Renkarnasi Raja Iblis

Chapter 29 : Setelah Pertempuran



Chapter 29 : Setelah Pertempuran

2Ren hanya berdiri di sana di tempat itu menikmati sisa-sisa pertarungan yang baru saja dia lakukan. Ini adalah pertarungan paling menggembirakan yang dia miliki di usianya saat ini. Pertempuran di mana dia benar-benar perlu mengeluarkan segalanya, dan dia masih tidak yakin apakah dia bisa memenangkannya. Kegembiraan ini, sensasi ini adalah sesuatu yang telah hilang dalam aliran waktu. Sambil berdiam diri dalam kegembiraan, Ren memperhatikan sesuatu terjadi pada mana yang mengalir keluar dari tempat matinya Draka.     

Ketika tubuh raja Drake mulai berubah menjadi mana, sesuatu yang aneh terjadi. Alih-alih mana kembali ke inti dungeon, itu malah menuju ke sabit Ren dan mulai menyerapnya. Energi kematian yang mengelilingi Ren perlahan memudar mengungkapkan wajah pucat Ren, yang memiliki tampilan kebingungan.     

"apa yang terjadi? Apa ini Silika? " Hilda yang melihat bahwa Ren sedang berbicara kepada dirinya sendiri, mulai berpikir bahwa Ren mungkin menjadi gila. Namun ketika dia memikirkan itu, dia melihat sabit Ren telah menghilang dan yang menggantikannya adalah orang berkerudung hitam dan berjubah hitam.     

Melihat ini, Hilda menjadi bingung, dan mulai mempertanyakan apakah dia yang gila. Ren dan Silika yang memperhatikan Hilda sejak beberapa waktu yang lalu tidak peduli dengannya untuk saat ini.     

"Ini salah satu keahlianku, dari salah satu legenda terkenalku yang menggambarkanku sebagai penyerap jiwa. Setiap musuh yang mati, setelah kamu masterku menggunakan teknik itu maka aku akan menguras darah master untuk memperkuat diriku. Jiwa musuh master yang di kalahkan oleh teknik ini, mananya akan di serap oleh ku. Dengan melakukan ini kekuatan ku dan master akan meningkat, kita berdua mendapatkan sedikit peningkatan mana dari musuh. Tidakkah master merasakannya?"     

Ketika Ren mendengar penjelasan Silika, dia memeriksa kapasitas mananya yang sekarang, dan tentu saja itu meningkat. Ketika dia mengkonfirmasi apa situasinya, Ren tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya melihat tempat raja Drake meninggal.     

"master?" Silika yang melihat masternya yang diam, tidak bisa mengerti apa yang terjadi. Master nya yang biasanya menunjukkan ekspresi sombong dan percaya diri baru saja berubah karena satu tempat itu.     

Hilda yang melihat reaksi Ren setelah berbicara dengan sosok berkerudung itu, tidak bisa menggambarkan apa yang dia rasakan saat ini. Ekspresi yang selalu percaya diri nya telah berubah menjadi Ren yang tabah, saat dia menatap diam-diam ke suatu tempat.     

Entah bagaimana saat menatap wajah tabah Ren, Hilda bisa merasakan semacam kesedihan yang menyelimutinya. Ketika Hilda mencoba memahami apa yang terjadi pada Ren, Ren tiba-tiba menatap Hilda dan tersenyum. Ketika dia melakukan ini, orang berkerudung di samping Ren menghilang seolah orang itu tidak pernah ada sejak awal.     

Kejadian aneh ini telah membuat Hilda bingung, Hilda yang tidak dapat memahami apa-apa saat ini, dia tetap diam berdiri di sana tanpa petunjuk tentang apa pun yang telah terjadi. Satu-satunya hal yang dia yakini, adalah bahwa dia melihat Ren membunuh raja Drake ... tetapi setelah semua yang terjadi ada sesuatu yang menggerbrak akal sehatnya dan mendorongnya hingga batas kewarasannya.     

"Oh, akhirnya kau tiba juga Hilda. Bagaimana dengan Lara? dimana dia? " Pergantian suasana yang dilalui Ren sungguh luar biasa, dan Silika yang menyaksikan semuanya sama bingungnya dengan Hilda. Dan Hilda hanya berdiri diam tanpa menjawab.     

"Halo Hilda? Apakah kamu baik-baik saja?" Mendengar ren, yang hampir terdengar sedikit khawatir membuat Hilda bangun dari sini ketidak sadarannya.     

"Apa itu tadi? Apakah kamu baru saja membunuh raja Drake ?! Juga siapa orang itu yang mengenakan kerudung? Apakah orang itu nyata? Apa aku baru saja berhalusinasi? " Hilda tiba-tiba menanyakan rentetan pertanyaan pada Ren. Kebingungan, kegembiraan, dan ketakutannya entah bagaimana menyatu saat dia menanyakan semua pertanyaan ini.     

"Tenang, baiklah. Semua yang kamu lihat adalah nyata. Semua yang kamu katakan itulah yang terjadi. " Ren menjawab sambil berusaha untuk tidak menertawakan keadaan Hilda yang bingung.     

"bagaimana?"     

"Oke, aku akan menjawab semua pertanyaanmu, setelah kamu memberitahuku di mana Lara, oke?" Hilda yang mendengar pernyataan Ren berusaha menenangkan dirinya. Percakapan tidak dapat dilanjutkan jika dia tidak bisa tenang. Setelah menarik napas dalam – dalam selama beberapa detik, Hilda entah bagaimana bisa mengendalikan emosinya yang mengamuk.     

"Lara baik-baik saja, aku meninggalkannya di dekat tangga di lantai atas. Jadi Ren ceritakanlah apa yang terjadi di sini. "     

Ren kemudian mulai menjelaskan bagaimana dia membersihkan lantai lain, sebelum menghadap raja Drake di lantai ini. Dia juga menjelaskan bahwa dia memiliki senjata yang bisa ditarik keluar dari kehampaan, tetapi dia tidak menjelaskan apa pun tentang Silika.     

Hilda yang mendengar seluruh penjelasaan Ren, sekarang tahu betapa dia telah meremehkan Ren, tetapi dia tidak bisa mengerti mengapa dia berhalusinasi tentang orang lain yang berbicara dengan Ren. Apakah dia masih kelelahan dari pertarungan sebelumnya sehingga dia mulai berhalusinasi?     

Jawabannya adalah tidak, itu berarti Ren menyembunyikan sesuatu darinya. Yah itu pilihannya jika dia tidak ingin mengatakan apa-apa. Satu-satunya hal yang berbeda dalam evaluasinya terhadap Ren adalah kekuatannya. Dia masih orang yang terlalu percaya diri, kasar, dan licik. Barusan mungkin adalah indikasi mengapa dia bertindak seperti ini.     

"Jadi ada pertanyaan lagi?" Ren tidak peduli jika Hilda curiga padanya atau tidak, dan ia tersenyum menanyakan ini.     

"Mengapa kamu ingin menjadi petualang peringkat B? Seperti yang dikatakan guild master dengan kekuatanmu, kamu bisa langsung ke peringkat S, bahkan Lara memiliki kualitas untuk menjadi peringkat A. Jadi mengapa harus melakukan semua ini? Mengapa kamu ingin menjadi petualang peringkat B? Apa yang kau rencanakan? " Satu-satunya hal yang terbukti dalam tes ini bagi Hilda adalah bahwa Ren adalah seseorang yang perlu dia awasi lebih jauh lagi.     

"Aku memang ingin menjadi petualang peringkat S, tetapi tidak sekarang. Juga menjadi peringkat B adalah posisi terbaik bagi ku saat ini. Aku tidak ingin menimbulkan kecurigaan yang terlalu banyak. Mendapat peringkat S atau bahkan peringkat A pada saat mengikuti tes untuk pertama kalinya, itu terlalu menarik perhatian . Mendapatkan peringkat B, di sisi lain, masih bisa dipercaya. Lara dan aku hanya akan dilabeli sebagai genius, bukan monster dan nama panggilan yang aneh aneh lainnya."     

"Mengapa kamu menceritakan semua hal ini padaku? Apakah kamu tidak khawatir aku akan memberi tahu orang lain, atau aku akan memberi tahu mereka hasil tes yang sebenarnya?"     

"Pertama, bahkan jika kamu memberitahu orang lain, kita memiliki guild master di pihak kita. Siapa yang menurut mu di cabang guild petualang ini yang lebih di percaya, kamu sebagai sekretaris atau Nezard sebagai master guild? Bahkan dengan latar belakangnya yang aneh, mereka tidak akan pernah mencurigai Nezard melakukan sesuatu yang membuatnya semaking terkubur di antara kertas – kertas yang paling di bencinya? Akhirnya, aku tidak berpikir kamu akan melakukan hal semacam itu. "     

"Apakah kamu mengancam ku?"     

"apakah kata – kata ku atau suaraku terdengar seperti mengancam mu?"     

"..."Hilda tidak bisa mengatakan apa-apa lagi karena semua yang dikatakan Ren adalah kebenaran. Juga, tidak ada salahnya jika mereka dijadikan petualang peringkat B. Hanya saja Hilda tidak menyukai perasaan bahwa Ren mengendalikan seluruh situasi.     

"apakah ada pertanyaan lain?"     

"..."     

"Tidak ada? Baiklah, mari kita pergi menjemput Lara dan menuju ke inti dungeon."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.