"Yah, tidak apa-apa... biasanya agama 'C' memang begitu... sombong!" Kata seorang lelaki muda lainnya yang bersenda gurau, tetapi beberapa umat agama 'C' mendengarnya.     

Umat beragama 'C' mulai membalas,     

"Sombong? Kalianlah yang sombong!"     

"Apa? Menyebut kami setan semua? Bukankah kalian yang setan?"     

Umat beragama 'C' dan 'D' mulai bertengkar.     

Perlahan, Mocha pergi dari tempat itu.     

.     

.     

"Mocha, kamu lebih ahli ya.." keluh Mino.     

"Tapi sepertinya sudah seru kok.. ayo, kurang 2 agama lagi." Kata Mocha.     

.     

.     

"Maaf mengganggu.. kami ingin tahu apakah agama 'E' seperti yang dikatakan orang lain?" Tanya Mino.     

"Baiklah, aku ceritakan dahulu. Saat itu, Allah 'E' menciptakan bumi." Kata seorang lelaki muda.     

"Tapi.... kata sekelompok lelaki itu berkata bahwa Allah 'E' tidak dapat berbuat apapun, alias tidak berdaya dan palsu. Dan mereka berkata bahwa Allah 'E' tidak ada." Kata Mocha.     

"Siapa bilang, tenang saja... agama 'F' tidak tahu apapun." Jawab seorang gadis.     

"Apakah kalian berkata bahwa mereka bodoh?" Tanya Mocha.     

Tak lama, sekelompok umat agama 'F' datang.     

"Apa maksud kalian berkata bahwa kami bodoh?" Tanya umat 'F'     

"Kalian sendiri yang berkata begitu." Jawab lelaki agama 'E'.     

Umat agama 'F' mulai kesal, mereka mulai bertengkar mulut.     

Perlahan-lahan, Mocha dan Mino meninggalkan tempat itu dan kembali pada tuan mereka.     

.     

.     

.     

"Tuan, misi selesai." Kata Mocha sambil berlutut di depan tuannya bersama dengan Mino.     

Wanita itu tertawa,     

"Kalian memang hebat dalam hal ini, aku bangga pada kalian." Kata wanita itu.     

Wanita itu tersenyum sambil melihat ke samping jalan raya dari gang sempit. Semua orang sedang bertengkar membawa agamanya masing-masing.     

"Dengan begini.... menyerap inti kekuatan di dalam pulau ini akan lebih mudah, jika pertengkaran ini terjadi dalam jangka waktu yang lama. Karena belum tentu lama, aku akan bergegas." Kata wanita itu.     

"Apakah ada tugas untuk kami, tuan?" Tanya Mino dan Mocha.     

"Hmmm... mari kita lihat..... baiklah, bantulah temanmu." Kata wanita itu.     

"Baik tuan, laksanakan." Jawab Mino dan Mocha dengan kompak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.