My Husband from My First Love

Rencana jahat untuk Sinta



Rencana jahat untuk Sinta

2Di dalam kamarnya.     

"Arrghhh … sialan! Kenapa rekaman itu tersebar! Siapa yang menyebarkannya?!" Teriak nyonya Vivian. Dia melempar semua barang yang ada di dalam kamarnya. Dia merasa sangat malu semenjak kejadian hari itu, dia tidak berani keluar rumah dan sekarang video itu tersebar membuat nyonya Vivian benar-benar sudah tidak memiliki wajah sama sekali.     

"Sial! Mau ditaruh mana wajahku ini, siapa yang sudah berani-beraninya menyebarkannya? Arrghhh … siapa orang itu, siapa orang itu yang sudah menghancurkan reputasi ku hingga seperti ini," teriak nyonya Vivian. Dia seperti orang gila.     

Kedua pelayannya hanya diam saja, karena mereka juga tidak berani mengatakan apapun pada nyonya Vivian.     

Dari luar, terdengar suara ketukan pintu.     

Tok' tok' tok'.     

Kedua pelayan itu pun saling memandang satu sama lain, ingin memberi isyarat untuk membuka pintu itu.     

Salah satu pelayan itu pun berjalan dan dia pun langsung membuka pintu.     

Amanda berdiri didepan pintu dengan senyuman manisnya.     

"Apakah Tante Vivian ada?" Tanya Amanda, dia melirik kearah dalam dan melihat jika didalam kamar nyonya Vivian terlihat sangat berantakan.     

"Ada, tunggu sebentar ya Nona," ucap pelayan itu. Dia mendekati nyonya Vivian dan memberitahukan jika ada Amanda yang sedang menunggunya didepan pintu kamarnya.     

Mendengar hal itu, nyonya Vivian langsung bangun dan berjalan menghampirinya.     

Sebelum dia menemui Amanda, dia pun menoleh dan berkata, "cepat! Bereskan semua ini!"     

Pelayan itu mengangguk dan dengan secepatnya mereka langsung merapihkan semua barang-barang yang sudah dirusak oleh nyonya Vivian.     

Kreekkk ...     

Nyonya Vivian pun membuka pintu, dia melihat Amanda yang sedang berdiri didepan pintu kamarnya.     

"Manda, kamu kenapa kesini?" Tanya nyonya Vivian, raut wajahnya langsung berubah dan dia terlihat sangat lembut saat melihat calon menantu kesayangannya ada didepan matanya saat ini.     

"Tante! Tante kenapa? Kok Tante terlihat habis menangis?" Tanya Amanda, dia berpura-pura tidak mengetahui berita tentang nyonya Vivian hari ini.     

Nyonya Vivian meraih tangan Amanda dan dia langsung menggenggamnya.     

"Ayo kita duduk dulu, disini bukan tempat yang tepat untuk kita bicara," ucap nyonya Vivian. Dia mengajak Amanda untuk turun ke lantai bawah. Mereka berjalan menuju ruang keluarga.     

Tiba-tiba ponsel nyonya Vivian pun berbunyi.     

Nyonya Vivian mengambil ponselnya yang berada didalam sakunya dan melihat ID pemanggilnya.     

Nyonya Vivian mengerutkan dahinya dan dia menoleh kearah Amanda.     

"Manda, kamu duduk dulu sebentar. Tante mau menjawab telepon dulu. Kamu tidak marah kan jika Tante meninggalkan kamu sebentar?" Tanya nyonya Vivian, dia menggenggam erat tangan Amanda dan tersenyum sangat lembut padanya.     

Amanda membalas senyuman itu dan menjawab, "baik Tante. Aku akan menunggu disana. Tante tidak perlu merasa khawatir," ucap Amanda. Dia pun duduk di sofa ruangan itu dan melihat nyonya Vivian yang menjauhi dirinya karena dia hendak menjawab panggilan telepon yang sejak tadi terus berbunyi.     

Menekan tombol 'ok' nyonya Vivian pun langsung menjawabnya.     

"Halo! Ada apa lagi? Kenapa kamu menghubungi saya?!" Jawab nyonya Vivian, nada suaranya terdengar sangat galak.     

"Ha … halo nyonya! Saya ingin memberitakan sesuatu, i … ini, masalah tentang Sinta. Dia mengetahui jika akulah yang menyebarkan semua gosip itu didalam perusahaan ini, dia sekarang sudah berubah. Dia bukan Sinta yang dahulu, Sinta yang selalu diam jika mendapatkan perlakuan buruk dari saya. Nyonya, tolong bantu saya. Dia mau menyebarkan isu buruk tentang saya. Saya mohon nyonya," ucap Erna, dia merasa sangat ketakutan. Dia takut jika rahasianya terbongkar, semua kehidupan nyamannya akan segera berakhir.     

Nyonya Vivian memijat dahinya. Dia masih sangat kesal dengan video itu dan sekarang dia harus menghadapi masalah lain.     

"Baiklah, saya akan menolong kamu. Sekarang rencana apa yang mau kamu lakukan untuk Sinta?" Tanya nyonya Vivian.     

Dari belakang, Amanda datang mendekati nyonya Vivian. Dia ternyata sejak tadi mendengarkan pembicaraan nyonya Vivian.     

"Tante, tadi Tante sedang membicarakan tentang Sinta?" Tanya Amanda, dia langsung bersemangat saat mendengar nama Sinta.     

Nyonya Vivian mengangguk dan dia pun menjawab, "iya! Tante sedang membicarakan tentang Sinta. Dia semakin hari semakin tidak tahu malu. Bahkan dia dengan beraninya mengancam salah satu orang kepercayaan Tante. Tante ingin memberinya pelajaran agar dia tidak merasa sombong lagi," ucap nyonya Vivian. Dia merasa sangat marah jika membahas nama Sinta.     

Baginya Sinta adalah musuh terbesarnya, gara-gara Sinta Jeffery tidak pernah mendengarkannya dan gara-gara Sinta, Jeffery rela melakukan apapun demi dirinya. Jadi, nyonya Vivian sangatlah membencinya dan jika dia melihat Sinta menderita akan membuatnya merasa semakin senang. Karena penderitaan Sinta adalah kebahagiaan untuk dirinya.     

Amanda tertawa didalam hatinya. Karena dia tidak perlu menggunakan tangannya sendiri untuk melenyapkan Sinta, dia bisa meminjam tangan nyonya Vivian untuk menyakitinya.     

"Tante, apa yang ingin Tante lakukan? Sinta banyak yang melindungi, bahkan sepertinya Jeff juga sudah kembali mengejarnya. Tan! Aku tidak mau Jeff kembali padanya. Jeff akan menikah denganku kan Tan?!" Ucap Amanda, dia tiba-tiba menitikkan air mata buayanya. Berpura-pura jika dirinya sangat mencintai Jeffery.     

Padahal dia membutuhkan dukungan dan kerja ga keluarga Alexander untuk mengembangkan bisnis keluarga Smith.     

Amanda sebenarnya sedang tertarik dengan Daffin. Pria tampan dan dingin, dia sulit didekati dan itu membuat Amanda semakin penasaran. Dia ingin mencicipi tubuh Daffin yang indah dan tentunya sangat menggairahkan untuk Amanda.     

Amanda semakin membenci Sinta. Karena dua pria yang dia inginkan semuanya menyukainya.     

Dua pria itu adalah Jeffery dan juga Daffin. Dua pria yang dia inginkan dan tentunya dua pria ini harus menjadi miliknya.     

Amanda menyeringai, dia tiba-tiba membayangkan dua pria tampan ini bercinta bersama dengannya dan itu pasti sangat menakjubkan untuknya.     

Nyonya Vivian menatap Amanda dan melihat wajah Amanda yang sedang tersenyum misterius, dia menyipitkan matanya dan bertanya, "Manda! Kamu kenapa?"     

Amanda langsung terkejut dan fantasi liarnya langsung menghilang begitu saja.     

"Oh ... Tante, aku tidak apa-apa. Aku hanya membayangkan jika Sinta kita rusak saja reputasinya. Bagaimana kalau kita memberikannya kepada pria tua dan membiarkan Jeff untuk melihat semuanya," ucap Amanda. Dia menyeringai jahat. Karena dia pikir Sinta masih polos dan lugu. Jadi dengan merusak harga dirinya, akan membuat Sinta putus asa dan dia pasti tidak akan sanggup untuk melihat dunia luar lagi.     

Nyonya Vivian tertawa dan dia menganggap jika ide itu sangatlah bagus.     

"Ide kamu cukup bagus Manda. Baiklah! Kita akan melakukannya dan Sinta, dia tidak akan bersikap sombong lagi dan selamanya akan menjauh dari Jeffery. Wanita murahan itu, tidak pantas berada disisi putraku yang hebat. Karena hanya kamulah yang pantas dengannya," ucap nyonya Vivian. Dia menggenggam tangan Amanda dan dia langsung kembali ke ponselnya.     

"Kamu dengar apa yang kami katakan? Segera siapkan rencana kita. Lebih cepat akan jauh lebih baik, hahahahhaha …."     

Nyonya Vivian tertawa keras dan dia membayangkan jika rencana itu berhasil dan melihat wajah Sinta yang menderita itu sangat memuaskan hatinya.     

Mendengar itu semua, Erna merasa sangat senang karena dengan dukungan nyonya Vivian, dia juga bisa membalas dendam atas penghinaan yang sudah dia terima dari Sinta.     

Padahal Sinta tidak pernah menghinanya dia hanya membela dirinya saja.     

Setelah selesai bicara dengan nyonya Vivian. Erna pun mendapat kiriman uang dari nyonya Vivian dan rencana mereka untuk merusak harga diri Sinta akan segera dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.