My Husband from My First Love

menolong Aisyah ( part 1)



menolong Aisyah ( part 1)

1di dalam mobil.     

Sinta merasa sudah tidak tenang lagi. Dia memeluk Daffin dengan erat.     

"sayang, aku takut terjadi sesuatu pada Aisyah, tadi aku mendengar jika orang itu mengancam akan menjualnya, ahhh ... sayang aku takut!" Sinta semakin gelisah, dia takut hal itu terjadi, air mata pun mengalir dari sudut matanya.     

"kamu tenang saja, semua akan baik-baik saja sayang, sekarang tunjukkan dimana rumahnya!"     

Sinta Menghapus air matanya dan menunjuk ke daerah yang tidak jauh dari rumah lamanya.     

kawasan sederhana dan padat penduduk.     

tidak lama kemudian, mereka pun sampai didepan sebuah gang sempit.     

Daffin mematikan mesin mobilnya dan Sinta dengan panik langsung membuka pintu mobil dan hendak berlari sendiri.     

Daffin langsung meraih tangannya dan berkata "sayang, jangan pergi sendirian, tetap didekat aku," ucap Daffin.     

Sinta mengangguk dan dia pun mengikuti ucapan Daffin.     

"aku ... aku minta maaf ya sayang, aku terlalu panik jadi aku hampir saja menyusahkan kamu," ucap Sinta dan dia kembali memeluk Daffin.     

"iya, aku mengerti sayang, tapi Ini sangatlah berbahaya jadi jangan pergi jauh-jauh dadi aku, mengerti!"     

"iya sayang, aku minta maaf!" ucap Sinta, dia menyembunyikan wajahnya didalam dekapan Daffin.     

Daffin tersenyum dan menjawab " bagus, aku tidak mau terjadi apapun sama kamu, bisa gila aku jika terjadi hal buruk dengan kamu, kamu mau aku gila, hhhhm?"     

Sinta menggelengkan kepalanya dan menjawab "tidak, aku tidak mau suamiku gila, hehehhe ...," Sinta terkekeh sendiri.     

"hehehe, jadi jangan membahayakan diri kamu sendiri ya! baiklah ayo tunjukkan dimana rumah Aisyah," ucap Daffin sambil mencium puncak kepala Sinta dengan lembut.     

Sinta mengangguk dan mulai menunjukkan rumahnya. namun sebelum mereka sampai di rumahnya, Sinta melihat dua pria berbadan besar membawa Aisyah dalam keadaan pingsan.     

Sinta menutup mulutnya dan berteriak "ahhhh ... sayang itu dia, itu Aisyah dibawa dua pria besar itu!" tunjuk Sinta dia melihat dari kejauhan.     

Daffin melihat dan menyuruh kelima pengawalnya untuk menyelesaikannya.     

"urus mereka!" perintah Daffin.     

"baik bos!" kelima pengawal itu langsung bertindak dengan gesit.     

Sinta merasa gemetar ketakutan.     

"sayang, aku takut!"     

"tenang saja, teman kamu pasti baik-baik saja sayang," ucap Daffin, dia mengusap punggung Sinta dan berusaha menenangkannya.     

kelima pengawal Daffin pun menghadang dua pria besar itu dan tanpa menghabiskan banyak waktu dua orang itu pun jatuh bisa dikalahkan.     

pengawal Daffin membawa Aisyah yang masih pingsan ke tempat Daffin dan Sinta menunggunya.     

Daffin tersenyum senang karena tanpa dia harus turun tangan, mereka dapat dilumpuhkan.     

"bos, bagaimana dengan wanita ini?" tanya salah satu pengawal Daffin yang membawa tubuh pingsan Aisyah.     

Daffin menoleh kearah Sinta dan menyuruhnya untuk menjawabnya.     

Sinta mengerti dan dialah yang menjawabnya.     

"bawa saja ke rumahnya, ayo ikut aku!" ajak Sinta, dia melepaskan pelukannya dan hanya memegang tangan Daffin.     

Daffin mengikutinya dan dari belakang ketiga pengawalnya mengikutinya dan yang dua sedang mengurus kedua preman yang berbadan besar yang hendak membawa Aisyah tadi.     

Tidak lama kemudian, mereka pun sampai didepan rumah Aisyah yang pintunya sedang terbuka, disana ada tiga pria yang masih tertawa terbahak-bahak, satu pria tua yang terlihat jika dia pria hidung belang dan sepertinya itulah bosnya dan disebelah kiri dan kanan dua pria besar yang sepertinya terlihat jika mereka adalah bodyguard yang menjaganya.     

Sinta terkejut saat melihat pria itu, pria itu adalah rentenir yang terkenal di daerah tempat tinggalnya dahulu dan banyak anak gadis yang dijual olehnya karena orang tuanya terlilit hutang dan tidak bisa membayarnya.     

saat Sinta dan daffin masuk serta pengawal yang membawa tubuh Aisyah yang pingsan, pria tua itu terkejut dan berteriak "hei siapa kamu? tunggu sebentar, kenapa gadis itu dibawa kembali? hey ... hey ... kalian mau membuat masalah denganku ya?" teriak pria itu, namun saat melihat wajah Sinta yang sangat cantik dan lembut serta jika dibandingkan dengan Aisyah, Sinta jauh lebih menarik walaupun di lehernya penuh tanda cinta yang membuat pria tua itu malah bergairah saat melihatnya.     

Daffin menangkap tatapan mesum pria tua itu dan kemarahan menyelimuti hatinya, dia tidak suka ada pria manapun melihat Sinta apalagi dengan tatapan yang menjijikan seperti itu, Daffin menarik tubuh Sinta dan memeluknya, menyembunyikan wajahnya diatas dada bidangnya.     

dengan tatapan dingin Daffin pun berkata "berhenti kamu menatap istriku!"     

pria tua itu tertawa terbahak-bahak, dia sudah tertarik dengan Sinta dan dia harus mendapatkannya.     

"hahahhaha ... istri kamu sangat cantik, bagaimana jika kamu menjual istri kamu, saya bisa membayar berapapun yang kamu inginkan," ucap pria tua itu dengan sombong.     

Daffin tertawa dingin dan menjawab "hahahahhaa ... membayar? saya pikir kamu tidak akan bisa membayar istriku ini, dia sangat lah berharga tidak ada yang bisa menandinginya." ucap Daffin sambil melirik kearah Sinta     

Sinta tersipu malu, karena Daffin begitu menghargainya bahkan didepan orang lain.     

Sinta tersenyum dan berkata dengan suara kecil "sayang, kamu sangat berlebihan, hehehe ...," ucap Sinta dengan wajah memerah karena malu.     

"aku akan mengatakan kepada seluruh dunia jika istriku sangatlah berharga dan tentunya kamu yang paling berharga dari apapun, meskipun itu adalah emas dan berlian kamu jauh lebih berharga dari itu semua," ucap Daffin, dia tersenyum nakal dan meyakinkan Sinta jika itu adalah tulus dari hatinya.     

Sinta semakin merasa malu dan dia menyembunyikan wajahnya, dia tidak bisa mengatakan apapun karena yang ada dihatinya hanya merasa sangat bahagia karena bisa mendapatkan cinta Daffin yang begitu besar untuknya.     

disaat Sinta dan Daffin sibuk mengobrol dan saling menggoda, pria tua itu pun merasa kesal karena dia tidak dihargai kehadirannya.     

pria tua itu bersikap sombong, dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa? jika dia itu tahu identitas Daffin yang sebenarnya mungkin dia akan bersujud saat ini, namun sayangnya dia tidak tahu jadi penyesalannya pasti akan terlambat.     

dia tertawa keras dan berkata "hahahahahaha ... hei kamu, saya ini orang kaya didaerah sini dan kamu sudah membuat masalah dengan saya, kamu akan tahu akibatnya karena sudah menantang saya!" teriak pria tua itu, dia menyuruh kedua bodyguardnya untuk maju dan memberi pelajaran pada Daffin.     

dua pengawal Daffin maju dan membantu untuk melindunginya.     

Sinta yang awalnya tersenyum senang saat mendengar rayuan Daffin tiba-tiba merasa takut lagi, dia memeluk Daffin dan berkata "sayang, mereka sangat menakutkan, aku takut mereka menyakiti kamu," ucap Sinta, dia sangat khawatir.     

"tenang saja, pengawal milikku sudah sangat terlatih di militer jadi mereka tidak akan kalah dengan para cecunguk bau itu," ucap Daffin dengan nada santai.     

dia mengecup kening Sinta dan berdiri berdua disana dengan tenang, menonton kejadian setelah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.