The company
The company
"Ayo, Butterfly.... kerahkan semua kekuatanmu!" Kata Diamond Crush dengan kepercayaan diri yang penuh.
.
.
"Kamu.." kejut Albern.
"Siapa kamu? Kenapa kamu berlagak kita pernah bertemu?" Tanya seorang lelaki dengan 2 buah pedang... tidak... 3... 4... 5.. 6 buah pedang yang ia bawa, tetapi hanya 1 yang ia keluarkan dari sarungnya.
"Kudengar kamu adalah bawahan pembelot itu." Kata Yang sim, lelaki yang diidolakan oleh banyak gadis itu.
"Kenapa kamu bisa tahu?" Tanya lelaki itu.
Yang Sim tertawa kecil, lalu menjawab,
"Tentu saja aku tahu.... karena aku mendengarnya."
"Baiklah kalau begitu..." jawab lelaki itu dengan nada dingin. Ia mulai mengayunkan pedangnya.
.
.
.
.
.
.
"Kalian rupanya di sini.." kata Reflectia saat menemukan Mocha dan Mino yang terjebak pada gunungan tanah.
"Reflectia." Kejut Mocha.
"Dasar.... aku akan membebaskan kalian.." kata Reflectia.
Lalu Reflectia membuat sebuah cermin yang hanya memantulkan bayangan gunungan tanah itu, lalu Reflectia menghancurkannya. Mino dan Mocha terbebas.
"Ya, silahkan melawan siapapun yang melawan perintah tuan." Kata Reflectia.
"Baiklah." Jawab Mino dan Mocha.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Oh!" Kejut Kurosa.
"Hard Rock." Kata Scorpio datar.
"Pahlawan yang menggunakan pembantu... memalukan sekali." Kata Hard Rock dengan datar.
"Sebaiknya tarik kata-katamu atau nyawamu yang akan kutarik." Kata Scorpion, pelayan Scorpio, dengan datar.
"Kenapa di dalam cerita ini banyak sekali orang datar..." keluh Kurosa di dalam hati.
.
.
.
.
.
.
"Ada yang datang!" Kata Lucianna dengan tiba-tiba.
Semuanya segera bersiap. Seseorang bertepuk tangan sambil datang ke arah mereka dari belakang.
"Bagus sekali kau, nak. Dapat menemukanku.." kata seorang gadis dengan jubah hitam.
"Reflectia... jubah itu tidak berguna, lepaskan saja!" Kata Flamenco Fan dengan tegas.
"Ah, jangan kasar terhadap selera fashion milik tuan.. dia memiliki selera yang bagus lho." Kata Reflectia santai.
.
.
.
.
"Kalian takut pada air itu?"
Alvina dan Fire Core segera menoleh ke belakang mereka dengan terkejut. Dua orang gadis seumuran dengan Alvina muncul.
"Siapa kalian?" Tanya Alvina.
"Apa untungnya jika kami memperkenalkan diri kami?" Tanya seorang gadis berambut coklat itu sambil memainkan rambutnya.
"Mocha, jangan main-main." Kata gadis lainnya.
"Mino, diamlah." Jawab Mocha.
"Baiklah, Mocha dan Mino ya?" Tanya Fire Core dengan tegas.
"Tch... dia mengetahui kita!" Keluh Mocha.
"Itu karena kalian bodoh.." pikir Alvina sambil memalingkan mukanya dan sedikit membuat muka aneh.
"Alvina... jangan lengah." Kata Fire Core.
"Baiklah!" Jawab Alvina.
.
.
.
.
"Tak kusangka tugas evakuasi akan sedikit sulit...sekarang semua penduduk sudah dikumpulkan di daerah yang sedikit tinggi...tapi..airnya tetap saja sangat tinggi..."keluh Alexa.
"Benar juga... Alexa, periksa keadaan kota sekali lagi, jangan sampai ada yang tertinggal!" Kata Aerum.
"Baiklah." Jawab Alexa.
"Detecting gas.." kata Alexa.
Lalu dari kedua tangannya, gas tak berwarna dan hampir kasat mata muncul dan menyelimuti kota itu.
"Kakak..." kata seorang gadis berpakaian hitam.
"Tidak apa-apa... semuanya akan baik-baik saja." Kata Alexa.
"... I... I Made Arnawa..." kata seorang lelaki berkulit hitam dan bertubuh besar dengan sedih.
Alexa segera menyadari, bahwa mereka adalah teman-teman I Made Arnawa.
"Berdoalah untuk mereka ya... mereka sudah berjanji untuk membawa I Made Arnawa kembali padamu.." kata Aerum.
"B-Baiklah..." jawab gadis berpakaian hitam itu.
.
"Teman-teman, marilah kita berdoa dalam kepercayaan masing-masing. Ini waktunya untuk bersatu dan mendoakan mereka semua demi keselamatan kita." Kata seorang gadis dengan kerudung.
Semuanya mendengarkan dan melakukan apa yang telah dikatakan gadis itu.
Aerum dan Alexa tersenyum melihat itu,
"Indahnya..." kata Aerum.
"Ayo kita lakukan sebisa kita." Kata Alexa.
"Baik." Jawab Aerum.