Unstoppable power
Unstoppable power
"Tidak...." jawab Diamond Crush.
"Kalau begitu... aku ingin berbincang, sudah lama kita tidak berbincang." Kata Butterfly.
"Eh.. benar juga." Jawab Diamond Crush.
"Jadi, Diamond Crush..." kata Butterfly sambil melihat ke arah langit.
.
.
.
.
.
"Sepertinya kamu bukanlah Diamond Crush." Kata Butterfly dengan tiba-tiba.
"Apa maksudmu? Tentu saja aku adalah Diamond Crush." Jawab Diamond Crush.
"Sekarang sudah jelas... kamu bukanlah Diana, alias Diamond Crush..." kata Butterfly.
"Hoi, kita tidak boleh mengatakan nama asli kita kan sebagai pahlawan." Jawab Diamond Crush.
"Baiklah kalau begitu... karena di sini sepi, sebutkan namaku." Kata Butterfly.
"A-Apa." Kejut Diamond Crush.
"Benar.... sebutkan nama asliku." Kata Butterfly.
"Maaf, sebenarnya kita dari negara yang berbeda, mana mungkin aku tahu." Jawab Diamond Crush.
Butterfly berusaha untuk menahan air matanya
"Kamu bukanlah Diamond Crush.... Diamond Crush.... sudah meninggal.... beberapa tahun yang lalu." Kata Butterfly.
Mendengar itu, Diamond Crush terkejut. Butterfly mengarahkan tangannya pada Diamond Crush dan menunjuknya dengan jari telunjuknya.
"Kamu.... bukanlah Diana.... Diamond Crush.... aku dan Diamond Crush adalah sahabat saat kita di universitas, dengan Sun Hero dan Night Hero, dan juga dengan Ms. Love dan Umbrella Girl. Diamond Crush memutuskan untuk menjadi pahlawan di Amerika. Dan setelah aku menduduki peringkat 7 untuk pertama kalinya masuk ke dalam 10 besar, aku memutuskan untuk mengunjungi Diamond Crush sebentar. Tapi... aku tidak menemukannya. Seseorang tiba-tiba datang dan bertanya apa yang kucari, lalu aku berkata Diamond Crush. Dia segera membawaku pada tempat pemakaman para pahlawan dan lihat..... sebuah batu nisan berdiri dengan namanya tertulis di atasnya. Orang itu berkata bahwa Diamond Crush telah meninggal karena menyelamatkan negara itu. Dan juga, meskipun ia masih hidup... cara bicaranya tidak seperti kepada orang asing sepertimu." Kata Butterfly.
Diamond Crush terkejut... penyamarannya terbongkar.
"Memang tidak banyak yang menyadari bahwa Diamond Crush telah meninggal dunia... bahkan jika sadar, itu sudah lama. Banyak yang mengira bahwa kamu adalah pahlawan baru dengan nama yang sama. Tetapi... aku tidak yakin dengan itu." Kata Butterfly yang memberikan kecurigaan besar kepada Diamond Crush.
"Kenapa tidak yakin denganku, sudah jelas aku adalah pahlawan yang bernama Diamond Crush." Kata Diamond Crush.
"Aku tidak yakin... karena... saat itu, pergerakanmu hampir tidak diketahui di dalam tempat penahanan itu. Dan juga, aku bisa merasakannya." Kata Butterfly dengan tegas.
"Bagaimana jika itu hanyalah perasaan saja? Kamu tidak punya bukti." Jawab Diamond Crush dengan percaya diri.
"Oh, begitu ya? Haha, aku juga tidak tahu.... cobalah lihat sendiri!" Kata Butterfly sambil meletakkan telapak tangan kirinya pada dahi Diamond Crush. Tangan kanan Butterfly digunakan untuk menahan tubuh Diamond Crush agar tidak menghindar atau melepaskan diri.
"A-Apa ini?" Kejut Diamond Crush.
"Ini adalah sihir salah satu teman muridku... sihir darah. Kamu dapat melihatnya dengan jelas kan? Apa yang telah kaulakukan pada muridku.... kau akan mendapatkan balasannya!" Kata Butterfly dengan nada yang serius.
"Tak mungkin... bagaimana kamu bisa melihatnya semua dari pandangan muridmu yang manapun?" Kejut Diamond Crush.
"Sihir darah bisa melakukan ini.." jawab Butterfly.
"Maafkan aku, Junko..." pikir Butterfly karena telah mengambil sihirnya... lebih tepatnya, Junko menyerahkan sihirnya pada Butterfly.
"Saat kamu mulai melukai muridku, aku merasakan adanya getaran pada lenganku.... tetapi saat itu aku terlalu ceroboh... aku tidak segera memeriksanya.... tetapi sekarang aku tahu." Sambung Butterfly lagi.
Penyamaran Diamond Crush sudah terumbar. Ia sudah tidak bisa bersembunyi lagi.
".. kau tahu ya?" Tanya Diamond Crush.
"Aku akan menghentikanmu sekarang!" Jawab Butterfly.
"Cobalah!" Jawab Diamond Crush. Tubuhnya mulai bercahaya, lautan mulai bergelora. Tiba-tiba rambut kebiruan Diamond Crush berubah menjadi warna putih kebiruan, pakaiannya juga berubah.
Air laut naik hingga 200 meter di sekitar pulau itu.
"Dia menggunakan sihir I Made Arnawa.." pikir Butterfly yang mulai panik.
.
.
.
.
.
.
.
"Itu..." kejut Odelia.
"Sihir I Made Arnawa.... sudah digunakan ya..." keluh Albern.
"Apa yang dapat kita lakukan sekarang?" Tanya Albern.
"Tenang saja.... pasti ada yang bisa kita lakukan." Jawab Odelia dengan tegar, meskipun sebenarnya ia merasa takut.
.
.
"HOEEEEEEE! SUP TUMPAH!" Kejut Kurosa.
"Bukan... itu air laut yang naik." Jawab Scorpio datar.
.
.
"Apa itu?" Kejut Alvina.
"Air yang naik... sepertinya sihir I Made Arnawa sudah digunakan." Jawab Fire Core.
Alvina tidak tahu harus apa... sihir air adalah kelemahannya. Tidak hanya kelemahannya, tetapi kelemahan Fire Core juga.
.
.
"Cuaca baik-baik saja, ini karena sihir I Made Arnawa." Kata Lucianna.
"Begitu.. mereka sudah menggunakannya ya.." jawab Tapper.
.
.
.
.
"Cobalah kalahkan aku dalam kekuatan yang tak tertandingi ini!" Kata Diamond Crush dengan sombong.
Butterfly berkeringat.
"Meskipun aku menggunakan magic-eater, kapasitas sihirku tidak akan muat untuk sihir sebesar milik I Made Arnawa..." pikir Butterfly.
.
.
"A-Apa?" Kejut Yukina yang baru saja keluar dari rumah sakit.
"Kakak, jangan memaksakan diri dulu! Kakak harus beristirahat!" Kata para perawat yang mengejar Yukina.
"Aku harus cepat.." pikir Yukina.