Legenda Futian

Dewa Ye



Dewa Ye

2Sumber daya yang ada di Dunia Kosong—bagian dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi—selama ini telah dijarah habis-habisan. Semuanya telah menjadi kacau.     

Dunia Kegelapan, Dunia Empty Divine, dan pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi sama sekali tidak ragu-ragu saat menjarah sumber daya yang ada di Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Setelah Sembilan Dunia Jalur Supremasi dijarah, dalam beberapa dekade berikutnya, semua dunia utama mulai mengalihkan perhatian mereka pada benua-benua baru dan peninggalan yang muncul di Dunia Asal. Secara bertahap, mereka mulai memperluas jangkauan wilayah mereka sehingga Sembilan Dunia Jalur Supremasi saat ini hidup dalam bayang-bayang kejayaan mereka sebelumnya, dimana mereka kini hanyalah dunia-dunia yang terbengkalai.     

Sejak Akademi Heavenly Mandate dihancurkan oleh Pemimpin Kota Tianyan, dan anggota akademi dievakuasi ke Pecahan Ziwei, Dunia Heavenly Mandate dan Kota Heavenly Mandate mulai mengalami penurunan. Tidak banyak kultivator kuat yang menghuni Kota Heavenly Mandate saat ini, dan sumber daya untuk kultivasi sangat langka. Bahkan jika ada kultivator muda dengan bakat yang luar biasa muncul di sana, mereka tidak akan mendapatkan bimbingan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.     

Area bekas berdirinya Akademi Heavenly Mandate sudah lama menjadi reruntuhan. Orang-orang sering datang kemari untuk berkabung dan mengenang masa kejayaan dari Akademi Heavenly Mandate. Kala itu, Akademi Heavenly Mandate menguasai Sembilan Dunia Jalur Supremasi, dan Ye Futian dikenal sebagai raja dari Dunia Asal. Akademi Heavenly Mandate dulu sangatlah luar biasa, dan siapa yang bisa meramalkan bahwa tempat itu akan menjadi seperti sekarang ini?     

Bahkan hingga saat ini, orang-orang masih sering mengunjungi reruntuhan dari Akademi Heavenly Mandate, memandangi reruntuhan itu sambil mengenang kejayaannya di masa lalu.     

Pada saat ini, muncul sekelompok orang di area reruntuhan tersebut. Seolah-olah mereka sedang sibuk melakukan sesuatu di sana.     

Di sebelah reruntuhan tersebut, ada beberapa kerumunan lain yang tersebar di berbagai lokasi. Di salah satu tempat, ada seorang lelaki tua dan seorang remaja laki-laki di sana. Lelaki tua itu tampak berusia lebih dari 50 tahun, sementara remaja laki-laki itu berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun, dan dia masih terlihat sedikit kekanak-kanakan.     

"Cucuku, ini adalah tempat yang ingin kutunjukkan padamu selama ini," lelaki tua itu mengusap kepala remaja itu dan berkata sambil tersenyum.     

"Kakek, bukankah tempat ini hanyalah reruntuhan? Kenapa kita datang kemari?" remaja itu mengangkat kepalanya. Kedua matanya yang polos itu dipenuhi oleh kebingungan dan rasa penasaran di dalamnya.     

"Ya, tempat ini sekarang memang berbentuk reruntuhan, tetapi sebelum kau lahir, ketika aku masih remaja, ini adalah tempat suci yang paling menakjubkan di dunia ini." Lelaki tua itu memandang ke arah reruntuhan itu dan berbicara dengan emosional. Dia sepertinya teringat kembali akan masa kejayaan Akademi Heavenly Mandate kala itu.     

Mereka benar-benar merindukan masa-masa itu!      

"Tempat suci paling menakjubkan di dunia ini?!" Remaja itu tampak sedikit bingung. Dunia Heavenly Mandate yang dia ketahui adalah sebuah dunia yang kacau. Dia sama sekali tidak tahu seperti apa kondisi Dunia Heavenly Mandate sebelum dia lahir. Lagipula, Akademi Heavenly Mandate mengalami kejayaan sekitar 50 hingga 60 tahun yang lalu.     

Namun sekarang, baik Akademi Heavenly Mandate maupun Dunia Heavenly Mandate hanya menjadi bagian dari sejarah.     

"Jika diingat-ingat kembali, dia mendirikan Akademi Heavenly Mandate untuk menyebarkan ajaran kultivasi kepada dunia dan membawa Dunia Heavenly Mandate ke masa kejayaannya. Namun, pasukan-pasukan asing yang penuh kebencian itu menyerang kita, yang berujung pada kehancuran Akademi Heavenly Mandate, jadi dia tidak punya pilihan selain pergi dari sini. Sekarang, tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati." Lelaki tua itu memandang reruntuhan di hadapannya, dan dia tampak sangat emosional. Dahulu, dia juga pernah menjadi anggota akademi, meskipun dia hanyalah seorang murid biasa.     

Namun, dia tetap merasa bangga karena bisa menjadi bagian dari sebuah legenda. Tidak peduli kapan dan dimana pun dia berada, dia akan selalu menyatakan dengan bangga bahwa dia pernah menjadi murid dari Akademi Heavenly Mandate.     

"Apakah sosok yang kakek maksud adalah Dewa Ye?!" remaja itu teringat akan sebuah nama dan membisikkannya kepada sang kakek.     

"Itu benar. Dia adalah Dewa Ye yang selama ini kalian bicarakan." Lelaki tua itu berkata sambil tersenyum, "Dia memang dianggap sebagai seorang dewa di Dunia Heavenly Mandate."     

Ekspresi remaja itu pun berubah, Di antara generasi muda dari Dunia Heavenly Mandate, sosok legendaris itu sudah dikenal oleh banyak orang sebagai 'Dewa Ye.'     

"Kakek, lalu bagaimana kabar Dewa Ye sekarang?" remaja itu betanya.     

"Dewa Ye pergi ke tempat yang jauh, dan bahkan Kakek tidak tahu apa yang telah terjadi padanya." Lelaki tua itu mendongak ke arah langit. Dia telah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika semua pasukan dari Prefektur Ilahi telah mengepung dan menekan mereka. Bahkan Istana Kekaisaran Donghuang—sebuah pasukan yang berkuasa di Prefektur Ilahi—telah berdiri di sisi yang berlawanan sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Ye Futian.     

Seorang legenda dari masa mereka telah dipaksa pergi meninggalkan Dunia Heavenly Mandate.     

"Apakah dia akan kembali suatu hari nanti?" remaja itu betanya lagi.     

"Mungkin tidak. Dia tidak akan kembali kemari." Lelaki tua itu menghela napas dalam hati.     

"Tetua, siapa yang kau maksud sebagai Dewa Ye itu?" seseorang tiba-tiba bertanya. Lelaki tua itu menoleh ke samping dan melihat beberapa kultivator muda berjalan mendekat. Temperamen mereka sungguh luar biasa. Lelaki tua itu bisa langsung menebak bahwa keempat kultivator muda ini bukanlah sosok biasa.     

"Dewa Ye adalah gelar yang diberikan kepada mantan Dekan Akademi Heavenly Mandate, Ye Futian. Itu adalah tempat yang didirikan oleh beberapa kultivator muda di generasi selanjutnya dari Dunia Heavenly Mandate." Lelaki tua itu pun bertanya, "Dan kau adalah?"     

"Benar begitu?" Pemuda yang memimpin kelompok itu tersenyum lembut dan berkata, "Mungkin Dewa Ye akan kembali kemari."     

Sebelum dia berbicara, sekelompok orang di bagian depan ternyata sudah mulai membangun kembali bangunan itu. Pemandangan ini membuat lelaki tua itu mengerutkan kening. Dia berjalan mendekat untuk memandang mereka dan bertanya, "Apa yang sedang kalian lakukan?"     

Ini adalah tempat berdirinya Akademi Heavenly Mandate di masa lalu, dan kini seseorang hendak mendirikan bangunan lainnya di sini?     

"Tuan, harap bersabar," ujar pemuda di sebelahnya. Lelaki tua itu memandangnya lagi dan melanjutkan kata-katanya, "Aku tahu bahwa kau bukanlah sosok biasa, namun tempat ini adalah reruntuhan dari Akademi Heavenly Mandate yang didirikan oleh Dewa Ye; tempat ini sangat penting bagi orang-orang di Dunia Heavenly Mandate. Jika kau ingin membangun kediamanmu di sini, kau dapat mencari tempat lain untuk melakukannya. Jika kau membangunnya di sini, aku khawatir bahwa tindakanmu itu akan menyulut amarah seluruh penghuni dari Dunia Heavenly Mandate."     

"Benar begitu?" Pemuda itu bertanya sambil tersenyum. "Dewa Ye benar-benar memiliki status yang begitu tinggi di Dunia Heavenly Mandate?"     

"Tentu saja," tatapan mata lelaki tua itu tampak serius.     

"Kalau begitu, ini adalah tempat yang sesuai untuk membangunnya kembali." Pemuda itu berkata sambil tersenyum dan memandang ke bagian depan. Ekspresi lelaki tua itu menjadi semakin tidak ramah saat dia berkata, "Apakah kau tetap bersikeras untuk memilih lokasi ini?"     

"Tetua," pemuda itu mengalihkan pandangannya kepada lelaki tua itu dan berkata, "Apakah kau masih belum paham? Dewa yang kau maksud itu akan segera kembali!"     

Kata-kata pemuda itu membuat sekujur tubuh lelaki tua itu merinding dan wajahnya tampak memerah. Seolah-olah dia merasa sangat antusias, dimana dia memandang kedua mata pemuda itu dan bertanya, "Jangan main-main denganku. Apakah kau serius?"     

"Apa yang mereka bangun saat ini adalah Akademi Heavenly Mandate." Pemuda itu menunjuk ke depan dan berkata. Ternyata dia adalah salah satu murid Ye Futian—Fang Cun.     

Sehingga sudah jelas, tiga remaja lainnya adalah Ling Kecil, Tie Tou, dan Duo Yu.     

Lelaki tua itu mengepalkan telapak tangannya, dan dia tampak emosional, bahkan dia tidak bisa berkata-kata untuk beberapa saat. Dia menggenggam tangan cucunya dan mulai berlari sekuat tenaga.     

Dewa dari Dunia Heavenly Mandate akan segera kembali!     

Konstruksi bangunan yang dibuat oleh para kultivator di tingkat Renhuang sangatlah kokoh, belum lagi ada beberapa Renhuang yang mengerjakannya pada saat yang bersamaan. Gedung-gedung tinggi dan aula yang megah dibangun dalam waktu singkat. Dalam kurun waktu satu hari, bangunan baru dan megah telah muncul di lokasi lama dari Akademi Heavenly Mandate. Bangunan itu membentang sejauh ratusan mil.     

Tidak lama kemudian, orang-orang dari Kota Heavenly Mandate mulai berkumpul di lokasi dibangunnya Akademi Heavenly Mandate yang baru. Semua yang mereka saksikan saat ini terasa seperti mimpi.     

Hari ini, bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa Ye Futian akan segera kembali.     

Namun, banyak orang yang tidak mempercayai rumor tersebut.     

Mereka yang berasal dari generasi tua mengetahui apa yang telah terjadi kala itu. Bagaimana mungkin dia bisa kembali setelah bermusuhan dengan begitu banyak pasukan terkemuka di Dunia Atas?     

Kisah legendaris Ye Futian dan Akademi Heavenly Mandate sepertinya sudah menjadi dongeng dari zaman yang berbeda; bahkan ingatannya menjadi sedikit kabur sekarang. Tapi zaman itu adalah masa kejayaan dalam sejarah Dunia Heavenly Mandate.     

"Kultivasi orang-orang itu sangatlah kuat. Sebenarnya siapa mereka?" Seseorang memandang para kultivator yang sedang sibuk membangun kembali Akademi Heavenly Mandate dan menyadari bahwa mereka semua berada di tingkat Renhuang.     

"Kita amati saja perkembangannya, dan kita akan segera mengetahuinya." Banyak kultivator dari Kota Heavenly Mandate berhenti di bagian luar untuk menyaksikan semuanya. Pada hari-hari berikutnya, gedung-gedung itu menjadi semakin megah dan mengesankan, jauh melampaui ukuran dari Akademi Heavenly Mandate sebelumnya. Namun, tidak ada satu pun dari kultivator itu yang tampaknya akan menyelesaikan proses pembangunan dalam waktu dekat.     

Bahkan ada kultivator di puncak Renhuang Plane yang sepertinya sedang membuat sebuah matriks teleportasi di sana.     

Secara bertahap, para kultivator di luar Dunia Heavenly Mandate juga mengetahui tentang berita ini dan bergegas pergi untuk melihatnya secara langsung. Ini termasuk pasukan-pasukan di dunia lain yang juga telah menerima informasi yang sama.     

Setengah bulan kemudian, semakin banyak kultivator yang berkumpul di luar lokasi dibangunnya Akademi Heavenly Mandate.     

Pada saat ini, tidak jauh dari lokasi lama dimana Akademi Heavenly Mandate berdiri, sekelompok kultivator muncul di langit di atas tempat tersebut. Kelompok ini memiliki aura yang sangat kuat saat tatapan mata mereka tertuju ke depan dan mereka tampak mengerutkan kening.     

Sosok yang memimpin kelompok ini adalah Jian Ao—mantan Dekan Akademi Tianshen.     

Kala itu, ketika Ye Futian menyatukan Sembilan Dunia Jalur Supremasi, Jian Ao dan yang lainnya tunduk padanya setelah mengalami kekalahan. Namun, ketika Akademi Heavenly Mandate berada dalam bahaya dan dipaksa untuk pergi, Jian Ao memberitahu Puteri Donghuang bahwa mereka dipaksa untuk tunduk dan bukan karena kehendak mereka sendiri; pada akhirnya mereka telah mengkhianati Akademi Heavenly Mandate.     

Setelah itu, mereka kembali ke Dunia Imperial, dan kelompok kultivator yang telah berkhianat itu bergabung dan perlahan-lahan membangun kembali pasukan mereka di Dunia Imperial. Setelah pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi menyelesaikan penjarahan mereka di Sembilan Dunia Jalur Supremasi, mereka pun mengalihkan perhatian mereka ke tempat lain. Jian Ao dan yang lainnya kini kembali menjadi salah satu pasukan kuat di Dunia Imperial.     

Namun akhir-akhir, mereka mendapatkan berita bahwa seseorang sedang membangun kembali Akademi Heavenly Mandate, jadi mereka datang kemari untuk melihatnya secara langsung.     

"Pergilah dan cari tahu dari pasukan mana mereka berasal." Jian Ao berbicara kepada sosok di sebelahnya, dan dalam sekejap, para kultivator dari Akademi Tianshen bergerak ke depan sampai dia tiba di luar Akademi Heavenly Mandate yang telah dibangun kembali. Aura Renhuang tingkat atas dipancarkan dari sosoknya saat dia bertanya dengan suara keras, "Apa yang sedang kalian bangun di sini?"     

Namun, tidak ada seorang pun yang memedulikannya, dan semua orang disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Perlakuan yang diterima olehnya ini membuat kultivator itu mengerutkan keningnya.     

"Jika kau tidak ada urusan lain, silahkan pergi dari sini," seorang kultivator di bagian dalam berbicara dengan tenang sambil memandang pria itu; dia sama sekali tidak memedulikannya.     

Pada saat yang bersamaan, seberkas cahaya spasial muncul di dalam akademi yang telah dibangun kembali itu dan langsung menembus ke atas langit. Itu adalah sebuah matriks teleportasi.     

Cahaya spasial itu tampaknya telah membuka sebuah jalur yang menghubungkan langit dengan Dunia Bawah saat seberkas cahaya suci muncul dan membentuk sebuah pilar cahaya di atas langit.     

"Ini..." Hati para kultivator di Kota Heavenly Mandate berdebar kencang. Sungguh matriks teleportasi yang mengerikan! Lalu, siapa yang baru saja diteleportasi kemari?     

*Whoosh* Cahaya suci mengalir ke bawah, dan sekelompok kultivator kuat muncul di atas langit. Begitu orang-orang ini muncul, semua orang yang menyaksikan dari bagian luar menahan napas secara bersamaan. Aura yang dipancarkan dari para Renhuang ini sangat kuat, dan banyak dari mereka berada di puncak Renhuang Plane.     

Di kejauhan, Jian Ao bisa melihat kedatangan para kultivator itu, dan hatinya tiba-tiba berdebar. Dia melihat banyak wajah yang dikenalnya di sana. Bahkan ada beberapa orang yang dianggap sebagai junior baginya.     

Dou Zhao dari Suku Dou, Xiao Muyu dari Klan Muyu, Yuan Hong dari Klan Yuanyang—mereka semua adalah sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi di masa lalu.     

Terlebih lagi, aura mereka kini menjadi sangat mengerikan.     

Cahaya suci itu masih mengalir ke bawah ketika kelompok kultivator lainnya tiba di sana, dan anggotanya juga didominasi oleh wajah-wajah yang sudah tidak asing lagi. Gu Dongliu termasuk di dalam kelompok ini dan dia memancarkan aura yang jauh lebih kuat.     

Sebuah kekuatan ilahi menekan ke bagian bawah dan menyelimuti area yang luas. Saat melihat wajah-wajah itu, para kultivator yang berada di bagian luar langsung dibuat tercengang oleh mereka.     

Mereka benar-benar kembali kali ini?      

Pada saat ini, seberkas cahaya suci yang sangat menakjubkan turun dari atas langit, dan tidak lama kemudian, muncul satu sosok berpakaian putih dan berambut abu-abu di atas langit. Begitu dia muncul, banyak kultivator senior dari Dunia Heavenly Mandate mematung di tempat masing-masing. Air mata memenuhi mata mereka.     

Dia benar-benar kembali.     

Sosok legendaris dari Dunia Heavenly Mandate ini telah kembali.     

Akan tetapi, wajah Jian Ao dan kelompoknya justru terlihat sangat pucat. Mereka bisa merasakan ketakutan yang luar biasa di dalam diri mereka masing-masing, dan jantung mereka berdegup tak terkendali.     

Mereka berbalik dan berniat untuk kabur. Aura Jalur Agung Spasial bergejolak, dan mereka berharap tidak pernah datang kemari.     

Namun pada saat ini, mereka mendapati bahwa ada beberapa orang yang menghalangi jalan mereka, dan tirai cahaya spasial yang sama telah menyegel area ini, menutup rute melarikan diri bagi Jian Ao.     

Pada saat yang bersamaan, sebuah tekanan yang dahsyat turun dari atas langit dan langsung menyelimuti sosok Jian Ao dan kelompoknya. Pada saat itu juga, sekujur tubuh Jian Ao merinding, dan dia merasa kesulitan untuk bernapas.     

Aura ini sangatlah mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.