Keturunan Sejati dari Dunia Langit
Keturunan Sejati dari Dunia Langit
Di dunia luar, mustahil bagi mereka untuk mencapai Jalur Kaisar. Di sini, setidaknya ada Jalur Surgawi Kecil yang dapat membantu mereka mendapatkan pencerahan dan terobosan ke tingkat Plane tertinggi. Oleh karena itu, mereka membuat keputusan untuk tetap tinggal meskipun risikonya sangatlah besar.
Namun, Jalur Kaisar adalah jalur yang sulit dan berbahaya. Untuk bisa mencapai Great Emperor Plane, para kultivator ini tidak ragu-ragu untuk menanggung konsekuensinya—tidak peduli apa pun itu.
Ye Futian tampak duduk di atas singgasana ilahi saat dia mengamati para kultivator yang tetap berada di sembilan puluh sembilan langit. Dia berkata, "Terakhir, aku ingin mengingatkan kalian semua: sekarang setelah aku mewarisi takhta sebagai Kaisar Surgawi, sudah menjadi keinginanku untuk mengatur ulang Istana Kekaisaran Surgawi. Kalian masih bisa memilih jalur kalian sendiri dengan cara pergi dari sini. Namun, begitu kalian memutuskan untuk tinggal, kalian akan setuju untuk berada di bawah komando Istana Kekaisaran Surgawi mulai sekarang."
Tidak ada seorang pun yang beranjak pergi. Mereka yang memilih untuk tetap tinggal telah membuat keputusan, keputusan yang tidak dapat mereka ubah lagi.
Setelah Ye Futian menunggu untuk beberapa saat, melihat bahwa tidak ada seorang pun yang bergerak, Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Karena kalian telah membuat keputusan, maka mulai saat ini dan seterusnya, kalian adalah kultivator dari Istana Kekaisaran Surgawi. Kalian semua akan berbagi kerugian dan juga kejayaan yang dimiliki oleh tempat ini."
Dia berdiri dari singgasana ilahi dan memandang dua Permaisuri Agung di bagian bawah, lalu berkata kepada mereka, "Selanjutnya, aku harus merepotkan kalian berdua untuk membantuku dalam membersihkan Istana Kekaisaran Surgawi."
"Kami merasa terhormat bisa melayani Yang Mulia, Kaisar Surgawi." Dua Permaisuri Agung itu membungkuk dan memberi hormat kepadanya. Dahulu ada empat dari mereka—semuanya perempuran, dipilih oleh Kaisar Surgawi sendiri sebagai pendamping Sang Permaisuri. Keempat saudari itu tumbuh bersama Sang Permaisuri dan mereka sudah seperti saudari Sang Permaisuri sendiri.
Sang Permaisuri tidak pernah memperlakukan mereka sebagai pelayan. Dia dengan bebas berbagi teknik kultivasi bersama mereka dan membantu mereka dalam berkultivasi. Mereka sangat menyadari bahwa, terlepas dari bagaimana cara Sang Permaisuri dalam memperlakukan mereka, mereka harus melindungi Sang Permaisuri dengan nyawa mereka. Namun, Yang Mulia tidak pernah memperlakukan mereka dengan angkuh. Faktanya, dia bahkan berbagi harta karun yang dianugerahkan kepadanya oleh Kaisar Surgawi.
Di mata mereka, Sang Permaisuri adalah perwujudan dari kesempurnaan itu sendiri; dia tidak memiliki kekurangan. Selain itu, Sang Permaisuri memiliki cinta yang besar bagi banyak banyak dan sosok yang idealis. Mungkin justru karena asal-usul bangsawan yang dimiliki oleh Yang Mulia-lah dia bisa mempertahankan pemikirannya selama ini.
Mereka berempat mungkin tidak sepenuhnya setuju dengan pemikiran Sang Permaisuri, tetapi bagi seseorang seperti Yang Mulia, mereka rela mengorbankan segalanya demi dirinya.
Kala itu, setelah rencana mereka terbentuk, semua orang rela berkorban. Dua saudari mereka menyelesaikan satu bagian penting dari rencana tersebut dan mengorbankan diri mereka sendiri dalam prosesnya. Pada akhirnya, hanya mereka berdua yang tersisa untuk menunggu kembalinya tuan muda.
Sejak saat itu, misi mereka adalah melindungi sang Kaisar Baru dan membantunya melanjutkan semua urusan yang belum terselesaikan.
"Tuan Muda harus kembali memahami dan mengkultivasi Jalur Surgawi. Sang Permaisuri sudah terlalu lama menunggu tuan muda, dan banyak hal yang harus diwarisi oleh tuan muda sekarang," ujar salah satu Permaisuri Agung. "Adapun mengatur ulang Istana Kekaisaran Surgawi, serahkan semuanya pada kami."
"Kalian berdua berkultivasi bersama ibuku?" Ye Futian bertanya.
Keduanya mengangguk dan menjawab, "Kami dipanggil oleh Kaisar Surgawi ke Istana Langit untuk berkultivasi dengan Sang Permaisuri. Selain itu, kami adalah temannya ketika dia tumbuh dewasa."
Ye Futian langsung memahami bahwa hubungan antara kedua wanita ini dan ibunya tampak mirip dengan hubungan antara dirinya dan Yu Sheng, kecuali fakta bahwa dia dan Yu Sheng adalah saudara. Sebagai perbandingan, kedua wanita ini bekerja sebagai 'pelayan'.
"Bagaimana aku harus memanggil kalian berdua?" Ye Futian bertanya.
"Nama-nama yang kami terima saat itu diberikan oleh Kaisar Surgawi. Tuan muda boleh memanggilku 'Qin', dan dia adalah 'Shu,'" ujar Qin sambil menunjuk ke arah Permaisuri Agung lainnya.
"Nona Qin, Nona Shu," Ye Futian menyapa sambil menghela napas dalam hatinya. Dia pun melanjutkan kata-katanya, "Masih ada dua permaisuri lainnya, bukan?"
Melihat adanya nama seperti Qin dan Shu, tentu saja, akan ada Qi dan Hua [1][1] di sana.
"Mereka berdua mengikuti Sang Permaisuri kala itu." Dua sosok ini telah menunggu selama ratusan tahun, dan hati serta pikiran mereka sudah sekeras baja. Namun, ketika mereka mendengar kata-kata Ye Futian, mereka masih merasakan kesedihan yang tak terduga di dalam diri masing-masing.
Bakat tuan muda benar-benar tak tertandingi, namun sikapnya begitu lembut dan rendah hati. Dia adalah seorang pria sejati, yang mengingatkan mereka pada Sang Permaisuri.
Di antara mereka berlima, hanya dua dari mereka yang tersisa sekarang.
"Tuan Muda, kau harus berkultivasi sementara kami akan mempersiapkan hal lainnya," ujar Nona Qin. Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan.
Mereka berdua berbalik dan pergi, sementara Ye Futian menatap ke arah langit. Dia berjalan menuruni singgasana ilahi dan tiba di suatu tempat di bawahnya. Kemudian, dia duduk bersila saat jiwa spiritualnya diarahkan menuju Jalur Surgawi yang berada di cakrawala.
Pada saat ini, Ye Futian kembali merasakan kehangatan. Pada saat yang bersamaan, ada seberkas cahaya suci berwarna-warni yang jatuh dari atas langit dan menyinari sekujur tubuh Ye Futian.
Dengan bermandikan cahaya suci, tubuh Ye Futian melayang dan naik ke atas langit. Tubuhnya saat ini sepertinya telah memasuki Jalur Surgawi.
Sebuah aura misterius menyelimuti dirinya dan terus mengalir ke dalam tubuhnya. Ye Futian mengeluarkan dunia yang diciptakan oleh Jalur Surgawi Kecil miliknya sendiri, yang kemudian dua kekuatan Jalur Surgawi itu beresonansi satu sama lain. Kekuatan hukum di Jalur Surgawi ini kemudian menyatu ke dalam Jalur Surgawi Kecil milik Ye Futian.
Pohon Dunia diciptakan oleh ibunya dan kemudian diberikan kepadanya untuk digunakan saat dia tumbuh dewasa. Kemudian, Pohon Dunia menciptakan Jalur Surgawi Kecil, tetapi sumbernya ternyata sama dengan Jalur Surgawi ini.
Ye Futian tahu bahwa ibunya sudah lama menunggunya datang untuk mewarisi kekuatan Jalur Surgawi ini.
Pada saat ini, Ye Futian tampaknya menjadi sangat serakah, menyerap kekuatan Jalur Surgawi ini tanpa henti.
Pada saat yang bersamaan, banyak gambaran juga mengalir ke dalam benak Ye Futian.
Saat ini, muncul satu sosok yang menakjubkan di dalam benaknya. Sosok ini berdiri di antara langit dan bumi. Penampilannya terlihat seperti penguasa tertinggi di dunia ini, yang bertanggung jawab atas alam semesta. Itu adalah penguasa dari langit dan bumi.
"Kaisar Surgawi!"
Sebuah pemikiran kini terbesit di dalam benak Ye Futian. Dalam sekejap, dia tahu sosok ini pasti kakek dari ibunya—pendiri Jalur Surgawi di era selanjutnya setelah runtuhnya Jalur Surgawi yang asli. Dia adalah penguasa Dunia Langit, yang tidak lain adalah Kaisar Surgawi itu sendiri!
Kemudian, Ye Futian melihat beberapa gambaran yang bersinar terang. Seolah-olah dia bisa merasakannya sendiri dan bahkan bisa merasakan sensasi di dalamnya.
Kaisar Surgawi sedang mewariskan teknik-teknik kultivasi kepadanya!
Ini adalah warisan yang sesungguhnya. Dia adalah penerus sejati dari Dunia Langit. Sekarang, Kaisar Surgawi telah mewariskan teknik-teknik ilahi yang telah dia kultivasi sendiri kepada Ye Futian.
...
Ye Futian berhasil mengalahkan Ji Wudao, mengambil alih Istana Kekaisaran Surgawi, dan kini dinobatkan sebagai Kaisar Surgawi.
Satu demi satu, berita mengejutkan tersebut tersebar ke Tujuh Dunia Utama dan bahkan Benua Dewa, mengejutkan seluruh penjuru dunia.
Sosok yang akhirnya naik takhta bukanlah Ji Wudao seperti yang dipikirkan oleh semua orang, tetapi Ye Futian, yang merupakan penerus sejati dari Kaisar Surgawi. Dia adalah sang penerus utama, yang sudah ditakdirkan untuk mewarisi Dunia Langit.
Belum lama ini, dikabarkan bahwa Ye Futian telah menolak untuk mewarisi Prefektur Ilahi. Kalau tidak, dia akan menjadi penguasa Prefektur Ilahi dan Dunia Langit sekarang.
Semua orang di seluruh penjuru dunia menyadari bahwa sosok tingkat puncak lainnya telah muncul selain enam Kaisar Agung yang berkuasa. Sosok itu adalah Ye Futian, yang selama ini berkultivasi di Dunia Asal dan telah ditekan oleh banyak pasukan di Prefektur Ilahi.
Siapa yang mengira bahwa semua ini bisa terjadi?
Pada saat yang bersamaan, para Kaisar Agung, yang kembali ke istana kekaisaran masing-masing setelah pertempuran antara enam Kaisar Agung berakhir dengan kegagalan, juga menerima berita tersebut. Bahkan sebagai bagian dari enam Kaisar Agung dan sosok-sosok terkuat di dunia ini, mereka masih sangat terkejut ketika mengetahui berita ini.
Donghuang Agung telah merencanakan semua ini selama 200 tahun, dan semua itu dipersiapkan untuk kembalinya sang putra.
Ditambah lagi, karena Donghuang yang Agung telah mempersiapkan segalanya, itu berarti dia percaya bahwa Ye Futian mampu mengubah nasibnya terlepas dari segala hambatan yang dialami olehnya. Kenapa dia begitu percaya diri pada Ye Futian?
Apakah itu hanya karena Ye Futian adalah keturunannya dari putri Kaisar Surgawi?
Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Ye Futian naik takhta sebagai Kaisar Surgawi dan memasuki langit kesembilan puluh sembilan untuk berkultivasi di Jalur Surgawi itu?
[1] Qi, Qin, Shu, Hua—Catur, Senar, Buku, dan Lukisan—adalah empat seni tradisional untuk wanita-wanita cina yang terpelajar. Dengan menamai para wanita ini berdasarkan empat seni ini, Ye Futian memperkirakan bahwa pasti ada empat dari mereka secara keseluruhan.